Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,
“Jika keutamaan dzikir hanyalah ini (mengusir musuh), tentu seorang hamba akan terus membasahi lisannya dengan dzikir pada Allah Ta’ala dan terus teguh dengan dzikir tersebut. Karena yang dapat melindunginya dari musuh (yaitu setan) hanyalah dengan dzikir..
Musuhnya pun baru bisa menyerang ketika ia lalai dari dzikir. Musuh tersebut baru akan menangkap dan memburunya ketika ia lalai dari dzikir..
Namun jika dirinya disibukkan dengan dzikir pada Allah, musuh tersebut akan bersembunyi, menjadi kerdil dan hina. Sampai-sampai ia seperti burung pipit atau seperti lalat (binatang kecil yang tak lagi menakutkan).
Karenanya setan memiliki sifat ‘waswaasil khonnaas’. Maksudnya, menggoda hati manusia ketika manusia itu lalai. Namun ketika manusia mengingat Allah, setan pun mengecil..”
[ Al-Wabil Ash-Shoyyib – 83 ]