Katanya..

Katanya: “Jangan jadi Tuhan untuk sesama” .. Maksudnya jangan memvonis atau menilai orang lain salah !

Kita jawab:

a. Bahwa perkataan dia, “Jangan jadi Tuhan untuk sesama”, juga merupakan sikap menyalahkan orang lain .. maka harusnya perkataan itu juga berlaku pada dirinya.

b. Perkataan itu datangnya dari orang-orang liberal, yang meyakini bahwa tidak ada hukum Allah di muka bumi ini .. dan ini sangat bertentangan dengan firman Allah ta’ala:

ذَ ٰ⁠لِكُمۡ حُكۡمُ ٱللَّهِ یَحۡكُمُ بَیۡنَكُمۡۖ وَٱللَّهُ عَلِیمٌ حَكِیمࣱ

“Itulah hukum Allah, yang Dia tetapkan untuk kalian. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana”. [Al-Mumtahanah: 10]

c. Bahwa Allah menginginkan agar sebagian hamba-Nya memberikan penilaian kepada hamba-Nya yang lain, dan itu bentuk ketundukan dia kepada Allah, Tuhannya .. bukan sikap menuhankan dirinya kepada orang lain.

Lihatlah firman-Nya:

وَأَنِ ٱحۡكُم بَیۡنَهُم بِمَاۤ أَنزَلَ ٱللَّهُ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَاۤءَهُمۡ

“Hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka (kaum yahudi) dengan apa yang Allah turunkan, dan jangan sampai engkau mengikuti hawa nafsu mereka”. [Al-Maidah: 49]

Dia juga berfirman:

وَإِذَا حَكَمۡتُم بَیۡنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحۡكُمُوا۟ بِٱلۡعَدۡلِ

“Apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia, (Allah memerintahkan) agar kalian menetapkannya dengan adil”
[An-Nisa’: 58]

Seorang ahli ilmu juga boleh menilai perbuatan orang lain, makanya Allah berfirman:

فَاسْألُوا أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

“Bertanyalah kalian kepada ahli ilmu, bila kalian tidak tahu”. [An-Nahl: 43]

Bahkan selain hakim dan ulama’ pun boleh memberikan penilaian terhadap orang lain, lihatlah firman-Nya:

فَسِیرُوا۟ فِی ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُوا۟ كَیۡفَ كَانَ عَاقِبَةُ ٱلۡمُكَذِّبِینَ

“Berjalanlah kalian ke (segenap penjuru) bumi dan lihatlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul)”. [Ali ‘Imran: 137]

Lihat juga firman-Nya:

كُنتُمۡ خَیۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱلله

“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kalian) ber-amar makruf nahi mungkar, dan beriman kepada Allah”. [Ali ‘Imran: 110]

Dan tidaklah seseorang mampu ber-amar makruf nahi mungkar, kecuali setelah dia memberikan penilaian terhadap perbuatan tertentu, apakah itu baik atau buruk.

Apa itu berarti, Allah memerintahkan sebagian manusia menjadi Tuhan atas sebagian yang lain .. tentu tidak demikian.

Wallahu a’lam .. silahkan dishare .. semoga bermanfaat dan Allah berkahi.

Ditulis oleh,
Ustadz DR Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.