Category Archives: Hadits

HADITS : Jangan Tinggalkan Sholat Berjama’ah Di Masjid

● Abdullah bin Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu berkata,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَلْقَى اللَّهَ غَدًا مُسْلِمًا فَلْيُحَافِظْ عَلَى هَؤُلاَءِ الصَّلَوَاتِ حَيْثُ يُنَادَى بِهِنَّ فَإِنَّ اللَّهَ شَرَعَ لِنَبِيِّكُمْ -صلى الله عليه وسلم- سُنَنَ الْهُدَى وَإِنَّهُنَّ مِنْ سُنَنِ الْهُدَى وَلَوْ أَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِى بُيُوتِكُمْ كَمَا يُصَلِّى هَذَا الْمُتَخَلِّفُ فِى بَيْتِهِ لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ وَلَوْ تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ وَمَا مِنْ رَجُلٍ يَتَطَهَّرُ فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَعْمِدُ إِلَى مَسْجِدٍ مِنْ هَذِهِ الْمَسَاجِدِ إِلاَّ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِكُلِّ خَطْوَةٍ يَخْطُوهَا حَسَنَةً وَيَرْفَعُهُ بِهَا دَرَجَةً وَيَحُطُّ عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةً وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلاَّ مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ وَلَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يُؤْتَى بِهِ يُهَادَى بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ حَتَّى يُقَامَ فِى الصَّفِّ

“Siapa yang senang bertemu Allah besok dalam keadaan muslim maka jagalah sholat-sholat (berjama’ah) di tempat asal panggilan (adzan) nya.

Karena Allah telah mensyariatkan kepada Nabi kalian shollallahu ‘alayhi wasallam sunnah-sunnah hidayah. Dan itu (sholat berjama’ah di masjid) termasuk dari sunnah-sunnah hidayah.

Jika kalian sholat di rumah-rumah kalian, seperti pembangkang yang sholat di rumahnya ini, maka itu artinya kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian. Jika kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, niscaya kalian akan sesat.

Aku sudah melihat bahwa tidak ada seorang pun yang meninggalkan sholat berjama’ah kecuali munafik yang jelas kemunafikannya.

(Karena sedemikian bahayanya meninggalkan sholat berjama’ah) sampai-sampai orang yang lemah harus dipapah dua orang laki-laki untuk bisa berbaris di dalam shof..”

(HR. Muslim no. 654)

● Dalam riwayat Muslim yang lain, Abdullah bin (Ibnu) Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu berkata,

إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَلَّمَنَا سُنَنَ الْهُدَى وَإِنَّ مِنْ سُنَنِ الْهُدَى الصَّلاَةَ فِى الْمَسْجِدِ الَّذِى يُؤَذَّنُ فِيهِ

“Sesungguhnya Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam telah mengajarkan pada kami suatu petunjuk yang baik. Yang termasuk ajaran yang baik tersebut adalah sholat di masjid yang dikumandangkan adzan di sana..”

(HR. Muslim no. 654)

● Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rohimahullah menerangkan,

“Setiap ajaran Rosul shollallahu ‘alayhi wasallam itu adalah petunjuk, cahaya dan syari’at dari Allah. Dan yang dimaksud dalam hadits adalah sholat yang lima waktu.

Sholat tersebut adalah bagian dari petunjuk Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam. Maka benarlah apa yang dituturkan oleh Ibnu Mas’ud. Bahkan sholat lima waktu adalah petunjuk terbesar setelah dua kalimat syahadat dalam rukun Islam..”

(Syarh Riyadhus Sholihin, 5: 76).

● Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan  hafizhohullah mengatakan,

“Seseorang yang meninggalkan sholat berjama’ah menunjukkan akan beratnya dia menjalankan sholat. Ini pertanda bahwa hatinya terdapat sifat kemunafikan. Untuk lepas dari sifat tersebut, marilah menjaga sholat berjama’ah..”

(Minhatul ‘Allam fii Syarh Bulughil Maram, 3: 365)

ARTIKEL TERKAIT
WAHAI KAUM PRIA.. ANDA AKAN MENYESAL TIDAK SHOLAT BERJAMA’AH DI MASJID

https://bbg-alilmu.com/archives/38030

Memohon Kepada Allah Kebaikan Di Dunia Dan Di Akherat Serta Perlindungan Dari Adzab Neraka

Allah Ta’ala berfirman,

وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ ۝٢٠١

“Dan di antara mereka ada yang berdo’a, ‘Yaa Robb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat serta peliharalah kami dari adzab api neraka..” (Qs Al Baqoroh: 201)

Ibnu Katsir rohimahullah berkata,

“Do’a ini meliputi berbagai kebaikan di dunia dan menjauhkan segala kejahatan.

