Sesuatu Yang Tidak Dilakukan Oleh Rasulullah ﷺ Tidak Lepas Dari TIGA Keadaan

Kaidah PENTING…

Sesuatu yang tidak dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak lepas dari tiga keadaan:

1. Nabi tidak lakukan karena belum ada pendorongnya seperti membuat ilmu nahwu, ilmu ushul fiqih, ilmu hadits dsb. Karena disaat itu belum dibutuhkan dan para shahabat semua ahli bahasa arab.

2. Nabi tidak lakukan karena ada penghalangnya seperti mengumpulkan alqur’an dalam mushaf karena alqur’an masih terus turun. melakukan sholat taraweh berjama’ah setiap malam karena khawatir diwajibkan atas umatnya, dsb.

3. Nabi tinggalkan padahal pendorongnya ada dan penghalangnya tidak ada. Seperti Nabi tidak adzan dan iqomah untuk sholat hari raya padahal itu dibutuhkan dan Nabi mampu melakukannya.

Hukumnya

Untuk keadaan yang pertama, setelah nabi wafat ketika pendorongnya telah ada dan dibutuhkan juga mashlahatnya besar atau untuk menghindari mudlorot maka diperbolehkan dan tidak dianggap bid’ah.
Seperti membuat ilmu nahwu shorof, ilmu ushul fiqih, ilmu hadits dsb. Dan ilmu ilmu ini mashlahatnya amat besar untuk menjaga alqur’an dan sunnah, bahkan bila ditinggalkan akan menimbulkan mudlorot.

Untuk keadaan yang kedua juga diperbolehkan bila penghalang telah hilang dan dibutuhkan. Oleh karena itu Umar melaksanakan sholat taraweh berjama’ah setiap malam karena penghalangnya yaitu khawatir diwajibkan sudah tidak mungkin lagi.
Oleh karena itu Umar berkata: ini sebaik baiknya bid’ah.
Maksudnya bid’ah secara bahasa sebagaimana yang dikatakan oleh ibnu Rojab.

Dua jenis ini yang disebut oleh para ulama ushul fiqih sebagai mashlahat mursalah atau dengan bahasa sebagian ulama: bid’ah hasanah.

Adapun yang ketiga maka Nabi sengaja meninggalkannya untuk menjadi ilmu bagi umatnya bahwa itu tidak disyariatkan.
Yang jenis ini bila dilakukan bisa jadi bid’ah.
Jenis ini yang dianggap sebagai bid’ah yang sesat.

Sebagai renungan saja, perayaan kelahiran nabi bila kita masukkan dalam tiga keadaan di atas jenisnya apa ?

Pendorong untuk merayakannya padahal ada di zaman nabi dan para shahabatnya yaitu cinta nabi.
Penghalangnya pun tidak ada. Mereka mampu melakukannya.
Namun mereka tidak melakukannya.

Hakikat cinta adalah dengan mengikuti sunnahnya dan bergembira dengan mempelajari ajarannya.

Badru Salam,  حفظه الله تعالى

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.