Dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu, Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وُضُوءَهُ ثُمَّ رَاحَ فَوَجَدَ النَّاسَ قَدْ صَلَّوْا أَعْطَاهُ اللَّهُ جَلَّ وَعَزَّ مِثْلَ أَجْرِ مَنْ صَلاَّهَا وَحَضَرَهَا لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أَجْرِهِمْ شَيْئًا
“Siapa yang berwudhu dengan sempurna kemudian dia menuju masjid, ternyata dia jumpai jama’ah sholat telah selesai, maka Allah akan berikan untuknya seperti pahala orang yang mengikuti sholat jama’ah itu dan menghadirinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun..”
(HR. Ahmad 9182, Abu Daud 564, Nasa’i 863 – Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani)
• Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad hafizhohullah mengatakan,
والمراد: أنه يؤجر ويثاب على ذلك؛ لأن إسباغه الوضوء، ثم خروجه من بيته يريد الصلاة لا تخرجه إلا الصلاة يرفع له بكل خطوة يخطوها درجة، ويحط عنه بها خطيئة، فإذا أدرك الناس وصلى معهم حصل ما ذهب إليه، وإن فاتته فإنه على نيته وقصده وحرصه ورغبته، لكن هذا فيما إذا لم يكن ذلك عن تقصير منه وتهاون
“Maksud hadits, dia diberi pahala untuk perbuatan yang dia kerjakan.
Karena wudhu dengan sempurna, kemudian keluar dari rumah untuk melaksanakan sholat, niat dia keluar hanyalah untuk sholat, maka Allah akan mengangkat derajatnya bersamaan dengan langkahnya dan Allah hapuskan.
Jika dia masih menjumpai jama’ah dan sholat bersama mereka, berarti dia mendapatkan tujuan dia berangkat ke masjid. Namun jika dia ketinggalan, maka dia mendapatkan pahala sesuai niatnya, tujuannya, semangatnya, dan harapannya.
Namun ini berlaku jika telat itu terjadi bukan karena kesengajaan atau sikap meremehkan..”
(Syarh Sunan Abi Daud, 3/484).