Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
من لم يشكر القليل، لم يشكر الكثير، ومن لم يشكر الناس، لم يشكر الله، التحدث بنعمة الله شكر، وتركها كفر، والجماعة رحمة، والفرقة عذاب”.
– Siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, ia tidak dapat mensyukuri yang banyak
– Siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia maka ia belum berterima kasih kepada Allah
Menceritakan nikmat Allah adalah termasuk syukur dan meninggalkannya termasuk kufur. Al jama’ah itu adalah rahmat dan perpecahan itu adalah adzab.
(HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani)
Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan bahwa menceritakan nikmat itu jika tujuannya adalah untuk memperlihatkan karunia Allah maka ia terpuji. Namun jika untuk bersombong maka ia tercela.
(Ar Ruuh hal. 312)
Contoh menceritakan nikmat adalah perkataan Ibnu Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu,
والذي لا إله غيره، ما نزلَت آية من كتاب الله إلَّا وأنا أعلم فيمن أُنزلت
“Demi Dzat yang tidak ada ilah selain-Nya. Tidak ada satupun ayat dari kitabullah yang turun kecuali aku mengetahui kepada siapa turun..”
(Diriwiyatkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya)
Abu Nu’aim meriwayatkan dari Ali bin Abi Tholib rodhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
“Demi Allah, tidak ada satu ayatpun kecuali aku mengetahui dimana turunnya dan untuk siapa ia turun. Karena Robbku telah memberiku hati yang faham dan lisan yang selalu bertanya..”
Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى