Ia adalah bulan mulia…
Bulan ibadah…
Bulan yang memiliki 2 gelar:
1. Bulan haji
ALLAH ta’ala berfirman:
ٱلْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومات
“Musim haji jatuh pada beberapa bulan yang telah diketahui (Syawwal, Dzul Qa’dah, 10 hari pertama Dzul Hijjah).”
(Al Baqarah: 197)
2. Bulan haram
Bulan dimana dosa dilipatgandakan, sebagaimana pahala setiap tetesan keringat dan langkah kebajikan dilipatgandakan.
ALLAH ta’ala berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمٰوٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram/mulia (Dzul Qa’dah, Dzul hijjah, Al Muharram, dan Rajab.”
(At Taubah: 36)
Namun…
Bulan ini cenderung dilupakan.
Tidak ada penyambutan dan jamuan.
Jangankan menyambut kedatangannya, banyak dari kita tidak sadar bahwa ia telah bertamu dalam kehidupan kita selama belasan hari!
Tidak terasa atmosfer ibadah.
Tidak ada upaya keras menjauh dari dosa.
Saudaraku,
Kita telah berada di bulan Dzul Qa’dah .
Lumbung dari pahala dan mimpi buruk bagi setiap dosa.
Maksimalkanlah…
Perlakukanlah dia dengan semestinya dan jangan sampai ia merasa “dianak-tirikan” oleh kita.
(Tafsir Ath Thabari dan Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Baqarah: 197 dan Surat At Taubah: 36)
Muhammad Nuzul Dzikri, حفظه الله تعالى