Tanda kejujuran iman seorang hamba adalah ia meninggalkan sesuatu yang disukai oleh syahwatnya karena takut dimurkai oleh Robbnya.
Puasa mengajarkan kita tentang kejujuran. Saat sendiri tiada orang melihat sementara makanan lezat dan minuman sejuk terhidang di hadapan. Namun kita tetap menahan lapar dan dahaga hingga waktu yang dihalalkan. Itulah kejujuran iman. Jika ia meninggalkannya karena takut kepada Allah, bukan karena sebatas kebiasaan.
● Ibnu Rojab rahimahullah berkata,
“Ketika mukmin yang berpuasa mengetahui bahwa ridho Allah terdapat pada meninggalkan syahwatnya, ia dahulukan ridho Allah dari pada hawa nafsunya. Sehingga kelezatannya ia rasakan saat meninggalkan syahwatnya karena Allah. Karena keimanannya bahwa Allah melihatnya..”
● DzuNun Al Mishri rohimahullah ditanya, “Kapan aku dapat mencintai Robbku..?”
Ia menjawab, “Apabila yang Dia tidak sukai lebih pahit bagimu dari pahitnya kesabaran..”
(Lathoiful Ma’arif hal. 289)
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى