Cinta ibarat tanaman yang harus terus disirami, dipupuk, dijaga dan dilindungi dari berbagai pengganggu.
Cinta yang besar lambat laun kan mengecil, memudar dan sirna ketika tidak pernah dinyalakan dengan api kerinduan, tegur sapa, perhatian dan puji-pujian pada pasangan.
Jika ada agama, buhul cinta (mawaddah) bisa saja hilang atau menipis, namun rumah tangga kan tetap bertahan rumah selama masih ada buhul kasihan( rahmah) dan masih tegak tongkat penyangga hak, kewajiban dan tanggung jawab antara kedua pasangan.
Namun dapatkah disamakan keindahan rumah tangga yang dibangun dengan dua buhul cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah) dengan rumah tangga yang hanya bertahan dengan satu buhul rahmah saja?
Tentu tidak, dua buhul yang mengikat kan lebih kuat daripada satu buhul saja, apalagi buhul yang satu itupun tidak lagi sempurna bila mengering dan mengelupas di makan zaman.
So, gelorakan cinta dalam mahligai rumah tanggamu, hidupkan pujian dan sanjungan, rangkai kata-kata yang indah, bingkailah cintamu dengan kerinduan, harapan dan pengorbanan. Jangan biarkan ia layu, mengering dan mati ditelan pergantian musim dan perubahan waktu.
Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA, حفظه الله تعالى.