Ustadz Syafiq Basalamah, حفظه الله تعالى
(dari kitab kaifa takun ahsan murobbi fil ‘alam, h 44-45)
1. Hormatilah suamimu ketika dia di rumah atau di luar rumah dan bersegeralah memenuhi kebutuhannya, khususnya di depan putri-putrinya.
2. Jangan bertikai dengan suami di depan anak-anak, never..!! perselisihan yang terjadi tidak boleh melewati pintu kamar tidur.
3. Sengajalah meminta izin suami di depan putri-putrinya, bila ingin masuk atau keluar atau apa saja.
4. Jangan pernah menampakkan pembangkangan atas perkataan suami di depan putri-putri.
5. Bagi istri-istri penguasa terhadap suaminya, yang ikut campur dalam segala urusan suaminya bahkan mengintrogasi suami (Kenapa jendelanya dibuka? Bagaimana kamu keluar sendirian kemarin? Kenapa beli roti ini? dll), seakan dialah komandan di rumah, menyuruh, memerintah dan melarang di rumah. Yakinlah bahwa putri-putrinya kelak akan menjadi fotocopy dirinya, secara otomatis dia akan menguasai suaminya seperti yang dia lihat pada ibundanya dan bila ternyata dia mendapatkan suami yang memiliki kepribadian yang berbeda dengan ayahnya, maka tiada solusi kecuali CERAI.
6. Seorang istri tidak boleh memberikan izin bagi lelaki untuk memasuki rumahnya dikala suaminya tidak di rumah, walaupun dia itu adalah teman dekat keluarga ataupun tetangga.
7. Seorang ibu yang mulia akan bersolek dan berdandan hanya untuk suaminya dengan sengaja dia menunjukkan hal itu di depan putri-putrinya seraya menjelaskan bahwa itu adalah hak suami dan dia juga tidak bersolek ketika keluar rumah atau di depan orang yang bukan suami, untuk memberi contoh nyata pada putri-putrinya
8. Istri yang sholehah tidaklah pelit dan tidak pula boros untuk urusan rumah, dia berada di tengah.
9. Sangat indah sekali, bila anak-anak meminta sesuatu pada ibunya dan sang ibu berkata pada mereka: “Kita akan menanyakannya pada ayah dan kita tidak akan melakukan sesuatu kecuali bila direstui olehnya”. dengan sering kalinya melakukan hal ini maka akan tertancap di dalam diri putri-putri penyerahan tongkat kepemimpinan pada lelaki dan tidak boleh seorang wanita menelanjangi suaminya dari pakaian kepemimpinan dengan dalih gender dan kebebasan.
10. Istri yang sholehah akan menyambut kedatangan suaminya dengan wajah yang ceria dan tak langsung mengadukan tingkah anak-anak yang menyebalkan\ tetangga atau apa saja. Namun ia kan mencari waktu yang tepat.
11. Tidaklah elok seorang istri mengadukan kehamilannya, urusan menyusui atau pekerjaan rumah di depan putri-putrinya karena hal itu kan terekam di memorinya.
12. Tatkala ada tetangga\temen wanitanya meminta untuk turut berkunjung ke rumah fulanah, hendaklah sang ibu berkata pada mereka dan diperdengarkan pada putri-putrinya, “Aku kan memberitahu suamiku, bila dia setuju maka aku ikut”, dan tatkala suaminya datang, ia memberitahu suaminya tanpa nada paksaan, ”Apakah ia diperbolehkan untuk berkunjung ke rumah fulanah”, bila suaminya diam saja, maka ia tidak memaksa dan langsung memberi tahu temannya bahwa ia tidak bisa ikut, di depan putri-putrinya.
13. Bila sang ayah memerintahkan kepada anggota keluarga suatu perintah maka hendaklah sang ibu bersegera melaksanakannya dan menyuruh anak-anak bersegera dan mengajarkan pada mereka pentingnya patuhi perintah suami/ayah, tatkala anak-anak merasakan hal itu maka ia kan tumbuh besar menghormati nahkoda yang kelak mengemudikan bahteranya agar tidak pecah dan karam di samudra.
14. Tatkala istri meminta pada suaminya berbagai macam permintaan yang memberatkan suaminya karena ketidak mampuannya, maka kelak putrinya kan menirunya tatkala mereka menjadi istri.
15. Seorang istri yang duduk ngobrol bersama tetangga\temannya menceritakan rahasia-rahasia rumahnya, maka kelak putrinya dengan mudah menyingkap rahasia suaminya, tatkala ia jadi istri.