Ustadz Musyaffa Ad Dariny, MA, حفظه الله تعالى
Intinya:
1. Jangan meminta do’a kepada orang lain untuk diri sendiri, kecuali karena ada sebab tertentu.
2. Tidak mengapa meminta do’a kepada orang lain bila do’a itu untuk semua kaum muslimin.
3. Sebaiknya ketika meminta do’a yang menjadi tujuan utama adalah memberikan maslahat kebaikan kepada yang dimintai do’a.
4. Jangan dengan cara merendahkan diri di hadapannya.
5. Jangan sampai mendatangkan mudhorot kepada yang dimintai doa.
=========
Syeikh Utsaimin -rohimahulloh- mengatakan:
Adapun meminta do’a untuk diri sendiri, misalnya: kamu meminta kepada orang lain agar dia mendoakanmu, maka lebih baik tidak kamu lakukan, karena bisa jadi itu masuk dalam sabda Rosul -shollallohu alaihi wasallam- ketika membai’at para sahabatnya: “Agar mereka tidak meminta apapun kepada manusia”.
Oleh karena itulah Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rohimahulloh- mengatakan: bila seseorang meminta do’a kepada orang lain untuk dirinya; sebaiknya yang menjadi tujuan utama adalah memberikan maslahat kepada orang yang mendoakan, bukan untuk mendatangkan maslahat kepada dirinya sendiri, bagaimana bisa demikian? Karena saudaramu seiman jika mendoakanmu dari jauh, malaikat akan mengatakan kepadanya: “Amin, dan bagimu juga seperti itu”. DAN KARENA JIKA TUJUANMU INI, BERARTI TUJUANMU BERBUAT BAIK KEPADANYA, BUKAN MEMINTA AGAR DIA BERBUAT BAIK KEPADAMU, DAN DIANTARA KEDUANYA ADA PERBEDAAN.
Intinya dalam masalah ini pada asalnya tidak (meminta do’a kepada orang lain). Oleh karenanya para sahabat dahulu, tidak setiap orang dari mereka mendatangi Rosul -shollallohu alaihi wasallam- dan mengatakan: “Doakanlah aku kepada Allah”, kecuali karena ada sebab tertentu, sebagaimana perkataan Ukkasyah bin Muhshon: “Doakanlah aku termasuk mereka” dan Nabi mengatakan: “kamu termasuk dari mereka”. Dan sebagaimana perempuan yang berpenyakit ayan mengatakan: “Doakanlah aku kepada Allah”. Maka ketika ada sebab, para sahabat meminta do’a kepada Rosul -shollallohu alaihi wasallam-. Begitu juga ketika do’a itu untuk seluruh kaum muslimin, sebagaimana permintaan do’a kepada Nabi -shollallohu alaihi wasallam- agar diturunkan hujan, maka ini tidak mengapa, karena kamu tidak meminta untuk dirimu.
Kemudian kita harus memperhatikan, bahwa tidak boleh seseorang meminta do’a untuk dirinya sendiri dengan sikap merendahkan diri kepada orang yang dimintai do’a, sebagaimana dilakukan oleh sebagian orang yang meyakini kewalian seseorang, maka dia mendatanginya seakan dia adalah seorang hamba yang rendahan, bisa jadi dia merendah di hadapannya sebagaimana dia merendah kepada Allah azza wajall, dan dia mengatakan: “Wahai junjunganku, doakanlah aku kepada Allah”, dan perkataan yang semisalnya. Maka ini menjadi haram, karena sesuatu yang menyertainya, yaitu sikap merendahkan diri kepada makhluk.
Kita juga harus memperhatikan ketika meminta doa kepada orang lain, jangan sampai ada mudhorot bagi orang yang dimintai doa, karena bisa jadi hal itu akan mendatangkan rasa ujub pada dirinya, bahwa dia adalah orang yang pantas dimintai doa, sehingga dia mengira dirinya termasuk wali Allah yang doanya mustajab. Karena bisa jadi sebagian orang membayangkan dirinya seperti itu, bila melihat setiap kali orang bersalam (menyapanya) mengatakan: “Jangan lupakan kami dalam doamu” “Doakanlah aku kepada Allah”, mungkin saja dia mengatakan pada dirinya: “Memang siapa aku”, sehingga dia terlena pada dirinya.
Semua masalah ini harus menjadi perhatian, dan intinya lebih afdhol kamu tidak meminta (doa kepada orang lain), ini yang lebih afdhol, sesaleh apapun dalam pandanganmu orang yang kau temui.