Category Archives: Firanda Andirja

Melatih Diri Untuk Selalu Berniat Baik

Ustadz Firanda Andirja, MA, حفظه الله تعالى

Niat baik sangat berperan dalam mengantarkan engkau kepada kebenaran (al-Haq), mendatangkan amal kebaikan, dan sebab datangnya ampunan Allah. Allah berfirman :

وَلَوْ عَلِمَ اللَّهُ فِيهِمْ خَيْرًا لأسْمَعَهُمْ

“Kalau Sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka (pada orang-orang kafir), tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar (untuk tunduk kepada ayat-ayat Allah-pen).” (QS Al-Anfaal : 23)

Maka timbulkanlah niat baik dalam hatimu maka niscaya Allah akan menimbulkan kebaikan pada amalanmu
Allah juga berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِمَنْ فِي أَيْدِيكُمْ مِنَ الأسْرَى إِنْ يَعْلَمِ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ خَيْرًا يُؤْتِكُمْ خَيْرًا مِمَّا أُخِذَ مِنْكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Hai Nabi, Katakanlah kepada tawanan-tawanan (dari kalangan orang kafir-pen) yang ada di tanganmu: “Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu.” dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-Anfaal : 70)

Meskipun orang lain tidak ada yang melihat isi hatimu, yakinlah bahwa Allah melihat dan menilai isi hatimu, serta menyikapimu berdasarkan isi hatimu….

Pujilah Allah

Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه الله تعالى

Seorang ulama berkata :
“Jika seorang hamba diberi anugrah oleh Allah seluruh isi dunia lalu ia mengucapkan “Alhamdulillah” maka sesungguhnya pengilhaman Allah terhadapnya sehingga mengucapkan “Alhamdulillah” merupakan anugrah yang lebih besar daripada anugrah dunia dan seisinya. Karena dunia dan seisinya fana dan akan sirna adapun pahala mengucapkan “Alhamdulillah” akan kekal abadi.”

Dalam hadits : Sesungguhnya Allah meridhoi seorang hamba yang tatkala memakan sebuah suapan lalu ia memuji Allah, dan tatkala meminum suatu tegukan iapun memuji Allah….
Karenanya Pujilah Allah dalam setiap kondisi, dalam setiap kenikmatan…

Dalil Sholat Arba’in, Apakah Hadits-nya Shahiih?

Ustadz Firanda Andirja, MA, حفظه الله تعالى

Istilah “Sholat Arba’in” merupakan istilah yang sangat dikenal oleh para jama’ah haji Indonesia. Para jama’ah haji yang hanya diberi kesempatan 8 hari di Kota Suci Madinah benar-benar berusaha keras untuk bisa sholat selama 40 waktu di masjid Nabawi. Ini artinya tidak boleh ada 1 waktu sholatpun yang ketinggalan, karena waktu yang ada hanya 8 hari.

Bagaimana penjelasan hadits yang dipakai sebagai landasan hukum sholat arba’in ?

Silahkan baca pembahasan lengkapnya yang ditulis oleh Ustadz Firanda Andirja, MA, حفظه الله تعالى

http://firanda.com/index.php/artikel/fiqh/777-sholat-arba-in-di-masjid-nabawi

Belajar…

Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه الله تعالى

Belajar biasa bersyukur dalam kekurangan…

Sungguh indah perkataan ini akan tetapi sulit dilaksanakan :
“Ketika bersyukur tak akan merasa sedih & kekurangan, tapi ketika kemu mengeluh, akan bertambah kesusahan”

Perampok Jadi Mujahid

Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه الله تعالى

Al-Imam Ibnu Jarir rahimauhullah meriwayatkan bahwasanya ‘Ali Al-Asadi telah membuat kerusakan, membuat para penempuh jalan ketakutan dan telah menumpahkan darah dan merampok. Maka iapun menjadi buronan para penguasa dan juga rakyat, akan tetapi ia tidak mau menyerahkan diri, dan mereka tidak mampu pula untuk menangkapnya. Hingga akhirnya iapun datang dalam keadaan bertaubat. Hal ini disebabkan ia mendengar seseorang membaca firman Allah :

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Az-Zumar : 53)

Lalu ‘Ali Al-Asadi pun berhenti di hadapan lelaki tersebut dan berkata, “Ulangi kembali bacaan ayat ini !”. Lalu lelaki tersebut mengulangi kembali bacaannya, maka Ali pun menyarungkan pedangnya lalu datang dalam kondisi bertaubat.

