Anda bisa saja bermimpi atau menyusun cita cita atau harapan dan rencana sesuka hati anda. Namun fakta dan realita seringkali tidak sesuai dengan impian dan harapan anda. Fakta bisa jadi pahit bukan manis, namun bisa pula lebih manis dari impian anda.
Bila demikian, apakah yang salah? Salah impian anda atau salah faktanya?
Dan layakkah anda menyesali impian atau bahkan menyalahkan impian anda?
Sobat, saya yakin di saat anda menyusun impian, anda telah berusaha untuk menyusun impian yang terindah. Namun Sadari pula bahwa tatkala Fakta telah menjadi kenyataan, maka itu adalah pilihan Allah Ta’ala yang terbaik untuk anda.
Karena itu, sebagaimana kemarin anda belajar dan berusaha menyusun impian terbaik, maka kini sudah saatnya anda belajar dan berusaha menumbuhkan keyakinan bahwa Allah Ta’ala juga telah memilihkan yang terbaik untuk anda.
Susah memang, namun percayalaah bahwa itu lebih mudah dibanding menyusun impian terbaik anda. Hanya butuh satu hal, yaitu :PERCAYA, alias IMAN bahwa Allah lebih sayang kepada anda dibanding diri anda sendiri.
Karena itu betapa sering anda menyusun rencana yang akhirnya terbukti membawa petaka untuk anda sendiri. Dan betapa sering pula anda mencampakkan kebaikan dari diri anda.
Namun Allah Ta’ala tiada pernah mendatangkan kejelekan untuk anda bahkan memaafkan, dan Allah juga tiada pernah menghalangi kebaikan dari diri anda. Andalah sejatinya yang selama ini sering menutup pintu pintu kebaikan dari diri anda sendiri.
Disebutkan dalam sebagian riwayat :
ان الرجل ليحرم الرزق بالذنب يصيبه
Bisa jadi seseorang terhalang dari jatah rizkinya akibat dosa yang ia lakukan.
Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى