Ketika Nabi Musa mendakwahi fir’aun kepada tauhid, Fir’aun mengungkit kesalahan nabi Musa yang telah lalu.
قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدًا وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ . وَفَعَلْتَ فَعْلَتَكَ الَّتِي فَعَلْتَ وَأَنتَ مِنَ الْكَافِرِينَ.
(Fir’aun berkata), “Bukankah kami dahulu yang membesarkanmu dari semenjak kecil dan tinggal bersama kami selama bertahun tahun ? Dan kamupun melakukan perbuatanmu yang telah kamu perbuat dan kamu termasuk orang-orang kafir ?” (Asy Syu’aro 18, 19)
Di zaman ini kitapun melihat cara yang didahului oleh fir’aun ini.
Mereka berusaha mencari cari aib pembawa kebenaran lalu diviralkan agar manusia lari darinya.
Padahal sebaik apapun manusia pasti memiliki aib dan kesalahan.
Namun demikianlah setan menghalang halangi manusia dari kebenaran.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى