Kalau semua masalah perbedaan ditolerir dengan alasan khilafiyah (bahkan masalah aqidah) akhirnya para penyembah kuburan akan berkata : “Biarkanlah kami meminta kepada penghuni kuburan dan beristighotsah kepada mayat mayat, toh ada ulama yang membolehkan !”
Akhirnya kaum mu’tazilah akan berkata “biarkanlah kami menolak sifat-sifat Allah dan kami katakan al-Qur’an adalah makhluk, toh ada ulama yang menyatakan demikian !”
Akhirnya muncul kaum liberal dan berkata : “Buat apa diributkan antara nashrani dan Islam, toh Nashrani juga agama tauhid, mereka juga meyakini Tuhan esa hanya saja cara pengungkapan yang berbeda yaitu trinitas !”
Atau berkata : “Buat apa diperdebatkan masalah aqidah, toh yang penting niatnya dan akhlaknya baik !”
Permasalahan khilafiyah ada yang bisa ditolerir dan ada yang tidak boleh ditolerir bahkan wajib diingkari.
Kalau permasalahan al-Qur’an makhluk harus ditolerir maka begitu bodohnya Imam Ahmad bertahan mempertahankan aqidahnya hingga dipenjara dan disiksa…?! Semuanya karena beliau tidak mentolerir.
Entah sebagian kita yang selalu mentolerir yang lebih pandai ataukah imam Ahmad ?
DR Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى