1. Umar bin Khattab rodhiallohu menentukan awal tahun dengan waktu HIJRAH-nya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, bukan dengan KELAHIRAN Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana dilakukan kaum Ahli Kitab. Untuk memberikan pengajaran kepada manusia bahwa kita adalah umat yang mementingkan amal, bukan umat yang mementingkan waktu atau kejadian bersejarah.
2. Penentuan awal tahun hijriyah diambil dari firman Allah ta’ala (yang artinya): “Sungguh masjid yang dibangun atas dasar ketaqwaan dari HARI PERTAMANYA…” [At-Taubah:108]
Allah menyebutnya hari pertama, dan hari itu adalah hari pertama tahun hijriyah sebagaimana disebutkan oleh Assuhaili dari para sahabat.
3. Tahun hijriyah adalah roda waktu yang berjalan, sama halnya dengan hari, pekan, bulan, dan abad. Tidak diketahui ada satupun dalil tentang ucapan selamat untuknya.
Kalau hanya berupa do’a dan kata pengingat, maka itu sesuatu yang baik.
4. Tidak ada hukum syariat yang berkaitan KHUSUS dengan akhir tahun dan awal tahun hijriyah, baik berupa ucapan (bacaan), atau amalan, atau keutamaan.
Dan tahun hijriyah ini belumlah diatur, kecuali ketika kekhalifahan Umar bin Khattab.
5. Setiap orang mempunyai tahun khusus sendiri, itu dimulai dari hari lahirnya, dan itulah umur hakikinya.
Adapun tahun hijriyah yang dimulai dari bulan Muharram; itu untuk menjadikan tahun hijriyah teratur saja.
Dan engkau akan ditanya tentang tahun khususmu, bukan tahun zaman (yang umum bagi manusia).
Diterjemahkan oleh Ustadz Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى