Syeikh Utsaimin -rohimahulloh- mengatakan:
“Termasuk sikap mengagungkan Kitabullah = ketika ahli kaligrafi tidak mempermainkan Kitabullah ‘azza wajall dalam penulisannya.
Karena sebagian ahli kaligrafi -hadahumulloh- menulis Kitab (Alqur’an) yang Agung ini dalam bentuk .. bangunan, atau menara, atau masjid. Dan lebih keji lagi, mereka yang menulisnya dalam bentuk manusia yang sedang ruku’ atau sujud.
Tindakan mempermainkan kitabullah macam apa ini..?! Tindakan menghinakan kitabullah seperti apa ini..?! seakan-akan kitabullah adalah (hiasan) pahat yang bisa kalian pakai untuk menghias tembok-tembok kalian, atau yang lainnya.
Jika para ulama berbeda pendapat dalam masalah ‘bolehnya menulis Alqur’an dengan metode penulisan yang dikenal di zaman ini’ (bukan dengan metode penulisan utsmani), lalu bagaimana dengan orang yang menulis Alqur’an dalam bentuk pahatan, atau tembok, atau menara, atau yang lainnya.
Sungguh ini perkara HARAM, siapapun yang tahu kemuliaan Kitabullah dan tahu perkataan para ulama tidak akan ragu dalam masalah ini.
Oleh karena itu, aku memperingatkan mereka yang ahli kaligrafi dan aku (juga) memperingatkan mereka yang meminta ahli ahli kaligrafi, dari menuliskan Kitabullah dalam bentuk gambar-gambar dan pahatan-pahatan ini.
Dan aku katakan: ‘Muliakanlah Kitabullah, karena sungguh Kitabullah (jauh) lebih mulia dan lebih agung daripada dijadikan pahatan di tembok dalam bentuk rumah, atau dalam bentuk menara, atau dalam bentuk masjid, atau lebih keji lagi dibentuk seperti manusia.
Maka dari itu, waspadalah wahai para hamba Allah, jangan sampai kalian menghinakan Kitabullah, jangan sampai pengagungan kalian terhadap Kitabullah menipis, karena bila keagungan Kalamullah di hati seseorang menipis, maka akan menipis pula keagungan semua Syariat Islam di hatinya. Kami memohon hidayah kepada Allah untuk kami dan mereka.
Dan barangsiapa memiliki sebagian dari perkara ini, maka hendaklah dia segera menghilangkannya sebagai bentuk taubat kepada Allah azza walla, dan juga sebagai bentuk mengagungkan dan menghormati Kitabullah..”
Penterjemah,
Ustadz Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى