Category Archives: Abu Ya’la Kurnaedi

Memilih Pasangan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك

“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus dinnya, kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari : 5090, Muslim : 1466)

🌸 Wanita yang bagus agamanya akan membantu pasangannya untuk menjalani ketaatan kepada Allah, bagus dalam mendidik anak-anaknya, bisa menjaga dirinya ketika pasangannya tidak berada disampingnya, diapun bisa menjaga harta dan rumahnya, berbeda dengan wanita yang kurang agamanya bisa jadi dapat memudharatkannya dikemudian hari…

🌸 Sebagian orang berkata : saya menikahi wanita yang kurang agamanya semoga Allah memberikan hidayah dengan tanganku, maka kami katakan padanya : kita tidak diberi beban ( taklif ) untuk masa yang akan datang, masa akan datang kita tidak tahu, bisa jadi ketika engkau menikahinya dengan maksud agar Allah memberikan hidayah kepadanya dengan tanganmu, malah justru si wanita itu yang mengubahmu, sehingga engkau menjadi celaka karenanya…

🌸 Begitu juga sebaliknya (untuk wanita) ketika datang kepadanya laki-laki fasik, kemudian mereka berkata : semoga Allah memberikan hidayah kepadanya, yang lebih buruk lagi si laki-laki yang tidak shalat…

🌸 Ketahuilah bahwa kita tidak dibebani dengan hal mustaqbal (masa yang akan datang), taklif yang kita hadapi sekarang, karena bisa jadi laki-laki yang anda kira bisa berubah menjadi baik justru menyesatkan putrimu, karena laki-laki itu sifatnya menguasai wanita, berapa banyak wanita yang baik kemudian menikah dengan laki-laki yang anda kira baik, punya agama baik, setelah tahu ternyata kurang agamanya, kemudian wanita tersebut hidup dalam ketidaknyamanan, mengeluhkan keadaannya, bahkan ia ingin lari darinya menyelamatkan agamanya, walaupun ia memiliki banyak harta, oleh karena itu berhati-hatilah dalam masalah ini, baik pihak laki-laki, demikian juga pihak wanita…”

(lihat penjelasan Syekh Muhammad bin Shalih ‘Utsaimin di kitab AsSyarhul mumti’ : 12 / 13-14 )

Nasehat Allah ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wassalam diatas seluruh nasehat..

Baarakallahu Fiikum

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi Lc, حفظه الله تعالى

#COVID_19 : Bisa Jadi Pada Wabah Ini Banyak Kebaikan

Syekh Shalih Al-Ushaimiy حفظه الله تعالى berkata,

“Berbahagialah dan jangan bersedih, karena bisa jadi Allah menjadikan pada wabah corona ini banyak kebaikan, Allah ta’ala berfirman :

فَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

“(Maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” QS An-Nisa : 19

Dan diantara kebaikannya yang paling besar yang kita rasa adalah menguatkan ubudiyah kita kepada Allah dan mempererat hubungan salah satu diantara kita dengan rumahnya yang ia pimpin..”

Dialih-bahasakan oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi Lc, حفظه الله تعالى

JANGAN LEWATKAN YANG BERIKUT INI:
Kumpulan Artikel Terkait Covid-19

 

Alangkah Mulianya…

Alangkah mulianya istri sholihah…

Ia tidak bangga dengan dompet suaminya yang tebal, atau kartu ATM nya yang penuh terisi angka kalau bukan dari yang halal…

Ia lebih ridho dan qona’ah dengan pemberian suaminya yang halal walaupun seadanya…

Kehalalan mendatangkan ketentraman, keberkahan dan ridho Allah..
Yang haram selain mendatangkan murka Allah, iapun mendatangkan kesusahan batin dan jasmani…

Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi Lc,  حفظه الله تعالى

da300416-2035

Tidakkah Mengherankan..?

Abu Ja’far bin Sinan rohimahullah berkata,

أنت تبغض العاصي بذنب واحد تظنه، ولا تبغض نفسك ما تتيقنه من ذنوبك

“Engkau membenci seorang yang melakukan maksiat karena sebuah maksiat yang engkau kira, sedangkan engkau tidak membenci dirimu sendiri yang engkau yakin banyak berbuat dosa..”