Iapun masuk ke kota Madinah di waktu sahur (sebelum subuh), lalu mandi, kemudian mendatangi mesjid Nabawi lalu sholat subuh. Setelah itu iapun duduk di dekat Abu Huroiroh radhiallahu ‘anhu, ia duduk di kerumunan para sahabat Abu Huroiroh. Tatkala matahari menguning maka orang-orangpun mengenalnya lalu merekapun berdiri menuju ke arahnya. Ali pun segera berkata, “Kalian tidak bisa menangkapku karena aku telah datang dalam keadaan bertaubat sebelum kalian berhasil menangkapku”. Abu Huroiroh berkata, “Ia telah benar”. Abu Huroiroh lalu menggandeng tangan Ali Al-Asadi hingga membawanya ke Marwan bin Al-Hakam –yang merupakan gubernur kota Madinah di zaman kekhalifahan Mu’aawiyah bin Abi Sufyan-. Lalu Abu Huroiroh berkata kepada Marwan, “Ini si Ali telah datang dalam keadaan bertaubat, dan tidak ada jalan bagi kalian untuk menghukumnya atau membunuhnya.” Akhirnya Ali pun dibiarkan dan tidak dihukum sama sekali.

Lalu Ali pun keluar dalam keadaan bertaubat dan berjihad di jalan Allah dalam peperangan di lautan. Pasukan kaum muslimin bertemu dengan pasukan Romawi, lalu kaum muslimin mendekatkan kapal Ali ke salah satu kapal pasukan Romawi, lalu beliaupun melompat ke kapal mereka dan merusak salah satu sisi kapal mereka hingga kapal mereka miring dan akhirnya merekapun seluruhnya tenggelam bersama beliau rahimahullah” (Tafsir Ibnu Katsiir 3/102-103 pada tafsir surat Al-Maadiah ayat 32-34)

Akibat Mengejek!!

Ustadz Firanda Andirja, Lc, MA, حفظه الله تعالى

Ibnu Rojab Al-Hanbali berkata :

ولمَّا ركب ابنَ سيرين الدَّيْنُ وحُبس به قال: “إني أعرف الذنبَ الَّذِي أصابني هذا، عيَّرت رجلاً منذ أربعين سنة فقلت له: يا مُفلس

“Tatkala Ibnu Sirin rahimahullah dililit oleh hutang dan dipenjara karena hutang tersebut, ia berkata : “Sungguh aku mengetahui dosa yang menjadikan aku ditimpa musibah ini. Aku telah mengejek seseorang empat puluh tahun yang lalu, aku berkata kepadanya : “Wahai si bangkrut” (Majmu’ Rosaail Ibni Rojab 2/413)

Ibnu Sirin adalah ulamanya para tabi’in, tatkala pernyataan Ibnu Sirin di atas disampaikan kepada Abu Sulaiman, maka Abu Sulaiman berkata :

قَلَّتْ ذنوبهم فعرفوا من أين أتوا، وكثرت ذنوبنا فلم نعرف من أين نؤتى
“Dosa-dosa mereka sedikit maka merekapun sadar dan tahu darimana (karena dosa yang mana) sehingga musibah mendatangi mereka. Dan dosa-dosa kita banyak sehingga kita tidak tahu sebab dosa yang mana kita terkena musibah” (Majmu’ Rosaail Ibni Rojab 1/364).

Hati-hati dengan dosa-dosa, terutama dosa yang berkaitan dengan orang lain, meskipun terkadang kita anggap sepele. Diantaranya dosa mengejek atau merendahkan orang lain, bisa jadi suatu saat kitalah yang termakan ejekan kita.

Jika Wuquf Di Arofah Jatuh Pada Hari Jum’at?

Ustadz Firanda Andirja, Lc, MA, حفظه الله تعالى

Sebagian jema’ah haji menyangka bahwasanya haji yang wuquf di Arofahnya bertepatan dengan hari jum’at maka pahalanya seperti 70 kali haji.

Persangkaan ini tidaklah tepat, karena tidak ada dalil yang menunjukkan akan hal ini. Adapun hadits yang sering dijadikan sandaran oleh masyarakat adalah sebuah hadits yang batil yang tidak ada asalnya, yaitu :

أَفْضَلُ الأَيَّامِ يَوْمُ عَرَفَةَ إِذَا وَافَقَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ ، وَهُوَ أَفْضَلُ مِنْ سَبْعِيْنَ حَجَّةً فِي غِيْرِ جُمْعَةٍ

“Sebaik-baik hari adalah hari Arofah jika bertepatan pada hari jum’at, dan ia lebih baik daripada 70 haji yang tidak bertepatan hari Arofahnya dengan hari jum’at”

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :

وَأَمّا مَا اسْتَفَاضَ عَلَى أَلْسِنَةِ الْعَوَامّ بِأَنّهَا تَعْدِلُ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ حَجّةً فَبَاطِلٌ لَا أَصْلَ لَهُ عَنْ رَسُولِ اللّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ وَلَا عَنْ أَحَدٍ مِنْ الصّحَابَةِ وَالتّابِعِينَ وَاَللّهُ أَعْلَمُ

“Adapun apa yang sering diucapkan oleh orang-orang awam bahwasanya jika jika hari Arofah bertepatan dengan hari jum’at maka nilainya seperti 72 haji maka merupakan perkara yang batil, tidak ada asalnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak pula dari seorangpun dari para sahabat dan para tabi’in, wallahu a’lam” (Zaadul Ma’aad 1/57)

Silahkan baca pembahasan lengkapnya berikut ini :

http://firanda.com/index.php/artikel/fiqh/774-jika-wuquf-di-arofah-jatuh-pada-hari-jum-at

Baarakallahu fiikum.

Apa Yang Mau Kau Banggakan ?

Ustadz Firanda Andirja, Lc, MA, حفظه الله تعالى

Apa yang mau kau banggakan sementara engkau akan menjadi bangkai yang dipendam dalam kuburan…

Abul ‘Atahiyah berkata :

يَاعَجَباً لِلنَّاسِ لَوْ فَكَّرُوا .. وَحَاسَبُوا أَنْفَسَهُمْ أَبْصَرُوا
“Duhai sungguh mengherankan kondisi para manusia, jika mereka merenungkan dan menghisab diri mereka, tentulah mereka akan mengetahui…

عَجِبْتُ لِلإنْسَانِ فِي فَخْرِِهِ .. وَهُوَ غَداً فِي قَبْرِهِ يُقْبَرُ
Sungguh menakjubkan seorang manusia tatkala sedang berbangga/sombong…
Padahal dia esok hari dikuburkan dalam kuburannya…

مَا بَالُ مَنْ أَوَّلُهُ نُطْفَةٌ .. وَجِيْفَةٌ آخِرُهُ، يَفْجُرُ
Kenapa orang yang awalnya adalah mani dan akhirnya adalah bangkai berani berbuat kemaksiatan (dengan kesombongannya, dll) ?..”

Terima Kasih Banyak Wahai Musuh-Musuhku…

Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه الله تعالى

Seorang da’i berkata :
“Apakah yang harus aku katakan kepada kalian wahai musuh-musuhku… Sungguh rasa gembira yang keluar dari lubuk hatiku yang paling dalam…

Kalian telah benar-benar membantuku di dunia dan terlebih-lebih di akhirat…

Di akhirat kelak… kalian akan memikul banyak bebanku yang berat…padahal kalian sendiri benar-benar dalam keadaan lemah…sungguh ini merupakan kebaikan yang tiada bandingannya…

Kalian telah menghadiahkan kepadaku pahala-pahala amal kebajikan kalian kepadaku, di saat kalian benar-benar sangat membutuhkannya….sungguh kebaikan yang tiada tara…

Wahai kalian yang menggibahku…yang memakan hartaku…yang merendahkan harga diriku…yang berdusta atas namaku…yang hobi mencari-cari kesalahanku…sungguh kalian telah berbuat kebaikan yang tiada tara bagiku…, teruskanlah perjuangan kalian menzolimiku…sungguh aku sangat butuh dengan hadiah kalian pada hari kiamat kelak…

Aku sangat butuh –pemberian- kalian untuk memperberat timbangan kebaikanku…

Sungguh betapa bahagianya aku tatkala aku tahu bahwasanya aku tidak bisa meraih tempat yang sangat mulia hanya sekedar mengandalkan amal kebajikanku?, akan tetapi berkat hadiah kalian akupun bisa meraih kedudukan mulia tersebut…. karenanya jangan ragu-ragu untuk meneruskan perjuangan kalian menjatuhkan aku…!!!

