Inilah cobaan yang sangat berat bagi banyak orang di zaman ini, zaman medsos, zaman dimana setiap orang bisa memiliki panggung bicara sendiri-sendiri… anak SD pun bisa punya panggung bicara sendiri untuk bicara apapun yang dia sukai, dan hampir semuanya punya pendengar yang mendukungnya.
Bagi orang yang susah diam, retorikanya bagus, tapi jahil… sungguh zaman ini adalah zaman yang sangat berat… karena banyak hal yang akan dia komentari, banyak orang yang akan mendukungnya, padahal dia jahil, sehingga akan banyak terjerumus dalam kesalahan… dan biasanya orang yang demikian akan sulit memperbaiki kesalahannya, karena mengakui kesalahan itu tidak hanya butuh ilmu, tapi juga butuh jiwa yang besar dan kesatria.
Sungguh sangat tepat perkataan yang disebutkan oleh At-Thufi -rahimahullah-:
إن أشد الناس شقاء من بلي بلسان منطلق، وقلب منطبق، فهو لا يحسن أن يتكلم، ولا يستطيع أن يسكت.
“Sungguh orang yang paling celaka adalah orang yang diuji dengan lisan yang liar (susah diam) dan hati yang tertutup (oleh kejahilan), sehingga dia tidak bisa berbicara dengan baik (ngawur), dan juga tidak bisa diam“. [Syarah Mukhtashar Raudhah 3/41].
Semoga kita semua Allah jauhkan dari ujian ini, amin.
Jika kita sudah tahu ada orang yang diuji oleh Allah dengan ujian ini, maka jangan sampai kita memperparah keadaan dia, sehingga dia semakin terjerumus ke dalam jurang yang lebih dalam.
Misalnya, jika ada orang yang sangat getol memusuhi dan menjatuhkan ustadz-ustadz salafi dengan sebutan talafi, maka jangan sampai kita menyebarkan tulisannya, atau menjadikannya semakin terkenal… Diamkan saja hal itu agar dia tenggelam dengan sendirinya. Tidak perlu digubris, dan anggaplah apa yang dikatakannya sebagai angin lalu.
Sebaliknya, sibukkan diri untuk terus menuntut ilmu dan menguatkan akidah dan manhaj yang benar, semakin kuat ilmu kita, maka semakin kuat pertahanan kita terhadap pengaruh buruk dari luar.
Tidak perlu risau dengan ocehannya dan orang-orang yang semisalnya, karena orang sepertinya tidak hanya ada di zaman ini saja, dari dulu juga ada orang-orang seperti itu, dan akhirnya mereka tenggelam oleh zaman, tapi Islam tetap Allah jaga dengan baik dan utuh. Ingatlah selalu firman Allah ta’ala:
فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ
“Adapun buih, dia akan hilang (dengan sendirinya) sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya. Adapun yang bermanfaat bagi manusia, dia akan tetap ada di bumi“. [Ar-Ra’d: 17].
Ingatlah, bahwa siapa yang bertakwa dalam ucapannya dan perbuatannya, maka dialah yang akan Allah menangkan, dan diantara bentuk ketakwaan kita adalah meninggalkan orang-orang yang demikian untuk melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat bagi kita.
Sungguh sangat pas bagi kita perkataan Nabi Musa ‘alaihissalam kepada kaumnya yang diabadikan Allah dalam Alqur’an:
اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
“Mohonlah kalian pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sungguh bumi ini milik Allah dan Dia akan mewariskannya kepada siapa saja dari hamba-Nya yang Dia kehendaki. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa“. [Al-A’raf: 128].
Iya, hasil akhir yang baik akan selalu Allah berikan kepada orang yang bertakwa… siapa yang lebih bertakwa, dialah yang akan Allah menangkan… Jadi berlomba-lombalah untuk menjadi yang paling bertakwa, baik dalam ucapan maupun perbuatan, baik lahir maupun batin… Pasti Allah memenangkan kita dan memuliakan kita.
Silahkan dishare… semoga bermanfaat.
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى