Orang yang mengharapkan wajah Allah tidak takut dikritik kesalahannya dalam berkata dan tidak khawatir ditunjukkan kebatilan perkataannya, bahkan ia menyintai kebenaran darimanapun datangnya dan menerima petunjuk (huda) dari orang yang memberinya petunjuk.
Kekerasan dalam kebenaran dan nasehat lebih ia cintai dari bermanis muka atas perkataan buruk. Temanmu adalah yang meluruskanmu secara jujur, bukan yang selalu membenarkanmu.
(Al-Awaashim walQawaashim, karya Ibnul Wazir 1/223).
Disadur oleh Ustadz Kholid Syamhudi
– – – – – •(*)•- – – – –