Syaikh Ali At-Thonthoowi rahimahullah berkata :
“Semalam aku amati, kudapati ruangan terasa hangat dan api penghangat ruangan menyala. Sedangkan aku berada di dipan sambil santai. Aku sedang berfikir tentang tema yang akan kutulis. Lampu ada di sampingku, telepon di dekatku, anak-anakku sedang menulis, adapun ibu mereka sedang menenun kain wol.
Kami telah makan dan minum, dan radio mengeluarkan suara lirih, semuanya dalam ketenangan.
Tidak ada yang aku keluhkan dan tidak ada pula yang aku meminta tambahannya. Maka lisanku berucap “Alhamdulillah…“, kulepaskan dari lubuk hatiku
Lalu akupun merenung… aku mendapati bahwasanya “Alhamdulillah” bukanlah sebuah kata yang sekedar diucapkan oleh lisan, meskipun diulang-ulang seribu kali.., akan tetapi “Alhamdulillah” atas kenikmatan-kenikmatan adalah sampainya aliran kenikmatan tersebut kepada orang yang membutuhkannya.
Ustadz DR. Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى
da160313-0356