Dari pembahasan kitab FIQIH Ad Da’wah ‘inda Syaikh Al Islam Ibnu Taimiyyah – Kaidah-Kaidah dan Batasan-Batasan Dalam Fiqih Berdakwah Menurut Syaikh Al Islam Ibnu Taimiyyah, yang ditulis oleh Syaikh ‘Abid bin ‘Abdillah Ats Tsubati.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA – Batasan 5 – Memerintahkan Kepada Semua Perkara Yang Ma’ruf Dan Melarang Dari Semua Yang Mungkar – bisa di baca di SINI
.
=======
Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosuulillah…
Kita lanjutkan.. qowaaid dan dhowaabit fiqih ad da’wah.. kita masuk ke..
⚉ BATASAN KE-6 : AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR ITU SESUAI DENGAN KEMAMPUAN
⚉ Imam Al Ghozali berkata, menyebutkan tentang syarat-syarat orang yang ingin beramar ma’ruf nahi munkar, kata beliau, “Syarat yang kelima, Ia mampu.. karena orang yang tidak mampu, beramar ma’ruf nahi munkarnya dengan hati..”
⚉ Ibnu Taimiyyah berkata, “Amar ma’ruf nahi munkar itu fardhu kifayah, bukan fardhu ‘ain dengan kesepakatan kaum muslimin, dan setiap ummat Islam disuruh untuk beramar ma’ruf nahi munkar sesuai kemampuannya, dan itu merupakan ibadah yang paling agung..”
Dalil daripada batasan ini adalah :
⚉ Hadits dari Abu Sa’id al Khudri, bahwa Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :
عن أبي سعيد الخضري -رضي الله عنه- قال: سمعت رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يقول: ((من رأى منكم منكرا فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم يستطع فبقلبه، وذلك أضعف الإيمان)).
أخرجه مسلم
“Siapa diantara kalian yang melihat kemunkaran hendaklah ia ubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya. Maka itu adalah selemah-lemahnya iman..” (HR. Muslim)
Adapun praktek dalam kehidupan, contoh :
➡️ Wajib menyuruh orang-orang yang berada di kolam renang dan pemandian umum untuk menutup aurat. Jika tidak mampu maka setidaknya kita tidak mendatangi tempat-tempat seperti itu.
➡️ Wajib membantah syubhat orang-orang atheis, liberal, dan semacamnya. Jika tidak mampu maka setidaknya kita tidak boleh menyembunyikan berita-berita yang membahayakan ummat tentang mereka.
Demikian pula membantah ahli bid’ah itu sesuai dengan kemampuan.
➡️ Maka dari itu, beramar ma’ruf nahi munkar dikaitkan dengan kemampuan.. apabila dia mampu, wajib bagi dia melakukannya. Jika ia tidak mampu, dimana apabila dia melakukannya malah menimbulkan mudhorot yang lebih besar, maka pada waktu itu dimaafkan.
.
.
Wallahu a’lam ?
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari Kitab FIQIH Ad Da’wah Menurut Syaikh Al Islam Ibnu Taimiyyah, yang ditulis oleh Syaikh ‘Abid bin ‘Abdillah Ats Tsubati.
.
.
Artikel TERKAIT :
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – FIQIH Ad Da’wah ‘Inda Syaikh Al Islam Ibnu Taimiyyah – Kaidah-Kaidah dan Batasan-Batasan Dalam Fiqih Berdakwah Menurut Syaikh Al Islam Ibnu Taimiyyah
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – At Takfiir wa Dhowabithhu – Kaidah-Kaidah Dalam Pengkafiran
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Haqiiqotul Bid’ah wa Ahkaamuhaa – Hakikat Bid’ah dan Hukum-Hukumnya
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil Haq – Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Al Ishbaah – Manhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN
AL FAWAID AL ILMIYYAH GROUP