Kebaikan di dunia mencakup segala permintaan yang bersifat duniawi, berupa :
– kesehatan,
– rumah yang luas,
– istri yang cantik,
– rezeki yang melimpah,
– ilmu yang bermanfaat,
– amal sholih,
– kendaraan yang nyaman,
– pujian

dan lain sebagainya yang tercakup dalam ungkapan para mufassir, dan di antara semuanya itu tidak ada pertentangan, karena semuanya itu termasuk ke dalam kategori kebaikan dunia.

Sedangkan mengenai kebaikan di akherat, maka yang tertinggi adalah masuk Surga dan segala cakupannya berupa :
– rasa aman dari ketakutan yang sangat dahsyat,
– kemudahan hisab, dan
– berbagai kebaikan urusan akherat lainnya.

Sedangkan keselamatan dari api neraka, berarti juga kemudahan dari berbagai faktor penyebabnya di dunia, yaitu berupa :
– perlindungan dari berbagai larangan dan dosa,
– terhindar dari berbagai syubhat dan hal-hal yang haram.

Al Qosim Abu Abdurrohman berkata, “Barangsiapa dianugerahi :
– hati yang suka bersyukur,
– lisan yang senantiasa berdzikir, dan
– diri yang sabar,

berarti dia telah diberikan kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat serta dilindungi dari adzab neraka. Oleh karena itu, sunnah Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam menganjurkan do’a tersebut di atas..”

Al Bukhori (no. 4522) meriwayatkan dari Mu’ammar, dari Anas bin Malik, dia berkata, Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam pernah berdo’a,

اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Allaahumma Robbanaa aatinaa fid-dunya hasanatan wa fil aakhiroti hasanatan wa qinaa ‘adzaaban-naar

Yaa Allah, ya Robb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat, serta peliharalah kami dari adzab neraka.

(Tafsir Ibnu Katsir)

MUTIARA SALAF : Jangan Tergesa-Gesa

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

التَّأَنِّي مِنَ اللهِ، وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Ketenangan/kehati-hatian datangnya dari Allah, sedangkan tergesa-gesa datangnya dari setan..”

(HR. Abu Ya’la – Syaikh al-Albani berkata di ash-Shohiihah no. 1795, isnadnya hasan)

● Ibnu Hibban rohimahullah mengatakan,

الواجب على العاقل لزوم الرفق في الأمور كلها وترك العجلة والخفة فيها، إذ الله تعالى يحب الرفق في الأمور كلها، ومن منع الرفق منع الخير، كما أن من أعطي الرفق أعطي الخير، ولا يكاد المرء يتمكن من بغيته في سلوك قصده في شيء من الأشياء على حسب الذي يحب إلا بمقارنة الرفق ومفارقة العجلة

“Seseorang yang berakal wajib senantiasa berhati-hati dan cermat dalam semua urusan, tidak boleh tergesa-gesa, dan tidak bertindak gegabah. Sebab, Allah subhanahu wa ta’ala mencintai kehati-hatian dalam semua urusan. Barangsiapa tidak bisa bertindak hati-hati, dia akan terhalangi dari kebaikan.

Adapun orang yang dianugerahi kecermatan, dia telah diberi kebaikan. Seseorang hampir pasti tidak bisa menggapai tujuannya dalam satu urusan pun sesuai dengan keinginannya kecuali dengan disertai sikap cermat dan meninggalkan ketergesaan..”

(Roudhotul Uqola wa Nuzhatul Fudhola, hlm. 247)

HADITS : Tiga Bentuk Pengabulan Sebuah Do’a

Dari sahabat Abu Sa’id al-Khudri rodhiyallahu ‘anhu, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إثْمٌ، وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ؛ إِلاَّ أَعْطَاهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ يُعَجِّلَ لَهُ دَعْوَتَهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوْءِ مِثْلَهَا. قَالُوا: إذًا نُكْثِرُ. قَالَ: اللهُ أَكْثَرُ

“Tidaklah seorang muslim berdo’a dengan sesuatu pun, selama (do’anya) tidak mengandung dosa atau memutus silaturahmi, kecuali Alah akan memberinya salah satu dari tiga hal:

– disegerakan baginya pengabulannya,

– atau disimpan baginya di akhirat,

– atau dihindarkan darinya bencana atau keburukan yang semisal dengannya.”

(Ketika mendengar hadits ini) para sahabat bertanya, “Kalau demikian (yakni setiap orang yang berdo’a pasti akan mendapatkan salah satu dari tiga hal tersebut), kami akan memperbanyak do’a..”

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Sungguh, pengabulan Allah subhanahu wa ta’ala lebih banyak daripada do’a kalian..”

(HR. Ahmad no. 11133)
Hadits ini dinilai hasan shohih oleh Syaikh al-Albani dalam Shohih at-Targhib wa at-Tarhib no. 1633

ARTIKEL TERKAIT
Tiga Perkara Penting Untuk Diingat Agar Kita Langgeng Dalam Berdo’a

HADITS : Balasan Bagi Mereka Yang Rutin Membaca Alqur’an

Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda (yang artinya),

“Akan datang orang yang suka membaca Alqur’an di Hari Kiamat kelak, lalu Alqur’an berkata, ‘Yaa Robbii, hiasilah dia..’ kemudian orang itu dihiasi dengan mahkota karomah (kemuliaan)..

Lalu Alqur’an berkata, ‘Yaa Robbii, tambahkan lagi untuknya..’ maka ia dihiasi dengan pakaian (perhiasan) karomah..

Kemudian ia berkata lagi, ‘Yaa Robbii, ridhoilah ia..’ maka Allah pun meridhoinya. Lalu dikatakan kepadanya, ‘Bacalah dan naiklah..’ untuk setiap ayat, ia ditambahkan (balasan) satu kebaikan..”

(HR. at-Tirmidzi)

mari kita baca Alqur’an setiap hari..

Mereka Yang Dikagumi Oleh Allah

Rosulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن ربك يعجبُ من عبده إذا قال : اغفر لي ذنوبي ، يعلم أنه لا يغفرُ الذنوب غيري .

“Sesungguhnya Allah kagum kepada hamba-Nya apabila ia berkata, ‘ya Allah Ampuni dosa-dosaku..’ Karena ia yakin bahwa tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Aku..”
(HR Abu Dawud)

Dikagumi oleh Allah adalah keberuntungan yang besar..

Adapun dikagumi oleh manusia..
Tidak memberikan apa apa..
Bahkan seringkali menimbulkan penyakit hati..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

ARTIKEL TERKAIT
Kumpulan HADITS

HADITS : Pahala Yang Semisal Pahala 50 Sahabat

Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامًا الصَّبْرُ فِيهِنَّ مِثْلُ القَبْضِ عَلَى الجَمْرِ، لِلْعَامِلِ فِيهِنَّ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِكُمْ

“Sesungguhnya di belakang kalian (nanti) ada hari-hari, di mana bersabar pada waktu tersebut seperti halnya memegang bara api.

Orang yang beramal di waktu tersebut seperti (mendapat) pahala 50 orang, yang beramal seperti amal kalian..”

Para sahabat bertanya, “Wahai Rosulullah..! (mendapatkan) pahala 50 orang dari kami atau dari mereka..?”

Beliau shollallahu ‘alayhi wasallam menjawab, “Pahala 50 orang dari kalian..”

(HR. At-Tirmidzi no. 3058, Ibnu Majah dan Abu Dawud, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani)

● Saat menjelaskan hadits di atas, Syaikh Sholih Fauzan al-Fauzan hafizhohullah berkata,

“Maksudnya (pahalanya) sepadan dengan pahala 50 orang sahabat.

Orang yang berpegang pada sunnah pada akhir zaman, saat berbagai fitnah bermunculan, ia tidak mempunyai para penolong.

Bahkan kebanyakan manusia menentangnya.. mereka membuatnya cemas, menjelekkannya, dan menyalahkannya. Sehingga ia membutuhkan kesabaran.

Oleh karena itu, ia mendapat pahala yang begitu agung, disebabkan ketegarannya di atas kebenaran saat berbagai fitnah bermunculan dan rintangan begitu banyak..”

ref : https://almanhaj.or.id/6684-ragam-fitnah.html

Lima Perkara

Dari Jabir bin Abdillah rodhiyallahu ‘anhu,

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما أنّ النبيَّ صلى الله عليه وسلم قال :

Bahwasanya Nabi shollaallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

*«أُعْطِيتُ خمسا، لم يُعْطَهُنَّ أحد قبلي: نُصِرْتُ بالرعب مسيرة شهر، وجُعِلَت لي الأرض مسجدا وطَهُورا، فأَيَّمَا رجل من أمتي أدركته الصلاة فَلْيُصَلِّ، وأُحِلَّت لي المغانم، ولم تحلَّ لأحد قبلي، وأُعْطِيتُ الشفاعة، وكان النبي يُبْعَثُ إلى قومه خاصة، وبُعِثتُ إلى الناس عامَة».*

“Aku diberikan oleh Allah lima yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari Nabi sebelumku,

– Yang pertama, aku ditolong oleh Allah dengan rasa takut (di hati musuh) sebulan perjalanan jauhnya.

– Yang ke 2, dijadikan bumi itu sebagai tempat sholat dan sebagai tempat bersuci. Maka siapapun dari ummatku yang mendapatkan waktu sholat hendaklah ia sholat dimanapun.

– Yang ke 3, dihalalkan kepadaku ghonimah dan tidak dihalalkan untuk seorangpun sebelumku.

– Yang ke 4, aku diberikan oleh Allah syafa’at.

– Yang ke 5, Nabi sebelumku diutus hanya kepada kaumnya saja. Sedangkan aku diutus kepada seluruh manusia..”

[HR. Al Bukhori dan Muslim]

=======
Hadits Ini menunjukkan :

1️⃣ Disyari’atkannya menceritakan nikmat-nikmat Allah subhanaahu wata’ala, bukan untuk berbangga-bangga tapi untuk memperlihatkan nikmat Allah subhanaahu wata’ala sebagai rasa syukur.

Sebagaimana Allah ber-firman juga dalam Qs. Dhuha ayat 11,

وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

“Adapun dengan nikmat Robb-Mu maka ceritakanlah..”

2️⃣ Keutamaan Nabi Muhammad shollallaahu ‘alayhi wasallam dan ummatnya dimana diberikan kepada mereka keistimewaan yang tidak diberikan kepada nabi-nabi sebelum Rosulullah shollallaahu ‘alayhi wasallam.

3️⃣ Bahwa diantara wasilah kemenangan yaitu dijadikannya musuh-musuh itu ketakutan di hati mereka sejauh sebulan perjalanan.

4️⃣ Dalil yang menunjukkan bolehnya tayammum dengan tanah apapun yang suci, maka dimana saja kita berada kita boleh tayammum disitu kalau jika tidak mendapatkan air dan kita boleh sholat, kecualikan tentunya tempat yang dilarang padanya untuk sholat. Seperti kuburan, demikian pula kamar mandi, demikian pula kandang unta.

5️⃣ Wajibnya melaksanakan sholat apabila telah masuk waktunya.

6️⃣ Dihalalkannya ghonimah untuk ummat Islam.

7️⃣ Bahwa nabi Muhammad shollallaahu ‘alayhi wasallam diistimewakan dengan syafa’at yang terbesar nanti pada hari kiamat.

8️⃣ Bahwa risalah Nabi Muhammad shollallaahu ‘alayhi wasallam itu umum, untuk seluruh manusia sedangkan para nabi sebelum Rosulullah shollaallahu ‘alayhi wasallam hanya untuk ummatnya saja.

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Larangan Untuk Berburuk Sangka Dan Tajassus – 1

Tajassus adalah : mencari-cari kesalahan atau kejelekan orang lain

● Allah Ta’ala berfirman.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain..”

( Al-Hujurat/49 : 12 )

● Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا

“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan..

Janganlah kalian :
– saling mencari berita kejelekan orang lain,
– saling memata-matai,
– saling mendengki,
– saling membelakangi, dan
– saling membenci.

Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara..”

( HR. Bukhari no. 6064 dan Muslim no. 2563 )

Temanmu Yang Hakiki

● Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda tentang alam kubur,

وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ ، حَسَنُ الثِّيَابِ ، طَيِّبُ الرِّيحِ ، فَيَقُولُ : أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ ، هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ . فَيَقُولُ لَهُ : مَنْ أَنْتَ ؟ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ . فَيَقُولُ : أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ . فَيَقُولُ : رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي

“Lalu datanglah kepadanya seorang laki laki yang wajahnya indah, pakaiannya bagus, dan sangat wangi.

Ia berkata, “Bergembiralah dengan sesuatu yang menyenangkanmu..! Ini adalah hari yang dijanjikan untukmu..”

Ia (mayat) berkata, “Siapakah kamu..? wajahmu membawa kebaikan..”

Ia menjawab, “Aku adalah amalmu yang sholeh..”

Ia (mayat) berkata, “Ya Robb, tegakkanlah hari kiamat agar aku bisa kembali kepada keluarga dan hartaku..”

(HR Ahmad)

● Al Hafizh Ibnu Rojab rohimahullah berkata,

صاحب مَن تُصاحب، فواللّٰه الذي على العرش اسْتوى لن يُصاحبك في قبرك إلّا صاحبٌ واحد، ألا وهو عملك الصّالح، فأحسن صُحبته، يحسن صُحبتك في قبرك.

“Temanilah yang akan menemanimu.. demi Allah yang ber-istiwa di atas ‘Arasy, tidak akan ada yang menemanimu di kuburmu kecuali satu teman saja. Ia adalah amalmu yang sholeh..

Maka perbaikilah persahabatanmu dengannya. Ia akan menjadi sahabatmu terbaik di kuburmu..”

(Lathoiful Ma’arif hal. 99)

Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى