Kemenangan harus diupayakan, bukan dengan berpangku tangan.
⚉ Nabi Musa ‘alaihissalam tetap diperintahkan berusaha, walau usahanya menurut nalar manusia dan kebiasaan, tiada artinya, yaitu memukulkan tongkat ke lautan.
Allahu Akbar! tatkala sisa usaha yang bisa ia lakukan diiringi dengan kesempurnaan tawakkal, maka menghasilkan buah yang luar biasa, di luar nalar manusia.
⚉ Maryam ‘alaihassalam, yang sedang lapar, dan dalam kondisi lemah karena baru saja melahirkan, diperintahkan untuk berusaha mendapatkan makanan, yaitu menggoyangkan batang pohon kurma.
Hasilnya sungguh luar bisa, walau dengan sisa-sisa tenaganya yang lemah, buah-buah kurma masak yang segar berjatuhan di hadapan Maryam.
Padahal kalau dipikir, Allah Ta’ala kuasa untuk membelah lautan dan menjatuhkan buah kurma tanpa perlu memerintahkan mereka berdua untuk menjalani usaha yang secara tradisi sangat kecil nilainya.
⚉ Demikian pula dengan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam ketika berhijrah, sejatinya Allah kuasa menyelamatkan beliau tanpa harus bersembunyi di dalam gua yang sempit dan kecil.
Namun itulah sunnatullah, beliau harus memberi keteladanan bahwa tawakkal bukan berarti berpangku tangan, namun tetap menjalankan usaha bahkan sisa sisa usaha yang masih bisa dilakukan, dan selanjutnya percayakan hasilnya kepada Allah Ta’ala Yang Maha Kuasa .
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Semoga menyegarkan.
Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri MA, حفظه الله تعالى.