Rasulullah bersabda,

أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوْا الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكاَةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

“Tahukah kalian apa yang disebut dengan orang yang bangkrut?”, mereka (para sahabat) berkata, “Orang bangkrut yang ada diantara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki barang dagangan.” Rasulullah berkata, “Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan sholat, puasa, dan zakat. Dia datang dan telah mencela si fulan, telah menuduh si fulan (dengan tuduhan yang tidak benar), telah memakan harta si fulan, telah menumpahkan darah si fulan, dan telah memukul si fulan. Maka diambillah kebaikan-kebaikannya dan diberikan kepada si fulan dan si fulan. Jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum cukup untuk menebus kesalahan-kesalahannya maka diambillah kesalahan-kesalahan mereka (yang telah ia dzolimi) kemudian dipikulkan kepadanya lalu iapun dilemparkan ke neraka” (HR Muslim no 2581)

Dikatakan kepada Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah bahwasanya si fulan telah mengghibahmu. Maka beliaupun mengirim sepiring makanan yang manis kepada orang yang telah mengghibahnya tersebut lalu berkata kepadanya, “Telah sampai kabar kepadaku bahwasanya engkau telah menghadiahkan (pahala) kebaikan-kebaikanmu kepadaku maka aku ingin membalas kebaikanmu tersebut” (Wafayaatul A’yaan 2/71)

Seorang penyair berkata:

يُشَارِكُ لَكَ الْمُغْتَابُ فِي حَسَنَاتِهِ وَيُعْطِيْكَ أَجْرَ صَوْمِهِ وَصَلاَتِهِ
فَكَافِهِ بِالْحُسْنَى وَقُلْ رَبِّ جَازِهِ بِخَبْرٍ وَكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ
فَيَا أَيُّهَا الْمُغْتَابُ زِدْنِي فَإِنْ بَقِيَ ثَوَابُ صَلاَةٍ أَوْ زَكاَةٍ فَهَاتِهِ

“Orang yang mengghibahmu menyertakan engkau dalam kepemilikan kebaikan-kebaikannya
Dan ia menghadiahkan kepadamu pahala puasa dan sholatnya
Maka hendaklah engkau membalasnya dengan kebaikan dan katakanlah, “Wahai Tuhanku balaslah dia dengan kebaikan dan hapuslah dosa-dosanya”

Wahai orang yang menggibahku tambahlah hadiahmu kepadaku…
Jika masih tersisa pahala solatmu dan zakatmu maka berikanlah kepadaku.

Paling Dicintai Oleh Allah Namun Paling Diuji Dengan Kesedihan

Hasan Al-Bashri rohimahullah berkata :

كَانَ مُنْذُ فَارَقَ يُوسُفُ يَعْقُوبَ إِلَى أن التقيا، ثمانون سنة، لم يفارق في الْحُزْنُ قَلْبَهُ، وَدُمُوعُهُ تَجْرِي عَلَى خَدَّيْهِ، وَمَا عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ عَبَدٌ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ يَعْقُوبَ .

“Selama 80 tahun Nabi Ya’qub berpisah dengan Nabi Yusuf hingga mereka bertemu kembali, kesedihan tidak pernah terlepas dari hati Ya’qub, sementara air mata beliau mengalir ke kedua pipi beliau. Padahal beliau orang yang paling dicintai oleh Allah di atas muka bumi (tatkala itu)..” (Tafsir Ibnu Katsir 4/413)

Jika antum sering mengalami kesedihan.. janganlah suudzon kepada Allah.. siapa tahu antum dicintai oleh Allah..

Jangan berputus asa bagaimanapun juga, sebagaimana Nabi Ya’qub yang selalu berharap Allah mengembalikan Nabi Yusuf kepadanya. Dan setelah 80 tahun.. Allah-pun mengabulkan dan mempertemukan mereka kembali.

Ustadz Firanda Andirja, حفظه الله تعالى