[ Thobaqot al-Awliya, hal : 44 ]

Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

Mutiara Nasehat…

Nasehat Syekh Ibnu ‘Utsaimin, rohimahullah :

“..Sibukkanlah diri anda dengan aib-aib anda (sendiri), sucikan diri anda darinya semampunya, wajib atas anda dengan diri anda secara khusus, karena seseorang yang SIBUK dengan aib-aib manusia (orang lain) ia akan LELAH..

Semoga kita mampu mengamalkan nasehat beliau…

Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi Lc,  حفظه الله تعالى

 

da2407162026

Tak Bisa Membedakan…

Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah -rohimahullah- berkata :

” Keumuman ahlul bid’ah tidak dapat membedakan antara hadits yang shohih dengan yang tidak shohih, tetapi menurut mereka kebenaran itu yang sesuai dengan ro’yu dan hawa nafsu mereka “

Diterjemahkan oleh :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi Lc, حفظه الله تعالى

12494690_213557262365595_2173975630455450926_n

da0304162051

Yang Paling Berjasa

Sehebat apapun anda…
Sekuat apapun anda…
Setinggi apapun jabatan anda…
Setenar apapun anda…
Sekaya apapun anda…

Ingatlah – ba’dallah – ada yang paling berjasa bagi anda…
Dia yang sering mengingat anda yang mungkin anda lupa…
Dia yang merindukan kehadiran anda yang mungkin anda tidak tidak menyadarinya…

Robb kita mewasiatkan untuk berbuat baik kepadanya…
Dia sedang menunggu anda, ya sedang menunggu…
Dialah Ibumu… ya Ibumu…
Tanggalkan seluruh keangkuhan…
Datangilah ia, raihlah surga Allah dengan perantaraannya…
Patahkan kayu kesibukan yang selalu menghalangi anda untuk bertemu melihat wajahnya, lihatlah dia semakin tua, dan semakin lemah, sampai kapan anda sibuk…

Datangilah sebelum terlambat…
Berbaktilah sebelum menyesal, dengan penyesalan yang tidak berujung…
Dalam berbakti ada kebahagiaan…
Durhaka menimbulkan kesengsaraan dan kehinaan…

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi Lc, حفظه الله تعالى.

* kata ba’dallah meliputi sesudah Allah dan Rosul-Nya.

da2803162032

Cinta Yang Benar

Kecintaan yang benar dari seorang muslim kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu bagaimana..?

PERTAMA, DIRASAKAN DI HATI

Seorang yang beriman betul-betul merasa dari hatinya, dia mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang beriman, dia beramal siang dan malam agar bisa bersama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kelak di surga yang penuh dengan kenikmatan. Inilah cinta yang benar. Kemudian kecintaan yang ada didalam hati ini akan tampak pada anggota badan dalam perbuatan.

Orang yang jujur dalam cintanya, dia akan mengikuti sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berjalan dengan manhaj Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّـهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّـهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّـهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali-Imran[3]: 31)

Ayat inilah yang disebut oleh ulama dengan Ayatul Mihnah (ayat ujian). Yaitu menguji mereka yang mengucapkan “Aku cinta Allah.” Jika cintanya benar dengan dibuktikan dengan mengikuti sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan dengan mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, minimal mendapatkan dua keutamaan. Yaitu mendapatkan cinta Allah dan mendapatkan ampunan.

Cinta kepada Allah adalah pokoknya, sedangkan mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah cabang. Orang yang mencintai Allah, dia akan mencintai RasulNya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang mencintai Allah, dia akan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia akan meniti jalannya dan manhajnya. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyeru manusia kejalan yang lurus. Dan memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

…وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

“…Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-Syura[42]: 52)

KEDUA, SURI TAULADAN

Cinta yang benar adalah menjadikan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai contoh untuk dirinya. Kalau hanya mengatakan, “Aku cinta Nabi”, kemudian tidak mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka cintanya adalah cinta palsu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّـهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّـهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّـهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab[33]: 21)

Perhatikanlah wahai umat Islam, keadaan para pemuda dan pemudi kita, perhatikan juga rumah-rumah kita, kita dapati kita mengambil contoh dari orang-orang kafir. Kita meniru mereka dalam penampilan kita, begitupun dalam makan, dalam perdagangan kita, bahkan cara berbicara kita, kita lebih memilih mencontoh orang-orang kafir dari pada mencontoh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu mari kita perbaiki keadaan kita. Hendaknya kalau kita cinta kepada Rasul, kita jadikan Rasul sebagai suri tauladan kita.

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى.