Dalam memahami nama dan sifat-sifat Allah, ada tiga prinsip mendasar yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kesamaan nama tidak berarti sama hakikatnya.
Meskipun ada beberapa sifat yang disebutkan dengan nama yang sama, seperti Allah Maha Mendengar (As-Sami’) dan manusia juga memiliki kemampuan mendengar, hakikat pendengaran Allah sangat berbeda dengan pendengaran manusia. Allah mendengar segala sesuatu tanpa keterbatasan, sedangkan manusia terbatas dalam kemampuan mendengarnya.
2. Sifat Allah tidak sama dengan sifat makhluk.
Semua sifat yang disandarkan kepada Allah seperti sifat Maha Melihat, Maha Mengetahui, dan sebagainya, tidak boleh disamakan dengan sifat-sifat makhluk. Allah Maha Sempurna, dan sifat-sifat-Nya jauh melampaui apa yang dapat dibayangkan oleh manusia.
3. Hakikat sifat Allah hanya diketahui oleh Allah.
Manusia hanya bisa memahami sifat-sifat Allah sebatas apa yang Dia ajarkan melalui wahyu-Nya (Al-Qur’an dan Hadits). Namun, hakikat sebenarnya dari sifat-sifat Allah, seperti bagaimana cara Allah melihat, mendengar, atau berbuat sesuatu, hanya Allah yang mengetahui.
Ketiga prinsip ini menjaga agar manusia tidak terjerumus ke dalam kesalahan dalam memahami konsep ketuhanan, seperti :
– menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya (tasybih), atau
– menafikan sifat-sifat-Nya (ta’thil).
Penulis,
Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra MA, حفظه الله تعالى