Category Archives: Hadits

Tidak Mengapa

Rosulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لا بأسَ بالغِنَى لمنِ اتَّقى ، والصِّحَّةُ لمنِ اتَّقى خيرٌ منَ الغِنَى ، وطيبُ النَّفسِ منَ النَّعيمِ

“Tidak mengapa kekayaan itu bagi orang yang bertakwa. Dan kesehatan bagi orang yang bertakwa lebih baik dari kekayaan. Dan baiknya jiwa itu termasuk kenikmatan..”

(HR Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)

Kesehatan bagi orang yang bertakwa adalah kekuatan untuk ibadah..
Tapi bagi orang yang tidak bertakwa..
Kesehatan menjadi petaka..
Karena ia gunakan kesehatan untuk memaksiati Allah..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Waktu Terus Berputar

Waktu terus berputar..
Seperti mentari yang berlari menuju tempat terbenamnya..
Dan ajalpun semakin mendekat..
Namun perbekalan ini terasa amat sedikit..

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ».

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, Aku pernah bersama Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, ‘Wahai Rosulullah, mukmin manakah yang paling baik..?’

Beliau bersabda, ‘Yang paling baik akhlaknya..’

Ia kembali bertanya, ‘Lalu mukmin manakah yang paling cerdas..?’

Beliau bersabda, ‘Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas..’

(HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani)

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Lisan Yang Istiqomah

Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ ‏ ‏بَوَائِقَهُ

“Iman tidak dapat istiqomah hingga hati istiqomah.. dan hati tidak akan istiqomah hingga lisan istiqomah.. dan seseorang tidak masuk surga hingga tetangganya aman dari gangguannya..”

(HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani)

Istiqomah hati itu tak mudah..
Karena hati mudah berbolak balik..
Mudah dipengaruhi oleh ucapan dan perbuatan..

Istiqomah yang hakiki itu adalah istiqomah hati..
Dan hati tidak akan istiqomah bila lisan kita bengkok..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Maafkanlah

Saat Abu Bakar rodhiyallahu ‘anhu bersumpah untuk tidak lagi menafkahi Misthoh karena ia telah ikut menuduh Aisyah rodhiyallahu ‘anha berzina. Allah menurunkan firman-Nya,

وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖوَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ (٢٢)

“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu..? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang..”
(Q.S. An-Nur ayat 22)

Maka Abu Bakar berkata, “Iya, demi Allah kami lebih suka Engkau ampuni dosa kami..”
Lalu beliaupun kembali menafkahi misthoh.

Itulah mukmin..
Ia lebih berharap ampunan Allah saat ia marah kepada orang yang telah menyakiti hatinya..
Maka iapun memaafkan dan mengenyampingkan kemarahannya..

Maka maafkanlah saudaramu niscaya Allah maafkan kesalahanmu..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Akibat Berani Melanggar Larangan Allah

Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا ) قَالَ ثَوْبَانُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا ، جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لاَ نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لاَ نَعْلَمُ ، قَالَ : ( أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا

“Aku benar benar mengetahui kaum kaum dari ummatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa pahala pahala sebesar gunung tihamah. Lalu Allah menjadikannya hancur lebur..”

Tsauban berkata, “Wahai Rosulullah, sifatkan mereka kepada kami, dan jelaskan siapa mereka, agar kami tidak termasuk dari mereka..”

Beliau bersabda, “Mereka itu dari kalian juga dan dari jenis kalian. Mereka mengambil malam sebagaimana kalian mengambilnya, akan tetapi mereka apabila bersendirian dengan keharaman Allah, mereka berani melanggarnya..”

(HR. Ibnu Majah no 4245)

Saat sendirian berbuat maksiat dan tidak peduli dengan Allah..
Tidak ada rasa takut kepada adzab-Nya..
Ia lebih takut kepada pengawasan manusia dibanding pengawasan Allah..
Tak ada keinginan bertaubat..
Bahkan bila ada kesempatan ia segera melakukannya..

Berbeda dengan orang yang berbuat maksiat saat sendiri karena terdorong syahwat..
Lalu ia menyesal dan bertaubat kepada Allah..
Dan berusaha menjaga taubatnya..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Do’a Memohon Surga Dan Semua Takdir Baik

pertanyaan : afwan Ustadz, apakah derajat hadits di atas ini shohih..?

jawaban : haditsnya SHOHIH.

Dijawab oleh,
Ustadz Dr. Sufyan Baswedan MA, حفظه الله تعالى

======
➡️ salah satu adab berdo’a adalah memulainya dengan:

● memuji Allah dengan nama-nama-Nya yang Agung (contoh): yaa Hayyu yaa Qoyyuum

● lalu membaca sholawat (contoh): Allaahumma sholli wa sallim ‘alaa Muhammad

● lalu mulailah berdo’a..

Menjaga Lisan Saat Marah

Rosulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

قال رجل: والله لا يغفر الله لفلان، فقال الله: من ذا الذي يتألى عليَّ أن لا أغفر لفلان؟ إني قد غفرت له، وأحبطت عملك

Ada seorang lelaki yang berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan..”

Allah berfirman, “Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan..?  Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapuskan amalmu..” (HR Muslim).

Dalam riwayat Ahmad dan Abu Dawud disebutkan bahwa ia mengucapkan itu karena marah kepada temannya yang selalu berbuat maksiat.

Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu berkata,

“Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, ia telah mengucapkan kata kata yang merusak dunia dan akheratnya..”

Atho’ bin Abi Robah rohimahullah berkata,

إن الرجل ليتكلم في غضبه بكلمة يهدم بها عمل ستين سنة ، أو سبعين سنة .

“Sesungguhnya seseorang berbicara saat marahnya dengan sebuah kalimat yang dapat menghancurkan amalan selama 60 atau 70 tahun..”

(Fathul Bari Ibnu Rojab 1/200)

Saat marah, jagalah lisan agar tidak mengucapkan kalimat yang buruk..
Agar amal kita tidak dibatalkan tanpa terasa..

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Ampunan Allah Di Hari Arofah

Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda (yang artinya),

“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharrom) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu..”

[ HR. Muslim – no. 1162 ]

● Al Hafizh Ibnu Rojab rohimahullah menyebutkan bahwa,

Ibnu Umar rodhiyallahu ‘anhumaa mengatakan,

إذا كان يوم عرفة لم يبق أحد في قلبه مثقال ذرة من إيمان إلا غفر له قيل له: أللمعروف خاصة أم للناس عامة؟ قال: بل للناس عامة”

‘Ketika hari Arofah, setiap orang yang memiliki iman seberat telur semut maka dia akan diampuni..’

Ada yang bertanya kepada beliau, ’Apakah khusus untuk yang sedang wukuf di Arofah ataukah umum mencakup semua orang..?’

Ibnu Umar menjawab, ‘Umum untuk semua manusia..’

(Lathoif al-Ma’arif, hlm. 492)

Hadits Batil Yang Populer Di Masyarakat Terkait Hari Arofah

PERTANYAAN :

Mohon penjelasan derajat hadits sbb :

“Barangsiapa membaca surat Al Ikhlas 1.000 kali pada hari Arofah, akan dikabulkan seluruh permintaannya..” (HR. Ahmad)

JAWABAN :

hadits BATIL

hadits itu disebutkan oleh Ibnu Arraq dalam kitab Tanziihusy Syari’ah.

(تنزيه الشريعة المرفوعة عن الأخبار الشنيعة الموضوعة)

dan menurut beliau, dalam sanadnya terdapat sejumlah perawi yang tidak dikenal (majhul). Nah, ini adalah ciri-ciri hadits batil (palsu).

Dijawab oleh,
Ustadz Dr. Sufyan Baswedan MA, حفظه الله تعالى

======

JANGAN MENYEBARKAN HADITS PALSU

Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ (رواه البخاري، رقم 110 و مسلم، رقم 3)

“Siapa yang berbohong atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka..”

(HR. Bukhari, no. 110 dan Muslim, no. 3)

An-Nawawi rohimahullah mengatakan,

“Diharamkan meriwayatkan hadits palsu bagi orang yang mengetahui kalau itu palsu, atau ada dugaan kuat kepalsuannya. Siapa yang meriwayatkan hadits, sedangkan dia tahu atau menduganya palsu dan tidak menjelaskan periwayatan dan kepalsuannya, maka dia masuk dalam ancaman ini, yaitu termasuk dalam golongan para pendusta atas nama Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam..”

(Syarh Shohih Muslm, 1/71)

Empat Lafazh Takbir Dari Tanggal 1 – 13 Dzulhijjah

Imam Bukhari rohimahullah menyebutkan,

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِى أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ أَيَّامُ الْعَشْرِ ، وَالأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ . وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِى أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَبِّرَانِ ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا . وَكَبَّرَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِىٍّ خَلْفَ النَّافِلَةِ .

Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyriq..”

Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada SEPULUH HARI PERTAMA DZULHIJAH, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin ‘Ali pun bertakbir setelah sholat sunnah.

(Dikeluarkan oleh Imam Bukhari rohimahullah tanpa sanad -mu’allaq-, pada Bab Keutamaan Beramal di Hari Tasyriq)