Muhammad bin Abdul Hakam mengisahkan:
لم يزل الشافعي يقول بقول مالك ولا يخالفه إلا كما يخالف بعض أصحابه، حتى أكثر فتيان عليه فحمله ذلك على ما وضعه على مالك، وإلا فإنه كان الدهر كله إذا سئل عن الشيء قال: هذا قول الأستاذ.
Dahulu Imam Syafii tiada henti mengikuti pendapat gurunya, yaitu Imam Malik, ia tiada pernah menyelisihi gurunya kecuali sedikit sekali sebagaimana yang dilakukan oleh murid-murid imam Malik yang lain. Hingga Fityan bin Abi As Sameh terlalu sering memperadukan ucapan As Syafii dengan ucapan gurunya yaitu Imam Malik, maka imam Syafii akhirnya sengaja menulis kritikan dan bantahan kepada imam Malik. Adapun sebelumnya, beliau bila ditanya tentang sesuatu, beliau menjawab: ini adalah pendapat Ustadzku. (Tartiibul Masaalik 385)
Dalam versi lain beliau berkata:
إنما رجعت إلى أقوالي الجديدة لأني لما دخلت مصر بلغني أن بالمغرب قلنسوة من قلانس مالك يستسقي بها الغيث فخفت أن يتمادى الزمان ويعتقد فيه ما أعتقد في المسيح فأظهرت خلافه ليعلم الناس أنه أمام مجتهد يخطىء ويصيب
Alasan aku merubah mazhabku ke mazhab yang baru ini, karena ketka aku tiba di negri Mesir, sampai kepadaku satu kabar bahwa di negri Maroko terdapat salah satu peci milik Imam Malik, yang dikeramatkan, digunakan untuk meminta hujan. Karena itu aku kawatir, bila berkepanjangan, akan ada orang yang mengkultuskannya, dan meyakini pada diri beliau seperti kaykinan orang-orang Nashara pada diri Al Masih putra Maryam. Aku sengaja menampak perselisihanku kepada beliau agar semua orang sadar bahwa Imam Malik adalah seorang Imam Mujtahid (manusia biasa) yang bisa salah dan juga bisa benar. (Al Waafi Bil Wafiyaat 1/177)
Subahanallah, betapa besar keteguhan Imam As Syafii dalam menjaga kemurnian tauhid dan manhaj ummat Islam kala itu. Beliau sama sekali tidak bermaksud merendahkan atau menuduh gurunya, namun sebaliknya beliaulah simbol murid yang berbakti kepada guru, meneruskan perjuangan gurunya, walaupun menurut orang-orang yang telah diselimuti oleh fanatik buta, beliau adalah murid durhaka, sampai sampai kala itu ada sebagian murid Imam Malik yang berdoa agar Imam Syafi segera dicabut nyawanya. Dan tatkala info perihal doa salah seorang yang fanatik kepada Imam Malik ini sampai ke telinga Imam Syafii, maka beliau meresponnya dengan melantunkan satu bait sayir:
تَمَنَّى رِجَالٌ أَنْ أَمُوتَ وَإِنْ أَمُتْ * فَتِلْكَ سَبِيْلٌ لَسْتُ فِيْهَا بِأَوْحَدِ
فَقُلْ لِلَّذِي يَبْغِي خِلاَفَ الَّذِي مَضَى * تَهَيَّأْ لأُخْرَى مِثْلِهَا فَكَأَن قَدِ
وَقَدْ عَلِمُوا لَوْ يَنْفَعُ العِلْمُ عِنْدَهُمْ * لَئِنْ مِتُّ مَا الدَّاعِي عَلَيَّ بِمُخْلَدِ
Ada sebagian lelaki yang mengharap agar aku mati, dan kalaupun aku benar-benar mati.
Kematian adalah satu jalan yang aku tempuh bukan seorang diri.
Katakan kepada orang yang mengharap suatu hal yang berbeda dari yang telah terjadi.
Bersiaplah engkau menghadapi kematian serupa yang pasti menghampiri.
Mereka juga tahu, andai ilmu yang mereka ikuti.
Andai aku mati, maka orang yang mendoakan kematian padaku tiada mungkin hidup abadi.
Subahanallah! Ya Allah rahmatilah mereka semua, dan wariskanlah ilmu mereka kepada kami. Amiin
Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى