Ustadz Musyaffa Ad Dariny, Lc, MA حفظه الله تعالى
Nabi -shollallohu ‘alaihi wasallam- telah bersabda:
“Barangsiapa yang ingin dicintai Allah dan Rosul-Nya, maka hendaklah dia membaca (Al Qur’an) dari mushaf”. [HR. Abu Nu’aim, dinyatakan hasan oleh Syeikh Albani dalam Silsilah Shohihah: 2342].
Sahabat Ibnu Mas’ud -rodhiallohu ‘anhu- mengatakan:
“Kontinyulah dalam melihat mushaf (saat membaca Al Qur’an)!”. [Mushonnaf Ibn Abi Syaibah: 8558, shohih].
Seorang Tabi’in Yunus bin Ubaid -rohimahulloh- mengatakan:
“Melihat mushaf (saat membaca Al Qur’an) adalah kebiasaan para generasi awal”. [Mushonnaf Ibn Abi Syaibah: 8561, shohih].
Imam Nawawi -rohimahulloh- mengatakan:
“Membaca Al Qur’an dari mushaf adalah lebih afdhol daripada membacanya dari luar kepala, karena melihat mushaf itu juga ibadah yang diperintahkan, sehingga berkumpullah (ibadah) membaca (Al Qur’an) dan melihat (mushaf)… dan aku tidak melihat ada khilaf dalam masalah ini.” [Attibyan, hal: 98].
——————–
——————–
Tambahan:
Membaca Al Qur’an dari mushaf juga lebih menunjukkan sikap merendah dan tidak memamerkan hapalan… Dia juga lebih bermanfaat bagi hapalan kita, karena dengan kontinyu membaca dari mushaf; mata akan membantu hati dalam menghapalkan Al Qur’an, karena mata juga bisa menyimpan memori sebagaimana hati, wallohu a’lam.