Berharta Atau Tidak Berharta Semuanya Adalah Ujian

Al Hasan al Bashri rohimahullahu Ta’ala mengatakan,

لو شاء الله عز وجل لجعلكم أغنياء لا فقير فيكم، ولو شاء لجعلكم فقراء لا غني فيكم، ولكن ابتلى بعضكم ببعض لينظر كيف تعملون، ثم دل عباده  على مكارم الأخلاق.

Jikalau Allah ‘azza wa jalla menghendaki, Dia akan menjadikan kalian semuanya sebagai orang kaya, tidak ada seorangpun yang miskin di antara kalian.

Dan jikalau Allah ‘azza wa jalla menghendaki, Dia akan menjadikan kalian semua sebagai orang miskin, tidak ada seorangpun yang kaya di antara kalian.

Namun, Allah ‘azza wa jalla ingin menguji sebagian kalian dengan sebagian yang lain, agar Dia melihat apa yang kalian lakukan. Dan Allah ‘azza wa jalla membimbing hamba-Nya kepada akhlak yang mulia.

Allah ‘Azza wa jalla berfirman,

{وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ}

“Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr : 9)

كنا نعد البخيل منا الذي يقرض أخاه الدرهم، إذ كنا نعامل بالمشاركة والأيثار،والله لقد كان أحد من رأيت، وصحبت، يشق إزاره فيؤثر أخاه…

Adalah kami dahulu menganggap bahwa orang yang pelit di antara kami ialah orang yang meminjamkan satu dirham kepada saudaranya (setelah diminta pinjaman dan menghitungnya sebagai pinjaman yang harus dikembalikan, pent).

Sebab, dahulu kami bergaul di tengah masyarakat dengan saling berserikat serta mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.

Demi Allah, sungguh salah seorang yang pernah aku lihat dan berteman dengannya, rela membagi sarungnya menjadi dua bagian untuk diberikan salah satu potongan kainnya kepada saudaranya.

(Mawa’izh al-Hasan al-Bashri – 65/66)

Ketika Hati Menjadi Lalai Dalam Ibadah

Syaikh Al Utsaimin rohimahullah berkata,

Setiap kali hatimu lalai dan tenggelam dalam kehidupan dunia, keluarlah engkau menuju kuburan, dan renungkanlah keadaan mereka (penghuni kubur).

Kemarin mereka seperti dirimu berada di atas bumi .. mereka makan, minum dan bersenang-senang, dan sekarang kemana mereka pergi..?!

Mereka saat ini sedang tergadaikan dengan amalan amalan mereka .. tidak ada yang dapat memberi manfaat bagi mereka melainkan hanya amal ibadah mereka saja.

(Syarah Riyadhush Sholihin 3/473)

Hakekat Harta

Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin rohimahullah berkata,

المال سوف يزول عنك أو تزول عنه، لا يمكن أن يخلد لك ولا يمكن أن تخلد له بل لا بد من المفارقة، إما منك أو من المال، وحينئذ فما مقتضى العقل السليم، أن يجعله الإنسان وسيلة،

Harta itu akan meninggalkanmu atau engkau yang akan meninggalkannya.

Tidak mungkin harta itu akan kekal untukmu atau engkau akan kekal karenanya. Bahkan, pasti akan terjadi perpisahan .. adakalanya (perpisahan itu) darimu atau dari harta tersebut.

Maka dari itu, seorang yang memiliki akal yang sehat akan menjadikan hartanya sebagai sarana (untuk ketaatan kepada Allah).

(Majmu’ al-Fatawaa – 7/330)

Diantara Adab Berteman

Ibnu Hazm rohimahullah berkata,

Janganlah engkau menyampaikan kepada temanmu sesuatu yang dapat menyakitinya dan yang tidak ada manfaat untuk diketahui, karena ini adalah perbuatan orang rendahan.

Dan jangan pula engkau menyembunyikan sesuatu yang dapat berakibat buruk ketika ia tidak mengetahuinya, karena ini adalah perbuatan orang yang tercela.

(Al Akhlaq was Siyar – 47)

Sanksi Maksiat

Ibnul Jauzi rohimahullah berkata,

“Sanksi maksiat yang paling berat adalah :
– dicabutnya keimanan,
– hilangnya kelezatan ibadah,
– melupakan Alqur’an, dan
– melalaikan istighfar

Dan sanksi yang paling ringan adalah yang menimpa badan di dunia..”

(Dzammul Hawa – 210)

Sanksi yang menimpa badan dapat menggugurkan dosa..

Sedangkan sanksi dicabutnya keimanan semakin membuat seorang hamba berbuat maksiat dan memperberat dosanya..

Penulis,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Berpikir Dahulu Sebelum Berbicara

Ibnu Hibban rohimahullah berkata,

Lisan seorang yang berakal berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia hendak berbicara, maka dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya.

Apabila perkataan tersebut bermanfaat bagi dirinya, maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat, maka dia akan diam.

Adapun orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya. Dia akan berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya.

Seseorang yang tidak bisa menjaga lidahnya berarti tidak paham terhadap agamanya.

(Roudhotul ‘Uqola hal. 49)

Dua Kunci Surga

2 Kunci Surga: Taqwa dan Akhlak Mulia

=====

Dari Abu Hurairah -rodhiallahu ‘anhu-: Rosulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah ditanya tentang amalan yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga, maka beliau menjawab: “TAQWA kepada Allah dan AKHLAK yang mulia..” [HR. At-Tirmidzi: 2004, hasan].

Dan dengan dua amalan ini, seseorang akan dicintai, baik oleh Allah maupun oleh manusia.

Ibnul Qoyyim -rohimahullah- mengatakan:

“Nabi -shollallahu ‘alaihi wasallam- menggabungkan antara taqwa kepada Allah dan akhlak yang baik, karena :
– TAQWA kepada Allah memperbaiki hubungan antara hamba dengan Tuhannya, sedangkan
– AKHLAK yang baik memperbaiki hubungan antara seseorang dengan sesama makhluk.

Maka, taqwa kepada Allah menyebabkan kecintaan Allah kepadanya, dan akhlak yang baik mengundang kecintaan (makhluk) kepadanya..” [Al-Fawaid 54].

Sebagian orang hanya mementingkan sisi ibadah kepada Allah tanpa melihat sisi akhlak kepada manusia .. sebagian lagi hanya mementingkan sisi akhlak kepada manusia tanpa melihat sisi ibadah kepada Allah .. padahal Nabi -shollallahu ‘alaihi wasallam- mengajak kita untuk memperhatikan dua-duanya.

Semoga Allah memudahkan kita untuk mengumpulkan dua-duanya, amin.

Penulis,
Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى

=====
Do’a memohon perlindungan Allah dari akhlak yang buruk.

Tiga Hadiah Yang Tidak Boleh Ditolak

Dari Abdullah bin Umar rodhiyallahu ‘anhumaa, Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

ثلاثٌ لا تُرَدُّ: الوسائدُ، والدُّهنُ، واللَّبنُ “

Tiga pemberian yang tidak boleh ditolak : bantal, minyak wangi (parfum) dan susu.

(HR. At-Tirmidzi no. 2790)
di hasankan oleh Syaikh al-Albani

Menebar Cahaya Sunnah