1. Mengikuti Nabi shalallahu’alaihiwasalam dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
Ikhlas adalah amalan hati, namun bukan berarti kita hanya memperhatikan hati tanpa memperhatikan amalan lahiriyah anggota badan kita. Allah tidak hanya memandang hati saja akan tetapi juga melihat amalan lahiriyah anggota badan kita. Sehingga Allah akan memudahkan kita untuk punya hati yg ikhlas.
2. Tidak menampakkan amal shalih yang memang bisa dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Karena ada beberapa amalan yang harus dikerjakan secara terang-terangan seperti shalat berjama’ah dan amalan lain yang merupakan syi’ar Islam.
3. Mengetahui dan memahami balasan pahala dari Allah bagi orang yang ikhlas.
4. Mengetahui dan faham akan bahaya dan kerugian perbuatan riya’,yaitu beramal karena ingin dilihat manusia.
Nabi bersabda:
“Barangsiapa yang memperdengarkan amalannya (karena ingin dilihat orang) maka (di hari kiamat) Allah akan membongkar ketidakikhlasannya itu dan barangsiapa yang menampakkan (amalannya karena ingin diagungkan manusia) maka (di hari kiamat) Allah akan memperlihatkan (rahasianya itu di hadapan para makhluk).” (HR. Bukhari Muslim, riyadhus shalihin no. 1619)
Maka dengan memahaminya, diharapkan hati kita tidak berpaling dg niat-niat kepda selain Allah, krn rasa takut akan siksaan yang didapatkan kelak.
5. Bergaul dengan orang-orang yang ikhlas dan sholeh.
6. Ketika beramal menyertakan rasa takut akan siksaan di akherat. (Al-Insan: 9-10)
7. Membaca kisah orang-orang shalih yang terdahulu dan mengambil pelajaran darinya.
Semoga kita yang lemah ini dimudahkan Allah untuk menyusul rombongan orang-orang ikhlas yang telah jauh mendahului kita berjalan menuju Allah.
Semoga bermanfaat
Info ma’hadul qur’an buka di
Www.abu-riyadl.blogspot.com
Oleh. Abu RiyadL Nurcholis.