Kaidah-kaidah memahami Al Qur’an yang diambil dari kitab Qowa’idul Hisaan yang ditulis oleh Syaikh Abdurrohman As Sa’diy.
Kaidah ke 22
Al Qur’an membimbing kepada sikap tawasuth (pertengahan) dan mencela sikap meremehkan dan sikap ghuluw (melebihi batas).
Allah Ta’ala berfirman:
إن الله يأمر بالعدل
“Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada keadilan.” (An Nahl:90)
Terhadap para Nabi, Al Qur’an menyuruh untuk beriman kepada mereka, mencintai, menghormati dan mengetahui keagungan hak mereka.
Sebaliknya, Al Qur’an melarang bersikap guluw kepada mereka dengan mendudukkan mereka melebihi kedudukan mereka sebagai hamba dan nabi.
Al Qur’an mencela yahudi yang berilmu namun tidak mengamalkan ilmu. Juga mencela nashrani yang beramal tanpa ilmu. Dan memerintahkan untuk berilmu dan beramal.
Dalam masalah infaq misalnya. Al Qur’an melarang kekikiran, namun juga melarang sikap pemborosan.
ولا تجعل يدك مغلولة إلى عنقك ولا تبسطها كل البسط
“Janganlah kamu merantai tanganmu ke lehermu (kikir) dan jangan pula terlalu membukanya (boros).” (Al Isra: 29)
Dan sebagainya
Badru Salam, حفظه الله تعالى
Kaidah Ke 23 : Perintah Untuk Menjaga Batasan-Batasan Allah …