Category Archives: Abu Ya’la Kurnaedi

Kebaikan Tidak Berhenti Dengan Berlalunya Ramadhan

Allah yang kita beribadah kepada-Nya di bulan Ramadhan, juga kita tetap beribadah kepada-Nya di selain Ramadhan.
Kita diperintahkan oleh Allah agar terus beribadah sampai ajal menjemput kita.

Allah ta’ala berfirman:

و اعبد ربك حتى يأتيك اليقين

“Dan Sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu..” (QS. Al-Hijr: 99)

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

Ibadah Takbir

Diantara ibadah yang disyariatkan di penghujung Ramadhan adalah melafalkan bacaan takbir, dalam rangka mengagungkan Allah ta’ala.

Allah ta’ala berfirman:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur..” (QS. al-Baqarah: 185).

Takbir merupakan perintah Allah ta’ala, oleh karenanya ketika kita bertakbir, kita hadirkan dalam hati kita bahwa ini merupakan perintah-Nya, Allah maha besar, lebih besar dari apapun.

Diantara bacaan takbir:

الله أكبر الله أكبر ، لا إله إلا الله، والله أكبر الله أكبر و لله الحمد.

Syekh Muhammad bin Shalih Utsaimin rahimahullah berkata:

“Waktu Takbir dimulai dari terbenamnya matahari pada malam ‘id, atau sejak diumumkan penetapan bulan syawal, jika penetapan bulan syawal telah diumumkan, maka dimulailah takbir sampai imam hadir untuk shalat ‘id, inilah waktunya, melafalkan bacaan takbir di pasar, Masjid dan di rumah, laki-laki dengan suara keras sedangkan perempuan melafalkan takbir dengan suara sir..”

(Durus wa fatawa min al-haramain as-syarifain: 8/ 441).

Semoga kita dapat mengagungkan Allah ta’ala dengan sebenar-benar pengagungan, aamiiin

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

Lailatul Qadar Tidak Harus Di Malam Ke Duapuluh Tujuh

Sebagian manusia menyangka bahwa lailatul qadar itu malam ke duapuluh tujuh, ini tidak benar, lailatul qadar berpindah-pindah dari satu malam ke malam yang lainnya di 10 Malam terakhir bulan Ramadhan, bisa jadi 27 atau 29 atau 25 atau 23, bisa jadi juga di sebagiannya 24, atau 26 atau 28 atau bahkan bisa jadi malam ke 30 jika Ramadhannya genap 30 hari.

Syeikh Muhammad bin Shalih Utsaimin rohimahullah berkata:

“kita lihat bagaimana keyakinan ini dapat memudhorotkan orang yang meyakininya, orang-orang yang meyakini bahwa lailatul qadar adalah malam ke 27 mereka bersungguh-sungguh rajin beramal shaleh padanya, dan di malam-malam yang lainnya tidak rajin beramal, seakan-akan dia melipat lantai ramadhan ketika telah selesai dari malam ke 27, anda pun tidak melihatnya melakukan amalan seperti yang dia lakukan sebelumnya..

tidak diragukan lagi bahwa ini merupakan kesalahan, merupakan hal yang jauh dari apa-apa yang ditunjuki oleh Sunah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam..”

(Durus wa fatawa min al-haramain as-syarifain: 8/590).

Semoga Allah memberikan taufiknya untuk menggapai lailatul qadar,  aamiin

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

20 RAMADHAN 1442

HARI-HARI YANG SANGAT ISTIMEWA

10 hari terakhir Ramadhan merupakan hari-hari yang sangat istimewa, malam-malamnya lebih baik dari malam apapun di selain Ramadhan, karena ada satu malam yang sangat spesial yaitu LAILATUL QADAR…

Yang dilakukan Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam di malam-malam ini adalah:

1️⃣ Mengencangkan sarungnya (memisahkan diri dari istri / lebih bersungguh-sungguh dalam ibadah).
2️⃣ Menghidupkan malamnya.
3️⃣ Membangunkan keluarganya.

عن عائشة رضي الله عنها قالت: كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر شد مئزره و أحيى ليله و وأيقظ أهله.

Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘anha “Apabila Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya..” (HR. Bukhari: 2024 dan Muslim:1174).

Semoga Allah menganugerahkan taufiq-Nya kepada kita semua kepada apa yang dicintai dan diridhai-Nya, aamiin..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

MUTIARA SALAF : Berpuasa Tetapi Makan Bangkai Saudaranya

Syekh Muhammad bin Shalih ‘Utsaimin rohimahullah berkata:

“… و ما أكثر الذين ليس لهم من صومهم إلا الجوع و الظمأ، و ما أكثر الذين يصومون عما أحل الله و لكنهم ينتهكون ما حرم الله، من ذلك مثلا الغيبة، فإن من الناس من يصوم عن الأكل و الشرب و النكاح، ولكنه يأكل لحوم الناس، يصوم عن الشيئ الحلال و يأكل الشيئ الحرام، و الغيبة من كبائر الذنوب، قال الله تعالى: ( و لا يغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه ) [ الحجرات: ١٢ ] و لا سيما إذا كانت غيبة أولي الأمر من العلماء و الأمراء…”

” … alangkah banyaknya orang-orang yang tidak mendapatkan dari puasa melainkan rasa lapar dan haus, alangkah banyaknya orang-orang yang mampu menahan diri dari yang dihalalkan Allah akan tetapi melakukan apa yang Allah haramkan, diantara hal tersebut contohnya adalah ghibah ( menggunjing )..

sungguh ada diantara manusia yang puasa dari makan, minum, dan nikah, akan tetapi dia memakan daging manusia, puasa dari yang halal dan dia makan sesuatu yang haram, ghibah merupakan dosa besar, Allah ta’ala berfirman:

“dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati..? Tentu kamu merasa jijik..” [Surat Al-Hujurat 12]

apalagi jika mengghibahi ulil amri, dari kalangan ulama dan umara (pemimpin), maka itu lebih dahsyat dan lebih besar lagi…”

( Durus wa fataawa minal haramain as-syarifain, Syekh Muhammad bin Shalih ‘Utsaimin rohimahullah: 8/257 ).

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, aamiin..

Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL

Dahsyatnya Sedekah

Diantara keutamaan sedekah sunnah adalah penyebab selamatnya seorang muslim dari panasnya hari kiamat dan penyebab mendapatkan naungan dari Allah pada hari kiamat.

Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

(( كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفصل بَيْنَ النَّاسِ ))

“Setiap manusia akan berada di bawah naungan sedekahnya sampai perkara-perkara manusia diputuskan (pada hari kiamat kelak)..“
(HR. Ibnu Hibban: 3310, Dishohihkan oleh Syaikh al-Albaniy dalam Shohih Targhib wa tarhib: 1/523)

⚉ Makna dari “dibawah naungan sedekah” adalah orang bersedekah dijaga (dilindungi) oleh Allah karena sedekahnya, bisa jadi maknanya naungan secara hakikiy, yakni sedekahnya dijadikan seperti naungan diatas kepalanya, Allah Maha mampu untuk menjadikan sesuatu yang sifatnya maknawiy menjadi suatu yang inderawiy.

⚉ Ada hadits Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam yang menjelaskan pada kita bahwa surat Al-Baqarah dan Ali Imran akan datang pada hari kiamat menjadi dua awan, atau dua kelompok burung yang membela orang yang membaca dua surat tersebut, sebagaimana dalam hadits Muslim no. 804.

⚉ Syaikh Muhammad bin Shalih ‘Utsaimin Rohimahullah berkata :
“Seseorang telah bercerita kepadaku ketika aku masih kecil, dulu ia seorang yang bakhil, ia tidak mengizinkan istrinya untuk bersedekah dari hartanya..

(pada suatu saat) ia tidur dan bermimpi seakan-akan berada di hari kiamat, matahari dekat dengan manusia, dan manusia banyak, mereka berada dalam kesusahan, kemudian datanglah kepadanya seperti sebuah kain yang menaunginya.. tetapi ada 3 celah (lobang) yang cahaya matahari masuk menerobos lewat tiga lobang itu, iapun melihat sesuatu yang menyerupai kurma kemudian menutupi lobang-lobang tersebut, iapun terbangun dari mimpinya, kemudian ia ceritakan mimpinya tersebut kepada istrinya, ia menuturkan: “aku melihat begini dan begitu..”

Istrinya berkata: “iya, apa yang engkau lihat itu benar adanya.. telah datang seorang yang fakir kepadaku, akupun memberinya pakaian sebagai sedekah, dan setelah itu datang lagi seorang fakir kemudian akupun memberinya 3 buah butir kurma..” Subhanallah, pakaian (yang disedekahkan) adalah kain itu, dan kurma-kurma itu datang menutupi lobang-lobang yang ada pada pakaian tersebut..”

[ Fathu Dzil Jalali wal Ikram bisyarhil Bulughil Maram: 6/219-221 ]

Semoga kita bisa berbagi dengan sesama apalagi disaat-saat seperti ini…

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

Bisa Jadi Seorang Wanita Lebih Baik Dari Seribu Laki-laki

Dari ‘Aisyah Rodiyallahu ‘anha, dia berkata:

(( (( دَخَلَتِ امْرَأَةٌ مَعَهَا ابْنِتَانِ لَهَا تَسْأَلُ, فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِيْ شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ, فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا, فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا, ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ, فَدَخَلَ النَّبِيُّ ﷺ عَلَيْنا فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: مَنِ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ البَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ ))

“Ada seorang perempuan datang bersama dua orang putrinya meminta-minta, namun dia tidak mendapatkan sesuatu pun di rumahku selain sebutir kurma, maka aku pun memberikan kepadanya, lalu dia membaginya menjadi dua untuk kedua putrinya tersebut dan dia tidak memakan sedikit pun darinya, kemudian dia bangkit dan beranjak pergi. Kemudian Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam pun datang kepada kami, lalu aku mengabarkannya kepada beliau, maka Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‘Barangsiapa yang diberi ujian dari anak-anak perempuan seperti itu (lalu dia bersabar), maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka..’ (HR. Bukhari: 1418)

Dalam hadits ini ada hal-hal yang menakjubkan, diantaranya :

PERTAMA :
Rumah Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam adalah rumah yang paling mulia dan utama, apalagi rumah ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘anha, yang digelari ash-Shiddiqoh bintu ash-Shiddiq, walaupun demikian tidak didapati di rumah tersebut melainkan hanya satu butir kurma, (bandingkan) bagaimana dengan kondisi rumah kita.

KEDUA :
‘Aisyah Rodhiyallahu ‘anha lebih mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri, dimana beliau menyedekahkan kurma tersebut, sehingga tidak ada sesuatu yang tersisa di rumahnya, dan ini salah satu keistimewaan yang sangat agung yang beliau miliki semoga Allah meridhoinya.

KETIGA :
Kasih sayang yang begitu besar yang dimiliki oleh wanita tersebut (yang datang kepada ‘Aisyah).. satu butir kurma itu ia belah menjadi dua bagian, ia lebih mengutamakan kedua putrinya daripada dirinya sendiri, ini sesuatu yang sangat mengagumkan, oleh karena itu ketika Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam masuk menemuinya, ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘anha menceritakan kepada beliau dengan penuh rasa kagum, sehingga Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

“barangsiapa diberikan sedikit ujian dari anak-anak perempuan itu (lalu ia bersabar), maka mereka menjadi penghalang baginya dari api neraka”.

jangan anda sangka hal tersebut merupakan keburukan, tapi maknanya adalah barangsiapa yang ditakdirkan dengan hal tersebut, dan Allah berfirman : “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian..” (QS. Al-Anbiya : 35).

Bisa jadi seorang wanita lebih baik daripada seribu laki-laki.

(Kemudian Syekh Muhammad bin Shalih ‘Utsaimin rohimahullah menuturkan) :

“Kami pernah menjumpai seorang ‘ajuz (wanita tua), yang memiliki anak laki-laki, dan anak laki-laki tersebut memiliki banyak anak dengan kondisi yang baik, sedangkan wanita itu fakir, dan wanita tua fakir ini juga memiliki seorang putri yang selalu berkhidmat kepadanya, tidak ada yang bermanfaat bagi wanita itu kecuali anak perempuannya, jadi anak perempuan ini lebih baik daripada anak laki-lakinya, terkadang anak-anak perempuan lebih baik daripada anak-anak laki untuk orang orangtua mereka…”

(Lihat : At-Ta’liq ala Shahihil Bukhari , Syekh Muhammad bin Shalih ‘Utsaimin rohimahullah : 5/43-44.)

Indahnya berbagi…

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

Terlalu Sayang Untuk Disia-siakan

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَن قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, dia mendapatkan satu pahala,dan satu pahala dilipatgandakan menjadi sepuluh pahala, aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf..”

[ HR Tirmidzi : 2910, hadits dishahihkan oleh Syekh Al-Albaniy di silsilah Al-ahadits As-shahihah : 660 ]

Orang yang membaca Al-Qur’an dia akan mendapatkan pahala yang sangat banyak dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bagaimana jika anda membaca satu baris atau satu halaman atau seperempat Juz, berapa banyak pahala yang didapat apabila niatnya ikhlas untuk Allah ta’ala pencipta langit dan bumi.

Coba perhatikan hitungan pendekatan pada surat Al-Fatihah. Jika seseorang membaca surat Al-Fatihah yang mungkin tidak menghabiskan waktu satu menit dalam membacanya, dia akan mendapatkan pahala yang begitu banyak, jumlah hurufnya adalah 145 huruf, ketika seseorang membaca surat Al-Fatihah ini dia akan mendapatkan 1450 pahala dan tentunya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan melipatgandakan bagi siapa yang Allah kehendaki.

Ini surat Al-Fatihah saja, bagaimana jika engkau membaca surat-surat yang lain dan ayat-ayat yang banyak, sungguh pahala yang sangat besar, tetapi berapa banyak dari kita kaum muslimin yang menyia-nyiakan pahala ini dengan menyia-nyiakan waktu kita

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufiq kepada kita untuk membaca Kitab-Nya yang mulia

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

ref: https://www.facebook.com/abuyalakurnaedicom/

Hari-Hari Yang Sangat Istimewa

10 hari terakhir Ramadhan merupakan hari-hari yang sangat istimewa, malam-malamnya lebih baik dari malam apapun di selain Ramadhan, karena ada satu malam yang sangat spesial yaitu LAILATUL QADAR…

Yang dilakukan Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam di malam-malam ini adalah:

1️⃣ Mengencangkan sarungnya (memisahkan diri dari istri / lebih bersungguh-sungguh dalam ibadah).
2️⃣ Menghidupkan malamnya.
3️⃣ Membangunkan keluarganya.

عن عائشة رضي الله عنها قالت: كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر شد مئزره و أحيى ليله و وأيقظ أهله.

Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘anha “Apabila Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya..” (HR. Bukhari: 2024 dan Muslim:1174).

Semoga Allah menganugerahkan taufiq-Nya kepada kita semua kepada apa yang dicintai dan diridhai-Nya, aamiin..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

ARTIKEL TERKAIT
Kumpulan HADITS

#COVID_19 : Tentang Tidak Sholat Berjama’ah Di Masjid Saat Pandemi Virus Corona

Pertanyaan:

Assalamualaikum ustadz, ana mau bertanya di daerah ana tidak ada yang positif korona, dan pemerintah sudah mengeluarkan surat himbauan agar tidak ada sholat berjamaah di masjid, dan di jalan2 juga mereka menghimbau agar tidak melaksanakan sholat Jum’at. Kemudian ada mesjid di komplex ana tinggal tetap melakukan sholat berjamaah. Dan ana tidak ikut sholat Jum’at dan sholat berjamaah di masjid, apakah perbuatan ana yang melakukan sholat di rumah apakah di terima ibadah sholat ana.

Mohon pencerahannya ustadz.

Jawaban:

Ikuti himbauan pemerintah, tidak adanya yang terjangkit alhamdulillah harus bersyukur kepada Allah, tapi karena ini merupakan pandemi tetap kita berjaga-jaga dan berhati-hati, karena sifat dari virus ini sangat ajiib, orang bisa terjangkiti walaupun ia terkadang tidak merasakannya, yang kasihan para manula dan orang yang sakit sekalinya terjangkiti sangat berbahaya bagi mereka, waspada dalam hal ini lebih diutamakan.. dengan kaedah

المتوقع ينزل منزلة الواقع

➡️ Sesuatu yang diprediksikan bakal terjadi dihukumi dengan sesuatu yang terjadi

درء المفاسد مقدم على جلب المصالح

➡️ Mencegah mafsadah lebih didahulukan daripada mengambil maslahat

Semoga manfaat

Dijawab oleh,
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, حفظه الله تعالى

ref: https://www.facebook.com/abuyalakurnaedicom/

JANGAN LEWATKAN YANG BERIKUT INI:
Kumpulan Artikel Terkait Covid-19