Manhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN — Kaidah Ke-6

Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.

KAIDAH SEBELUMNYA (KE-5) bisa di baca di SINI

=======

? Kaidah yang ke 6 ?

Mereka memulai dakwah mereka, dengan yang dimulai oleh Allah dan Rasul-Nya.

Mereka mendahulukan apa yang di dahulukan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Maka dengan cara seperti ini sangat memungkinkan untuk menghasilkan maslahat dan menjauhi mafsadah.

Maksud beliau adalah dalam berdakwah kita hendaknya melihat mana yang lebih di dahulukan yaitu masalah TAUHIDULLAH JALLA WA ‘ALA.

Ambil sebuah contoh misalnya nasihat Luqman kepada anaknya.

Allah Ta’ala berfirman [QS. Luqman : 13]

‎وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, dimana Luqman menasehatinya. Ia berkata, ‘Hai anakku jangan kamu sekutukan Allah. Sesungguhnya kesyirikan itu adalah kedholiman yang agung.”

Maka para Rasulpun demikian, mereka memulai dakwah dari TAUHIDULLAH JALLA WA ‘ALA.

Tidak ada Rasul yang memulai dakwahnya dari ekonomi misalnya, atau dari politik misalnya……Tidak ada.
Semua Rasul berdakwah di mulai dari tauhid, menjauhkan agar manusia menjauhkan kesyirikan.

Allah berfirman: [QS Al-Anbiyaa:25]

‎وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

Tidaklah kami utus seorang Rasulpun, kecuali kami wahyukan kepadanya , bahwa tidak ada ILLAH yang berhak di sembah kecuali Aku. Maka sembahlah Aku.”

Maka di dalam berdakwah, ketika TIDAK memulai dari sisi tauhid, tapi lebih misalnya mendahulukan masalah-masalah yang lain.
Ini adalah ciri dakwah yang tidak sesuai dengan manhaj para nabi.

Dan dakwah seperti ini tidak akan berdiri di atas azas yang kokoh.
Karena pondasi seseorang adalah tauhid.
Pondasi amal tauhid seseorang tidak akan beramal, kecuali apabila aqidah telah kuat di hati, menghujam di dada.
Tapi ketika aqidah itu masih lemah, maka dia tidak akan membuahkan amal.

Adanya orang-orang yang masih suka berbuat maksiat itu akibat dari pada lemahnya keimanan, lemahnya aqidah.

Maka dari itulah, ketika pondasinya telah di kuatkan, إِنْ شَاءَ اللّهُ untuk membuat diam dan yang lainnya itu lebih kokoh lagi… bi-iznillah.

Oleh karena itulah ya Akhowat Islam , semua yang mereka memulai dakwahnya dari TAUHIDULLAH, pasti Allah akan bela, Alllah akan tolong mereka.
Bahkan buah dan hasilnya akan lebih berkah.

Maka lihatlah bagaimana dakwahnya Syaikhul Islam Taimiyah, dakwahnya Syaikh Muhamammad bin Abdul Wahab dan juga para ulama-ulama yang mereka memulai dakwahnya dari TAUHIDULLAH JALLA WA ‘ALA.
Maka sangat berkah sekali dan hasilnya pun juga memberikan berbagai macam kebaikan-kebaikan.

Ya inilah ya Akhul Islam, kaidah yang ke 6 yang harus kita perhatikan di dalam masalah berdakwah yaitu memulai yang paling penting, kemudian setelahnya yang penting-penting.
Jangan sampai kita memulai yang tidak terlalu penting, lalu kita tinggalkan yang lebih penting dari itu.

Demikian pula kita dalam menuntut ilmupun juga demikian.
Kita mulai menuntut ilmu dari perkara yang paling penting terlebih dahulu.
Yaitu untuk masalah tauhid, masalah iman dan segala sesuatu yang menyempurnakan keimanan.

Wallahu a’lam ?

Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.

Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.

Silahkan bergabung di Telegram Channel : https://t.me/aqidah_dan_manhaj

Artikel TERKAIT :
DAFTAR LENGKAP PEMBAHASAN – Al Ishbaah – Manhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.