Kaidah-kaidah memahami Al Qur’an yang diambil dari kitab Qowa’idul Hisaan yang ditulis oleh Syaikh Abdurrohman As Sa’diy.
Kaidah ke 6 :
Tata Cara Al Qur’an dalam menetapkan tauhid.
– Al Qur’an hampir seluruhnya berbicara tentang tauhid dan meniadakan kebalikannya.
– kebanyakan ayat menetapkan tauhid uluhiyah dan mengikhlaskan ibadah kepada Allah semata.
– Mengabarkan bahwa semua rosul mendakwahi kaumnya agar hanya beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya.
– Allah menciptakan jin dan manusia untuk tujuan beribadah hanya kepadaNya.
– Menyeru manusia bahwa yang bersendirian dalam menciptakan, mengatur dsn memberikan ni’mat yang zahir maupun yang batin Dialah yang berhak untuk diibadahi.
– Semua makhluk tidak dapat menciptakan, tidak dapat memberikan mudlorot dan manfaat. Semuanya butuh kepada Allah.
– Menyeru mereka bahwa Dialah satu satunya Dzat yang memiliki keagungan, kemuliaan dan kesempurnaan. Dan bahwa yang memiliki kesempurnaan yang pari purna yang tidak dapat ditandingi oleh siapapun Dialah yang berhak untuk diibadahi.
– Menetapkan bahwa Dialah satu satunya hakim yang berhak membuat syari’at
إن الحكم إلا لله أمر ألا تعبدوا إلا إياه
“Sesungguhnya hukum itu hanya milik Allah. Dia memerintahkan agar kamu tidak menyembah kecuali Dia saja.” (Yusuf: 40)
– Menjelaskan keistimewaan keistimewaan tauhid dan bahwa ia yang wajib dijadikan sebagai agama – secara syariat, akal dan fitrah- untuk seluruh hamba.
-Menyebutkan keburukan keburukan tauhid dan rusaknya akal orang yang berbuat syirik selain rusaknya agama mereka dan terbaliknya hati mereka dan bahwasanya mereka sendiri berada dalam keraguan.
– Menyebutkan balasan tauhid yang baik di dunia dan akhirat. Sedang kesyirikan menyebabkan datangnya siksa di dunia dan akhirat. Dan menjelaskan bagaimana akibat perbuatan buruk mereka tersebut.
Semua kebaikan di dunia dan akhirat adalah buah dari tauhid. Dan semua keburukan adalah buah dari syirik.
Badru Salam, حفظه الله تعالى