Syeikh Sulaiman Arruhaily -hafizhahullah- mengatakan:
“Yang menjadi tolok ukur adalah hakekat sesuatu bukan namanya.
Maka, barangsiapa DIRUGIKAN dengan sebutan salafi, seperti para salafiyyin eropa -setelah kelompok takfiri mencoreng nama salafi-, maka silahkan bagi mereka menyebut dirinya sebagai seorang muslim, atau ahlussunnah, atau sebutan-sebutan yang semisal dengannya”.
[ Sumber: https://goo.gl/ABwf0c ]
—–
Begitu pula di daerah-daerah yang masih sangat phobi dengan sebutan salafi, maka ada baiknya kita tidak menyebut diri kita sebagai salafi.
Karena salafi yang ada di benak kita, bukanlah salafi yang ada di benak mereka.
Sebaiknya kita gunakan nama-nam yang familiar di telinga masyarakat, nama yang tidak menciptakan jurang pemisah antara kita dengan mereka, dan sesuai dengan keadaan kita yang sebenarnya.
Sebutan Muslim dan Ahlussunnah Waljamaah, sangatlah pas dengan keadaan kita.. karena Allah yang menamakan kita sebagai kaum muslimin [QS. Al-Hajj:78].. dan kenyataannya kita juga pengikut sunnah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, dan selalu bersama jamaah kaum muslimin dan pemerintahnya dalam ketaatan.
Silahkan disebarkan.. Semoga bermanfaat.
Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى