Bid’ah menuruti kemauan sendiri sedangkan ibadah menuruti kemauan Allah.
Sobat, menuruti kemauan sendiri itu namanya memburu nafsu, sedangkan menuruti kemauan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya itu namanya kepatuhan.
Jadi jelas bedanya; dalam urusan dunia, anda bebas berkreatifitas, berinovasi, bereksperimen, dan mengeksplorasi kesenangan, melampiaskan nafsu, dan ambisi anda, selama tidak kelewat batas hingga melanggar batas syari’at, hingga akhirnya anda menjadi budak nafsu
Adapun dalam urusan ibadah, maka hanya ada satu pilihan bagi anda, yaitu mengikuti perintah dan mengikuti teladan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam urusan ini, saatnya anda memupus habis segala bentuk nafsu, kemauan pribadi, keahlian anda dalam bekreasi dan berinovasi. Dikatakan ibadah, karena anda benar benar tunduk dan patuh, bukan karena sejalan dengan selera atau kesukaan atau nafsu anda.
Semoga clear, mengapa inovasi dan modifikasi dalam urusan ibadah tercela walau menurut anda luar bisa, hebat, gayeng atau baik, tetap saja selama standarnya adalah akal dan kecocokan pribadi bukan keselarasan dengan perintah dan keteladanan maka itu tercela.
Wes, ndak usah dibantah atau dijadikan bahan polemik, cukup dipikirkan, dicamkan lalu diamalkan. Bila merasa ndak cocok yang abaikan saja, wong saya tidak memaksa kok, jadi tetap adem selesai membacanya.
Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri MA, حفظه الله تعالى