Allah Ta’ala berfirman,
فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ ۗ وَاللَّهُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
”maka Allah memberi hidayah orang orang yang beriman kepada kebenaran dalam perkara yang mereka perselisihkan. Dan Allah memberi hidayah siapa yang Dia kehendaki kepada jalan yang lurus..” (Al Baqoroh: 213)
Syaikh ‘Utsaimin rohimahullah berkata dalam tafsirnya,
“Diantara faidah ayat ini adalah bahwa keimanan seorang hamba bila semakin kuat maka ia lebih dekat kepada kebenaran. Karena Allah berfirman yang artinya, “maka Allah memberi hidayah orang orang yang beriman kepada kebenaran dalam perkara yang mereka perselisihkan..”
Karena Allah menggantungkan hidayah kepada keimanan. Maka hidayah itu semakin kuat dengan kuatnya iman dan semakin lemah dengan lemahnya iman.
Oleh karena itu para shahabat lebih dekat kepada kebenaran dibandingkan generasi setelahnya; baik dalam tafsir, hukum, dan akidah. Karena tidak diragukan lagi bahwa para shahabat adalah generasi yang paling kuat imannya.
Rosul shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Sebaik baik manusia adalah generasiku kemudian setelahnya. Kemudian setelahnya..”
Oleh karena itu madzhab imam Ahmad adalah bahwa pendapat shahabat adalah hujjah selama tidak bertabrakan dengan nash..”
(Tafsir Syaikh ‘Utsaimin 3/35)
Semakin hati dipenuhi keimanan kepada Allah..
Maka ia semakin mendapat hidayah kepada jalan kebenaran..
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL