Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.
.
KAIDAH SEBELUMNYA (KE-52) bisa di baca di SINI
=======
? Kaidah yang ke 53 ?
⚉ Orang-orang kafir itu tidak satu derajat dalam bermuamalah dengan mereka.
.
Allah Ta’ala berfirman [QS Al-Imran : 75]
وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لَا يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا ۗ
“Diantara ahli kitab ada yang apabila kamu berikan amanah ia dengan harta yang banyak ia tetap melaksanakan amanahnya. Ada juga diantara mereka kalau kamu berikan amanah dengan satu dinar, ia tidak melaksanakan amanah tersebut, kecuali kalau kamu terus menerus memintanya (menagihnya).”
.
Artinya bahwa ahli kitab (yang merupakan kafir dzimmi) pun juga berbeda.
.
Allah juga berfirman [QS Al Mumtahanah : 8]
لَّا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمْ يُقَٰتِلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوٓا۟ إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ
“Allah tidak melarang kalian dari orang-orang kafir yang tidak memerangi kalian dalam agama tidak pula mengusir kalian dari negeri-negeri kalian. Allah tidak melarang kalian untuk berbuat baik kepada mereka dan bersikap adil kepada mereka. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersikap adil.“
.
Disini kata Ibnu Katsir rohimahullah:
“Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak melarang berbuat baik kepada orang-orang kafir yang tidak memerangi umat Islam dalam agama mereka. Tidak pula mereka saling tolong menolong untuk mengusir umat Islam.”
.
Berarti ini orang-orang kafir yang boleh kita berbuat baik kepadanya. Lalu Allah mengatakan setelahnya di ayat ke sembilan
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ
“Yang Allah larang itu terhadap orang-orang kafir yang memerangi kamu dalam agama Allah“
.
Dan mereka berusaha untuk saling tolong menolong untuk mengusir kamu, maka itu Allah larang berbuat baik kepada mereka.
.
Disebutkan dalam riwayat Imam Ahmad dari Asma’ bintu Abu Bakar, ia berkata:
“Ibuku (yang masih musyrik *) datang di zaman perdamaian Hudaibiyah, lalu aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, ibuku datang, apakah aku boleh menyambung silaturahim dengannya ?” Kata Rasulullah: “iya, sambunglah dengan ibumu.” (Diriwayatkan Bukhori dan Muslim)
.
Dan dalam riwayat Imam Ahmad juga disebutkan bahwa ibu dari pada Asma’ ini datang membawa hadiah-hadiah yang banyak. Namun Asma’ tidak menerimanya, karena di khawatirkan tentunya sesuatu yang masuk di dalam hati kita, sehingga hati kita menjadi luruh dan memberikan loyalitas… na’uzubillah.
.
Maka yang seperti ini akan dikhawatirkan malah berdampak tidak baik, maka kita tidak boleh melakukannya.
.
?? Disini ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa orang-orang kafir itu tidak sama. Disana ada orang-orang kafir yang boleh kita berbuat baik kepada mereka, yaitu orang- orang yang tidak memerangi kita dan tidak saling tolong menolong mengusir kita. Disana juga ada orang-orang kafir harbi yang memerangi kita, maka kita tidak boleh berbuat baik kepada kita, dan apabila orang harbi itu meminta perdamaian dengan kaum muslimin, wajib kita penuhi dan tidak boleh kita membatalkan perdamaian mereka, tidak boleh menghianatinya sebab Rasulullah menjelaskan bahwa kalau kita menghianati perdamaian itu sebab mereka bisa menguasai kaum muslimin.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
Tambahan dari Admin:
(*) Di dalam audio, tersebutkan “Ayahku (yang musyrik)…” yang benar adalah “Ibuku (yang musyrik)…”
Hadits no. 5521 : Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin ‘Urwah] telah mengabarkan kepadaku [Ayahku] telah mengabarkan kepadaku [Asma` bintu Abu Bakr] radhiyallahu ‘anhuma dia berkata; “Ibuku (yang musyrik) datang pada masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menemuiku dalam keadaan mengharapkan baktiku, lalu saya bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam; “Apakah saya boleh berhubungan dengannya ?” beliau menjawab: “Ya.” Ibnu ‘Uyainah lalu berkata; “Kemudian Allah Ta’ala menurunkan ayat Allah tidak melarang kalian dari orang-orang yang tidak memerangi agama kalian (QS Al Mumtahanah; 8).”
(**) Sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq rodhiyallahu ‘anhu pernah menikah dengan Qutaylah bintu Abd al-Uzza bin Abd bin As’ad pada masa Jahiliyyah dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Abdullah dan Asma’. Qutaylah bintu Abd-al-Uzza tidak menerima agama Islam lalu Abu Bakar rodhiyallahu ‘anhu menceraikannya. Dalam hadits, Asma’ bintu Abu Bakar rodhiyallahu ‘anhumaa sedang bercerita tentang kedatangan ibunya yang masih musyrik yaitu Qutaylah bintu Abd-al-Uzza. Wallahu a’lam
.
Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel : https://t.me/aqidah_dan_manhaj
Artikel TERKAIT :
DAFTAR LENGKAP PEMBAHASAN – Al Ishbaah – Manhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN