Category Archives: Abu Yahya Badrusalam

Soal Nadzar…

Pertanyaan:
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته،

soal nadzar.
kalau ada orang berkata : kalau saya berdusta 1 kali, saya akan berpuasa 1 hari.

tujuan dari hal itu agar dia menjauhi dan berhenti dari berdusta. apa ini dibenarkan ???

جزاكم الله خيرا ياأستاذ

Jawab:
Badru Salam,  حفظه الله تعالى

Nadzar ada dua macam. Ada nadzar yang terpuji dan ada nadzar yang tercela.

Adapun yang terpuji yaitu seseorang bernadzar sebagai ibadah kepada Allah bukan karena Allah memberinya sesuatu.

Nadzar seperti ini dipuji oleh Allah ta’ala dalam firmanNya:

يوفون بالنذر ويخافون يوما كان شره مستطيرا

Mereka melaksanakan nadzar dan merasa takut kepada suatu hari yang keburukannya merata dimana mana. (Al Insan:7)

Sedangkan nadzar yang tercela diantaranya adalah nadzar untuk ibadah karena Allah memberinya sesuatu. Seperti berkata: Bila Allah sembuhkan saya, maka saya akan berpuasa tiga hari.

Nadzar seperti ini disebut oleh Nabi shallallahu alaihi  wasallam sebagai nadzar orang yang bakhil dalam hadits ibnu Umar:

أنه نهى عن النذر وقال إنه لا يأتي بخير إنما يستخرج من البخيل

Beliau shallallahu alaihi wasallam melarang nadzar dan bersabda: Nadzar itu tidak mendatangkan kebaikan, ia hanyalah keluar dari orang yang bakhil. (Muttafaq alaih).

Dan nadzar yang disebutkan oleh penanya tersebut adalah termasuk nadzar terpuji, karena tujuannya untuk memberi peringatan kepada diri agar tidak berdusta.

Namun yang lebih baik tidak perlu bernadzar seperti itu karena memberatkan.
wallahu a’lam

Courtesy of Al Fawaid

Itulah Kemuliaan…

Imam ibnu Katsir dalam kitabnya al bidayah wannihayah 13/147 menyebutkan sebuah kisah..
simaklah…

Al Asyraf Musa bin Adil berkata..
Suatu hari aku berada di sebuah tempat di negeri kholat..
tiba tiba masuklah pelayan dan berkata..
di pintu, ada seorang wanita meminta izin..
ia pun kuizinkan masuk..
ternyata.. ia wanita yang amat cantik jelita, tak pernah aku melihat wanita yang lebih cantik darinya..
ternyata ia adalah anak raja yang dahulu pernah berkuasa di kholat..
ia mengatakan bahwa pasukanku telah menguasai desanya..
sementara ia amat membutuhkan rumah rumah kontrakan..
karena ia makan dari dari hasil memahat untuk para wanita..
maka aku menyuruh orangku untuk mengembalikan harta miliknya dan menyediakan rumah untuk tempat tinggalnya..
ketika ia masuk, aku berdiri untuk menghormatinya..
dan mempersilahkannya duduk dan memintanya agar menutup wajahnya..
ia bersama wanita tua..
setelah selesai urusannya..
aku berkata, ” Silahkan berdiri dengan menyebut nama Allah..
wanita tua itu berkata, “Tuan, ia ingin melayanimu malam ini..
aku berkata, “Aku berlindung kepada Allah, tak layak seperti itu..
aku bergumam pada diriku bagaimana bila ini terjadi pada anak wanitaku..
lalu wanita tua itu berdiri dan berkata, “Semoga Allah menutupimu sebagaimana engkau menutupi kami..
aku berkata, “Apabila ada keperluan lagi sampaikan saja kepadaku, aku akan memenuhinya untukmu..
ia pun mendoakanku dengan kebaikan dan pergi..
aku bergumam pada diriku, “Yang halal bisa mencegahmu dari yang haram, nikahi saja dia..
aku berkata, “Tidak demi Allah.. dimanakah rasa malu, kemuliaan dan kehormatan ??..

Subhanallah..
kisah yang mengagumkan..
wanita yang amat jelita itu telah menyerahkan dirinya..
tapi ia segera ingat..
bagaimana bila itu terjadi pada anak wanitanya..
ia pun tak ingin mengambil kesempatan untuk menikahinya..
karena khawatir merusak kemuliaannya..
merusak keikhlasannya..
atau mengharapkan balasan dari pemberiannya..
ia tak ingin menikahinya karena menggunakan kesempatan..
itulah kemuliaan jiwa…
ya Rabb..

Badru Salam,  حفظه الله تعالى

Courtesy of Al Fawaid

Bila Ada Yang Mencacimu

Sifat manusia bila dicaci atau diburuk burukkan pasti akan murka..
ia ingin membalas dengan cara mencacinya kembali..
siapa hati yang tak panas..
tapi..
membalas dengan yang serupa tak ada gunanya..
karena kebodohan tak baik bila dibalas dengan kebodohan lagi..
lihatlah hewan anjing itu..
gonggongannya tak digubris orang..
tapi lihatlah singa itu..
diamnya membuat ia ditakuti..

oleh karena itu Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إن امرؤ سبك بما يعلم فيك ، فلا تسبه بما تعلم فيه ، فإن أجره لك و وباله على من قاله ” .

“Jika ada orang yang mencacimu dengan aib yang ia ketahui ada padamu..
janganlah kamu balas mencacinya dengan aib yang kamu ketahui ada padanya..
karena pahalanya untukmu..
dan dosanya untuk dia..”
(HR Ahmad)

Namun..
perbuatan ini hanyalah mampu dilakukan oleh orang yang bersabar..
dan berjiwa besar..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc,  حفظه الله تعالى

Tentang Apakah Ilmu Didatangi Dan Bukan Mendatangi…

Pertanyaan member:
Afwan ust, ana berdebat dengan teman tentang perkataan imam Malik: ilmu itu didatangi bukan mendatangi. Apakah perkataan itu wajib dilakukan disetiap waktu dan keadaan atau bagaimana?

Jawab:
Badru Salam,  حفظه الله تعالى

Ilmu adalah sesuatu yang mulia. Maka hendaknya kita para penuntut ilmu memuliakannya dengan cara mendatangi majelis majelis ilmu.
Imam Malik mengucapkan itu ketika diminta oleh Harun Al Rasyid untuk datang membacakan Al Muwathaa kepada anak anaknya.

Namun beliau menolak dan berkata:
Ilmu itu keluar dari kalian (quraisy), jika kalian memuliakannya maka ia akan mulia. Jika kalian menghinakannya maka ia akan hina. Ilmu itu di datangi dan bukan mendatangi.

Harun pun membenarkannya dan menyuruh anak anaknya untuk datang ke majelis imam Malik.

Maka selayaknya para penuntut ilmu mendatanginya, karena juga para ulama melakukan rihlah dalam rangka mencari ilmu.

Namun bila dalam keadaan manusia telah jauh dari ilmu, dan tidak mengetahui tentang menuntut ilmu, maka para dai hendaknya mendatangi manusia untuk mendakwahi mereka.
Sebagaimana dahulu Nabi shallallahu alaihi wasallam mendakwahi para pemuka Quraisy dan mendatangi kabilah kabilah.

Dan yang perlu diketahui, bahwa suatu kaidah terkadang tidak kita lakukan karena melihat mashlahat yang lebih besar.

ibnu Hajar al asqolani rahimahullah sering berkata dalam kitab fathul bari syarah shahih Bukhari:

هكذا تقرر الأصل وقد يختلف باختلاف الأحوال

“Demikianlah kaidah itu berlaku, namun dalam prakteknya terkadang berbeda sesuai keadaan.”

wallahu a’lam.

Courtesy of Al Fawaid

Kesabaran Dalam Iman…

Ali bin Abi Thalib berkata : Kesabaran dalam iman itu bagaikan kepala pada jasad, mungkinkah jasad akan hidup tanpa kepala??

Demikian pula iman, butuh kesabaran..
Ia memberi nutrisi hati tuk mentaati ilahi..
Namun sabar itu mudah tuk diucapkan, tetapi sulit.. Panas.. Dan berat..

Ketika iman berkata : “tujuan hidupku mencari keridlaan ar Rahman..
Kehidupan dunia hanyalah tempat persinggahan..
Disanalah kesabaran mendapat kesegaran..

Bukankah Rabbuna berfirman :

“Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, ia berkata: innaa lillaahi wa innaa ilaihi raji’uun..
Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepadaNya kami akan dikembalikan..

Mereka itu mendapat pujian dari Rabb, dan rahmatNya, dan merekalah orang-orang yang mendapat hidayah..

Saudaraku..
Apakah kita mengira dibiarkan mengucapkan: “Kami beriman”. Setelah itu kita tidak diuji ??
Tidak, demi Allah..
Ujian pasti kan menerpa..
menyaring keimanan..

Dikala ujian silih berganti..
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan umatnya agar semakin mendekat kepada ilahi..

Suatu malam beliau bangun tiba-tiba dan bersabda: Subhanallah.. Fitnah apa yang diturunkan di malam ini?..

Bangunkanlah para pemilik kamar itu..
Berapa banyak orang berpakaian di dunia, ia telanjang di akhirat..?

Moga untaian kata ini sedikit memberi kehidupan di hati kita..
Untuk menempuh jalan menuju Allah..

Bersabarlah..

Badru Salam,  حفظه الله تعالى

Bersabarlah Di Dalam Mengamalkan As Sunnah…

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata,
“Demi Dzat Yang tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia, menegakkan As-Sunnah itu berada di antara dua kelompok. (Kelompok) yang ghuluw dan (kelompok) yang bersikap meremehkan. Maka bersabarlah kalian di dalam mengamalkan As-Sunnah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa merahmati kalian.

Sesungguhnya pada waktu yang lalu Ahlus Sunnah adalah golongan yang paling sedikit jumlahnya. Maka demikian pula pada waktu yang akan datang, mereka adalah golongan yang paling sedikit jumlahnya. Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang tidak mengikuti kemewahan manusia. Tidak pula mengikuti kebid’ahan manusia. Mereka senantiasa bersabar di dalam mengamalkan As-Sunnah sampai bertemu dengan Rabb mereka. Maka hendaknya kalian pun demikian.”

(Syarah Ath-Thahawiyyah, 2/326)

Badru Salam,  حفظه الله تعالى

 

Apa Makna Ayat Muhkam dan Ayat Mutasyabih…

Pertanyaan :

Assalamu’alaikum ustadz, ana mau tanya,apa artinya ayat muhkam dan mutasyabih, dan apa yg di maksud niat udlhiyah di kaidah yg ke 30?

 

Jawaban :
Badru Salam,  حفظه الله تعالى

Muhkam artinya ayat ayat yang maknanya jelas tidak tersembunyi. Sedangkan mutasyabih adalah ayat yang maknanya tidak jelas, hanyaborang orang yang kuat keilmuannya yang memahaminya dengan pemahaman yang benar.

ibnu Katsir katsir rahimahullah berkata:

يخبر تعالى أن في القرآن آيات محكمات هن أم الكتاب، أي: بينات واضحات الدلالة، لا التباس فيها على أحد من الناس

Allah Ta’ala mengabarkan bahwa di dalam alquran terdapat ayat ayat alquran yang merupakan induk alquran, yaitu ayat ayat yang jelas maknanya, tidak tersembunyi pada semua orang. (Tafsir ibnu katsir 2/6).

Syaikh Utsaimin rahimhullah berkata:

Allah Tabaroka wata’ala membagi alquran menjadi dua macam: muhkam dan mutasyabih.

Yang dimaksud muhkam adalah yang jelas maknanya dan tidak tersembunyi. Contohnya kata langit, bumi, bintang, gunung, pohon, dan sebagainya.

Adapun mutasyabih adalah ayat ayat yang samar maknanya dan tersembunyi dari kebanyakan manusia. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali orang yang kokoh keilmuannya.

Contohnya adalah ayat ayat yang bersifat global dan tidak ada perinciannya di dalam alquran, seperti firman Allah:

وأقيموا الصلاة

Dirikanlah sholat.

Mendirikan sholat tidak dijelaskan tata caranya. Karena ayat ini hanya menyebutkan kewajiban mendirikan sholat saja, tapi bagaimana tatacaranya? Ini diketahui dari dalil lain.

Hikmah diturunkannya alquran dengan dua macam tadi adalah ssbagai ujian. Orang yang ada di hatinya kecondongan kepada kesesatan akan mengikuti ayat ayat mutasyabih sehingga ia berada di dalam keheranan.

Adapun orang orang yang kokoh ilmunya, mereka mengimani semuanya; baik yang mutasyabih maupun yang muhkam. Mereka meyakini bahwa alquran berasal dari sisi Allah dan tidak saling bertentangan.

(Fatawa Nuur aladdarbi)

Termasuk dalam ayat ayat mutasyabih adalah ayat ayat yang seolah olah bertentangan.

Kewajiban kita adalah menafsirkan ayat mutasyabih dengan ayat yang muhkam.

Karena alquran dan hadits saling menafsirkan satu sama lainnya.

Faedah : Inilah Aqidah Imam Asy-Syafi’i…

Dalam kitab Al Uluww hal 120 karya Imam Adz Dzahabi.

Imam Asy Syafii rahimahullah berkata:

القول في السنة التى أنا عليها ورأيت أصحابنا عليها أهل الحديث الذين رأيتهم وأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وأن الله تعالى على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وأن الله تعالى ينزل إلى سماء الدنيا كيف شاء

Pendapat dalam sunnah yang aku di atasnya dan aku melihat para shahabat kami juga di atasnya yaitu ahlul hadits yang aku melihat mereka dan mengambil ilmu dari mereka seperti Sufyan, Malik dan lainnya adalah menetapkan syahadat laa ilaaha illallah wa anna muhammadan rosulullah dan bahwanya Allah di atas Arasnya di langit, Dia mendekat kepada makhluknya dengan apa yang ia kehendaki. Dan bahwa Allah Ta’ala turun ke langit dunia dengan cara yang Dia kehendaki.”

Itulah keyakinan imam Asy Syafii..
Amat jauh berbeda dengan keyakinan Asy’ariyah yang tidak mengakui bahwa Allah di atas Arasy..

Keyakinan imam Asy Asyafii inilah yang diyakini oleh Syaikh Abdul Qodir Jaelani (yang benar jiilaani), beliau berkata dalam kitab tuhfatul muttaqin:

والله تعالى بذاته على العرش علمه محيط بكل مكان

Dan Allah bersemayam di atas Arasy dengan d DzatNya sedangkan ilmunya meliputi setiap tempat.

Dalam kitab algunyah, beliau berkata:
ولا يجوز وصفه بأنه في كل مكان بل يقال إنه في السماء على العرش كما قال {الرحمن على العرش استوى }
Dan tidak boleh menyifatiNya bahwa Dia berada di setiap tempat. Tetapi Dia berada di langit di atas ArasyNya sebagaimana firmanNya: artinya Arrahman di atas Arasy bersemayam.
Lalu beliau membawakan ayat ayat dan hadits hadits.

lalu beliau berkata lagi:

وينبغي إطلاق صفة الإستواء من غير تأويل وإنه إستواء الذات على العرش قال وكونه على العرش مذكور في كل كتاب أنزل على كل نبي أرسل بلا كيف

Dan selayaknya memutlakkan sifat istiwa (bersemayam) dengan tanpa merubah maknanya. Sesungguhnya Dia di atas arasy dengan DzatNya.

Keyakinan ini disebutkan pada setiap kitab yang di turunkan kepada Nabi yang diutus tanpa bertanya bagaimana tata caranya.

Badru Salam,  حفظه الله تعالى

Selayang Pandang Infaq…

Alhamdulillah..
banyak orang yang semangat membantu saudara saudara kita..
di palestina, di suriah, di negara negara sana..
sungguh..
ini menunjukkan kepedulian terhadap sesama muslim..
namun..
di negeri ini..
kaum muslimin pun amat membutuhkan bantuan..
banyak yang terlilit hutang..
banyak yang terpuruk perekonomian..
banyak yang hidup dalam kesusahan..
menjadi mangsa mangsa empuk kristenisasi dan syiahisasi..

Tidakkah hati kita lebih peduli dengan yang ada di sekeliling kita..
padahal..

Membantu para janda dan kaum dluafa..
sama pahalanya dengan jihad fi sabiilillah..
sama dengan orang yang selalu sholat malam dan puasa..
sebagaimana dikabarkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam..
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim..

Marilah saudaraku..
kita selamatkan aqidah saudara saudara kita..
dengan segala kemampuan kita..
dengan ilmu, harta dan doa..

Badru Salam, حفظه الله

Repost By :
Insanpeduli.com