Category Archives: BBG Kajian

Mereka Yang Tidak Akan Diajak Bicara Oleh Allah Pada Hari Kiamat

Ust. Badru Salam Lc

Ada 9 orang yang nanti pada hari kiamat tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak dilihat, tidak disucikan, dan bagi mereka adzab yang pedih. Siapakah mereka ??

1. Orang yang memakai kain melebihi mata kaki (musbil).

2. Orang yang suka mengungkit pemberiannya.

3. Orang yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah palsu.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan dalam hadits tentang mereka. Yaitu:


 ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ » قَالَ فَقَرَأَهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ثَلاَثَ مِرَارٍ. قَالَ أَبُو ذَرٍّ خَابُوا وَخَسِرُوا مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الْمُسْبِلُ وَالْمَنَّانُ وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ‬

“Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat mereka tidak juga mensucikan mereka dan bagi mereka adzab
yang pedih.” Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda demikian tiga kali. Abu Dzarr berkata, “Merugi sekali, siapa mereka wahai Rasulullah ?” Beliau bersabda, “Musbil (orang yang memakai kain melebihi mata kakinya), dan orang yang selalu mengungkit pemberiannya, dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR Muslim).

4. Orang tua yang berzina.

5. Raja yang suka berdusta.

6. Orang miskin yang sombong.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan dalam hadits tentang mereka. Yaitu:

‫ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ – قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ – وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِر‬

“Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak akan mensucikannya. Abu Mu’awiyah berkata, “Dan Tidak akan dilihat oleh allah.” Dan bagi mereka adzab yang pedih, yaitu orang tua yang berzina, raja yang suka berdusta, dan orang miskin yang sombong.” (HR Muslim).

7. Orang yang bersumpah palsu di waktu ashar untuk mengambil harta muslim dengan tanpa hak.

8. Orang yang yang mempunyai kelebihan air di padang pasir, namun mencegahnya dari orang yang membutuhkannya.

9. Orang yang membai’at pemimpin karena dunia.

‫ثَلاَثٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ رَجُلٌ عَلَى فَضْلِ مَاءٍ بِالْفَلاَةِ يَمْنَعُهُ مِنِ ابْنِ السَّبِيلِ وَرَجُلٌ بَايَعَ رَجُلاً بِسِلْعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ فَحَلَفَ لَهُ بِاللَّهِ لأَخَذَهَا بِكَذَا وَكَذَا فَصَدَّقَهُ وَهُوَ عَلَى غَيْرِ ذَلِكَ وَرَجُلٌ بَايَعَ إِمَامًا لاَ يُبَايِعُهُ إِلاَّ لِدُنْيَا فَإِنْ أَعْطَاهُ مِنْهَا وَفَى وَإِنْ لَمْ يُعْطِهِ مِنْهَا لَمْ يَفِ‬

“Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat mereka tidak juga mensucikan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih. Seseorang yang mempunyai kelebihan air di padang pasir, namun ia mencegahnya dari ibnussabil yang membutuhkannya. Dan orang yang berjual beli dengan orang lain di waktu ‘Ashar, lalu ia bersumpah dengan nama Allah bahwa ia mengambilnya segini dan segini, lalu orang itu
mempercayainya padahal tidak demikian keadaannya. Dan orang
yang membai’at pemimpinnya
karena dunia, bila ia diberi oleh pemimpin ia melaksanakan bai’atnya, dan bila tidak diberi maka ia tidak mau melaksanakan bai’atnya.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

Untuk lengkapnya, silahkan baca di
http://cintasunnah.com/9-orang-yang-tidak-akan-diajak-bicara-oleh-allah/

Habis Maghrib Ngaji Baca Qur’an Yuk…

Ust. Abu Riyadl

Jangan buat bbman or yg lainnya..
Walau baca qur’an kita masih terbata bata tapi tetep ya baca dan baca.. Jangan malas.. Biar rumah kita gak banyak syaithonnya..

Rumah serasa adem ayem..
Siapa yang gak mendambakannya??

Lihat Keutamaan Membaca Surat Al-Baqarah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian pekuburan, sesungguhnya syetan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah.”

Shahih, diriwayatkan Muslim (780).

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ

Dari Abu Umamah Al-Bahili Radhiallahu ‘anhu berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Bacalah surat Al-Baqarah, sebab mengambilnya adalah barakah, meninggalkannya adalah kerugian, dan para penyihir tidak mungkin mampu menembus pembacanya.”
Shahih, diriwayatkan Muslim (804).

Semoga dapat menambah semangat dalam tilawatil qur’an..
بَارَكَ اللَّهُ فِيْك

www.abu-riyadl.blogspot.com

MENGENAL LEBIH DEKAT SETAN BISU YANG BERGENTAYANGAN DI SEKITAR KITA

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Sebagian orang kalo mendengar bahwa di rumahnya atau di tempat kerjanya ada setan, maka secara otomatis n reflek bulu kuduknya berdiri merinding karena takut kpdanya. Entah takut krn membayangankan bentuk rupanya yg buruk, seram n mengerikan, ataukah takut karena merasa khawatir diganggu n dikenai bencana olehnya.

Tapi, tahukah anda bahwa di sekitar kita sering dijumpai setan-setan yg “bergentayangan”. Ada setan yg bisu n ada pula setan yg pandai berbicara n menyihir setiap orang yg mendengarnya.

Jika anda merasa penasaran n ingin tahu lebih jelas ttg sifat n ciri-cirinya, silakan KLIK Link berikut ini:

MENGENAL CIRI-CIRI SETAN BISU DAN SETAN YANG BERBICARA

FAEDAH ISTIGFAR DAN TAUBAT

Ust. Firanda Andirja

Ibnu Shubayh berkata :

شَكَا رَجُلٌ إِلَى الْحَسَنِ الْجُدُوبَةَ فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَشَكَا آخَرُ إِلَيْهِ الْفَقْرَ فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَقَالَ لَهُ آخَرُ. ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَرْزُقَنِي وَلَدًا، فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَشَكَا إِلَيْهِ آخَرُ جَفَافَ بُسْتَانِهِ، فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. فَقُلْنَا لَهُ فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: مَا قُلْتُ مِنْ عِنْدِي شَيْئًا، إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ فِي سُورَةِ” نُوحٍ”: اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كانَ غَفَّاراً. يُرْسِلِ السَّماءَ عَلَيْكُمْ مِدْراراً.

“Ada seorang lelaki mengeluhkan kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang musim kering, maka Al-Hasan berkata kepadanya, “Beristighfarlah !”. Lalu ada lelaki yang lain mengeluhkan kepadanya tentang kemiskinannya. Maka Al-Hasan berkata, “Beristighfarlah !”. Lalu datang lelaki yang lain seraya berkata, “Doakanlah untukku agar Allah menganugerahkan bagiku anak”. Maka Al-Hasan berkata kepadanya, “Beristighfarlah !”. Lalu datang lelaki yang lain yang mengeluhkan akan kebunnya yang kering. Maka Al-Hasan berkata kepadanya. “Beristighfarlah !”.

Kamipun berkata kepadanya tentang jawabannya tersebut, maka Al-Hasan berkata, “Aku sama sekali tidak berpendapat dengan pendapat pribadi, sesungguhnya Allah berfirman dalam surat Nuh :

‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (Kisah ini disebutkan oleh AL-Qurthubi dalam tafsirnya pada tafsir surat Nuh, demikian juga An-Nasafi dan Fakhrurroozi dalam tafsir mereka)

Baca selengkapnya di :
http://www.firanda.com/index.php/artikel/151-lain-lain/388-faedah-istigfar-dan-taubat#page-2

Salaf dan Ikhlas

Ust. Rochmad Supriyadi LC

Berkata Ya’kub ; ” Orang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan amal kebajikannya sebagaimana ia menyembunyikan keburukannya”.

Berkata As-susyi; ” Orang yang ikhlas niscaya akan menghilangkan pandangan ke-ikhlasan. Sesungguhnya barang siapa yg bersaksi tentang ke-ikhlasan, maka sungguh ke-ikhlasan nya butuh pada ikhlas “.

Apa yang disebutkan olih para salaf adalah isyarat agar suatu amal hendaknya terbebas dari ujub dan bangga diri. Sesungguhnya orang yang memandang pada ke-ikhlasan, maka ia terjerumus pada penyakit ujub dan bangga diri. Dan ini adalah jeratan syaithon, sedang orang yang ikhlas niscaya terbebas dari jeratan syaithon.

Berkata Ayub ; ” Memurnikan niyat dalam beramal merupakan perkara yang paling berat dari pada mengerjakan segala bentuk amalan “. Berkata para salaf ; ” Melakukan Ikhlas sesaat, akan membawa keberuntungan selamanya, akan tetapi ikhlas itu amat berat “.

Dikatakan kepada Suhail, ” Apa yang paling berat bagi jiwa? Ia menjawab; ” Ikhlas.

Berkata Al-Fudhail ; “Meninggalkan amal lantaran manusia adalah riyak. Sedang beramal untuk manusia adalah syirik. Dan Ikhlas adalah bilamana Allah membebaskan hatimu dari keduanya”.

– Tazkiyantun Nufus 17 –

Ingatlah Wahai Saudariku

Dan apabila mereka selalu mengingat-ingat tempat kembali mereka kepada Sang Pencipta yang semuanya akan dibalas amal perbuatan tersebut, Niscaya mereka tidak akan meremehkan hal ini….

Wahai Ukhti muslimah…
Apakah engkau tidak pernah mengingat-ingat detik-detik menjelang kematianmu saat-saat mereka menyiapkan akan membungkusmu kedalam kain kafan! Setelah itu engkau akan dipikul diatas pundak-pundak manusia yang akan mengantarkanmu ke liang lahad!!!
Maha Suci ALLAH…

Kemarin,engkau masih bangga berlenggak-lenggok mengenakan pakaian yang tidak berbusana muslimah yang syar’i, engkau mengikuti trendi-trendi yang ada pada masamu, ketika keluar rumah kau kenakan pakaian yang akan membangkitkan fitnah syahwat bagi laki-laki, engkau perlihatkan auratmu!…

Namun sekarang….tahukah engkau wahai para muslimah apa yang terjadi pada dirimu?? engkau hanya mengenakan pakaian berwarna putih dan yang sangat sederhana yang akan membungkus seluruh badanmu!
Adapun pandangan manusia, kawan-kawan sejawatmu, fans-fans kamu…
keluargamu yang ada disekitarmu….
Mereka hanya mampu meneteskan air matanya,menangisi kepergianmu dan engkau akan tertanam dalam kubur dan engkau segera mempertanggung jawabkan segala amal perbuatan selama engkau berada didunia ini…

Wahai saudariku muslimah, segeralah bertaubat kepada ALLAH dengan taubat yang nasuha dan berbusana muslimahlah yang syar’i sebelum malaikat maut menjemputmu dalam keadaan engkau tidak berbusana muslimah!
dan engkau akan menyesal dan merugi!

Semoga ALLAH سبحانه وتعالى memberikan hidayah taufiq kepada kita semua untuk melaksanakan seluruh perintah ALLAH dan diwafatkan diatas ketaatan kepada-Nya.

(By Ust. Ahmad Ferry Nasution.)

DUA BAHAYA YANG SANGAT BESAR DALAM MASALAH LISAN

Ust. Ahmad Ferry Nasution

Al-Imam Ibnu Qoyyim al-jauziyyah Rahimahullah berkata:

Dalam masalah lisan ada dua bahaya yang sangat besar, apabila selamat dari salah satunya belum tentu selamat dari yang lainnya, (dua masalah yang besar pada masalah lisan itu ialah):

1. Bahaya Berbicara
2. Bahaya Diam

Dan bisa jadi salah satu dari keduanya tersebut dosanya bisa lebih besar dari yang lain pada waktu-waktu tertentu.

Adapun penjelasan yang dijelaskan oleh beliau, yaitu:

~ Orang yang diam dari kebenaran/ berbicara yang haq mereka ini seperti syaithon yang bisu, bermaksiyat kepada ALLAH, berbuat riya’ dan penjilat, kecuali kalau dia diamnya takut terjadi sesuatu kebinasaan pada dirinya (artinya takut secara fithrah/ tabi’i, bukan takutnya yang tercela sehingga dia diam dari kebenaran, seperti mereka yang diam dari kebenaran karena takut rezekinya diputus dll).

~ Orang yang berbicara dengan kebathilan, mereka ini seperti syaithon yang berbicara dan mereka juga telah bermaksiat kepada ALLAH.

Dan banyaknya makhluk yang menyimpang dari kebenaran baik dalam ucapan-ucapannya dan diamnya.

Sedangkan Ahlul Wasath (orang-orang pertengahan), mereka inilah adalah orang yang berjalan diatas Shirathal Mustaqiim ( adapun kebiasaan mereka dalam masalah lisan);

1. Menjaga lisan-lisan mereka dari berbicara yang bathil.

2. Dan tidaklah mereka mengucapkan sesuatu dari lisannya melainkan yang akan memberikan manfaat baginya diakhirat kelak. Sehingga tidak pernah engkau dapati dari salah seorang dari mereka yang berbicara dengan sia-sia tanpa ada manfaatnya ( ini menunjukkan pembicaraan mereka semuanya memberikan manfaat), apalagi ucapan yang dapat merugikan dirinya di akhirat kelak.

(Perhatikan wahai saudara-saudariku!)

@>– Bagian 1/2 @>–

10 Penyelamat Muslim Dari Pengaruh Kedengkian Manusia

1. Banyak berlindung kepada Allah dgn banyak berta’awudz seperti ucapan ” ‘audzu billah minasyaitanirajim”

2. Berupaya untuk selalu menjalankan perintah Allah & meninggalkan larangan-Nya (taqwa)

3. Banyak bersabar, yaitu dengan tdk membalas keburukan dgn keburukan

4. Banyak bertawakkal kepada Allah

5. Berupaya untuk selalu khusyu’ pada setiap ibadah

6. Berusaha untuk senantiasa berorientasi kepada akhirat pada setiap amal

7. Bertaubat kepada Allah & banyak beristighfar

8. Bersedekah dan memperbanyak kebaikan

9. Berbuat baik kepada orang yang berindikasi menyimpan kedengkian

10.Berserah diri kepada Allah dengan tauhid, dengan keyakinan bahwa semua kejadian di Dunia tidak akan terjadi tanpa izin dari Allah.

Dinukil dari “Fawaid tata’allaqu biasma wasifat” karya ibnul Qoyyim

Semoga bermanfaat!

. Ust. Djazuli Lc

Hati Yang Mati

Setelah kita mengetahui hati yang hidup atau
hati yang sehat, kita mesti tahu pula bagaimanakah hati yang mati. Hati yang mati itulah lawan dari hati yang sehat. Ringkasnya kami sarikan dari penjelasan Ibnul Qayyim berikut ini.

Hati yang mati adalah lawan dari hati yang hidup. Hati yang mati adalah hati yang tidak ada kehidupan di dalamnya. Hati seperti ini tidak mengenal Rabbnya, tidak menyembah-Nya dengan menjalankan perintah-Nya sesuai ia cintai dan ridhoi. Bahkan hati seperti ini hanya mau menuruti syahwat dan keinginannya walau sampai membuat Allah murka dan marah. Ia tidak ambil pusing apakah Rabbnya peduli ataukah tidak.

Hakikatnya ia beribadah pada selain Allah dalam hal cinta, takut, harap, ridho, murka, pengagungan dan penghinaan diri. Jika ia mau mencinta, maka ia mencintai karena hawa nafsunya (bukan karena Allah). Begitu pula ketika ia membenci, maka ia membenci karena hawa nafsunya (bukan karena Allah). Sama halnya ketika ia memberi atau menolak, itu pun dengan hawa nafsunya. Hawa nafsunya lebih ia cintai daripada ridho Allah. Hawa nafsu, syahwat dan kebodohan adalah imamnya. Kendaraannya adalah kendaraannya.

Hati yang mati ini adalah hati yang tidak mau menerima kebenaran dan juga tidak mau patuh. Berbeda halnya dengan hati yang sehat yang mengetahui kebenaran, patuh dan menerimanya.

Demikian penjelasan Ibnul Qayyim yang kami sarikan dari kitab Ighotsatul Lahfan, hal. 44, 46.

Semoga Allah menjauhkan kita dari hati yang mati dan memberikan kita hati yang hidup.

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

Pesantren Darush Sholihin, Panggang-GK, 29 Rabi’ul Akhir 1434 H

www.rumaysho.com

Jangan Lewatkan Hari Tanpa 3 Perkara Ini !

(Faedah dari penjelasan أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc – حفظه الله dalam kajian Mukhtashar Minhajul Qasidin)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan sebuah do’a, yang mana beliau senantiasa berdo’a dengan do’a ini setiap selesai shalat Shubuh. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha

(( اللهم إني أسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا ))

“Ya Allah, aku memohon kepadamu Ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, serta amal yang diterima”

[Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah, Thabrani, dan yang lainnya, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah]

Hal ini merupakan sinyal yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu’ala­ihi wasallam, agar hari-hari kita tidak kosong dari 3 hal tersebut, yaitu:

Pertama:
Agar senantiasa kita MENAMBAH ILMU, bukan sekedar ilmu, akan tetapi yang diinginkan adalah ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu agama, yang dengannya kita mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah Ta’ala dan apa-apa yang telah disampaikan oleh RasulNya shallallahu’ala­ihi wasallam.

Ilmu hanya diperoleh dengan mempelajarinya.­ Maka dengan memanjatkan do’a ini, kita berharap agar Allah Ta’ala memberi taufiq kepada kita sehingga terdorong hati kita untuk menuntut ilmu, mempelajarinya demi mengangkat kebodohan dari diri kita. Terlebih lagi, segala bentuk sarana telah tersedia pada hari ini, yang memudahkan kita untuk mendapatkan ilmu agama,
kapan saja, dan dimana saja.

Kedua:
Agar kita juga MENCARI RIZKI, bekerja dan berkarya, tidak duduk-duduk menantikan uluran tangan dari org lain. Islam menganjurkan mencari rizki demi untuk dapat melaksanakan ketaatan kepada Allah. Dengan rizki tersebut kita bisa menyempurnakan shalat kita, dgn rizki tersebut kita bisa bersedekah baik yg wajib maupun yg sunnah, dengan rizki tersebut mungkin mencukupi utk menunaikan umrah maupun haji, dan segala bentuk ketaatan lainnya.

Akan tetapi tidak berarti semua rizki, melainkan hanya yang halal. Karena hanya rizki yang halal yang akan memberikan keberkahan. Dan karena Allah Ta’ala tidak akan menerima kecuali dari yang halal dan baik.

Ketiga, agar kita banyak beramal shaleh. Kita sangat butuh agar amalan kita diterima Allah Ta’ala. Setelah bersusah payah, mengorbankan waktu, tenaga, harta, tentu kita ingin agar semua itu diterima Allah Ta’ala sehingga mendapat balasan yang diinginkan. Akan tetapi Allah hanya akan menerima amal yang shaleh, yaitu amal yang dilandasi 2 hal utama: Ikhlas (semata-mata mengharap Wajah Allah), serta Muttaba’ah (beramal hanya dengan petunjuk yang telah dibawa oleh Muhammad shallallahu’ala­ihi wasallam).

Dan ketiga hal diatas saling berhubungan satu sama lain.

Dengan Ilmu yang bermanfaat kita dapat mengetahui mana yang halal dan mana yang haram, sehingga dalam mencari rizki pun kita mengetahui batasan-batasan­nya dan memastikan hanya mencari yang halal.

Dan hanya dengan ilmu lah suatu amal dapat ditegakkan dengan benar, sesuai yang diinginkan Allah dan RasulNya, sehingga amalan pun diterima. Karena amalan yang tidak dilandasai dengan ilmu, yaitu yang tidak berdasarkan petunjuk Allah dan RasulNya, maka amalan tersebut akan tertolak, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh A’isyah radhiyallahu’an­ha “Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang bukan atas petunjuk kami, maka amalan tersebut tertolak” (Riwayat Muslim, shahih).

Demikian juga, harta yang halal juga menentukan apakah amalan kita diterima atau ditolak. Sebagaimana hadits yang menceritakan seorang musafir yang berdo’a kepada Allah dalam safarnya “Ya Rabb, Ya Rabb…” akan tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, sehingga Rasulullah shallallahu’ala­ihi wasallam bersabda “Bagaimana do’anya akan dikabulkan?” (Riwayat Muslim, shahih).

Bersambung……