Ust. Ferry Nasution, حفظه الله
Saudara-saudariku kaum muslimin dan muslimah yang senantiasa berbahagia diatas hidayah dan rahmat ALLAH…
Diantara ciri yang menonjol dari orang-orang yang mentauhidkan ALLAH dengan sebenar-benarnya, mereka adalah orang yang paling berbakti kepada kedua orang tuanya.
Dan ini menunjukkan bahwa tidak boleh terjadi pada diri seseorang yang bertauhid kepada ALLAH (juga termasuk didalamnya penuntut ilmu) tetapi dia telah berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya, wal iyyadzubillah nasalullaha salaamah wal ‘afiyah.
Karena sebab apa??
Karna kita mengetahui dengan jelas, apabila kita melihat ayat-ayat didalam kitabullah bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan masalah terbesar kedua setelah perkara tersebesar yang utama ya’ni mentauidkan ALLAH subhaanahu wata’ala….diantara sekian banyak ayat didalam alqur’an,
ALLAH subhaanahu wata’ala berfirman:
“Dan beribadahlah kepada ALLAH dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak….” (Surah An-Nisaa’:36)
Perhatikanlah ayat yang mulia diatas, yang menyebutkan tentang bertauhid kepada ALLAH selalu diiringi sesudahnya dengan berbakti kepada kedua orang tua.
ini menunjukkan beberapa hikmah yang besar didalamnya,
Berikut kita ambil pelajaran dari para ulama kita diantaranya:
Syaikh Salim bin I’ed al-hilali didalam kitab “Bahjatun Naadzhirin (1/391) menjelaskan hikmah tersebut, diantaranya:
1. Bahwa sesungguhnya ALLAH subhaanahu wata’ala yang menciptakan manusia dan ALLAH yang memberikan rizki kepadanya (manusia), maka kepada ALLAH sajalah yang berhak untuk diibadahi dengan benar.
Sedangkan keberadaan kedua orang tua merupakan sebab adanya engkau (anak), maka sebab itu keduanya berhak untuk diperlakukan dengan baik.
2. ALLAH-lah yang telah memberikan seluruh kenikmatan yang sangat banyak yang telah diperoleh oleh hamba-hamba-Nya, maka wajib bagi kita untuk bersyukur kepada-Nya.
Demikian juga kepada kedua orang tua kita yang telah memberikan segala kebutuhan kita seperti makan, minum, pakaian dan yang lainnya sehingga dengan sebab itu wajib bagi kita untuk berterima kasih kepada keduanya.
Oleh sebab itu, kewajiban seorang anak atas nikmat yang telah diterimanya adalah bersyukur kepada ALLAH dan bersyukur kepada kedua orang tuanya.
3. ALLAH adalah Rabb seluruh manusia yang telah mendidik manusia diatas manhaj-Nya, maka ALLAH-lah yang berhak untuk kita agungkan dan dicintai.
Demikian juga kepada kedua orang tua yang telah mendidikmu (mengajarimu) dari dirimu kecil, maka sebab itu kita harus bersikap tawadhu’ kepadanya, menghormati keduanya, memiliki adab yg mulia kepada keduanya dan berlaku lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan kepada keduanya.
Wallahu a’lam. (Selesai penjelasan syaikh salim).
Ikhwanii wa akhwatii fillah
Begitu besarnya jasa kedua orang tua kita sehingga apapun yang kita lakukan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua kita, tidak akan dapat membalas jasa keduanya.
Wahai saudara-saudariku…
Bertaubatlah kepada ALLAH, apabila saat ini kita masih menyia-nyiakan mereka, berbuat durhaka kepada nya, membuat dirinya selalu menangis dengan perlakuan kasar kita kepadanya, membentaknya, melototi mereka, bahkan memarahi mereka atau kita menitipkan mereka kepanti-panti jompo waliyyadzubillah …
Sungguh! Yang demikian itu wahai saudaraku adalah termasuk perbuatan durhaka kepada kedua orang tuanya.
Dan harus kita ketahui, bahwa orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya tidak akan bahagia dunia dan akhirat.
Dan baginya akan disegerakan azabnya didunia.
Cobalah anda merenungi sejenak, apabila berbuat durhaka kepada ibu bapakmu…
Ya’ni orang tua kita telah mengurusi kita mulai dari kandungan dengan beban yang dirasakannya sangat berat dan payah.
Demikian disaat melahirkan dirimu, ibu kita mempetaruhkan jiwanya antara hidup dan mati.
Ketika dirimu terlahir didunia ini, ibulah yang menyusui diri kita kemudian membersihkan kotoran kita dengan tangannya. Dan semua itu dilakukan oleh ibu kita dengan penuh kasih sayang, bukan dengan orang lain.
Kemudian ibu kita selalu menemani kita disaat kita terjaga dan menangis, baik diwaktu pagi, siang maupun malam. Apabila dirimu sakit/ ada sesuatu yang membuat dirimu tidak nyaman, maka tidak ada tidak ada yang paling sedih dan menangis atas duka kita melainkan ibu kita sendiri.
Beliau selalu menjaga kita ketika kita sakit, bahkan terkadang ketika kita dewasapun ibu kita selalu mendampingi dengan kasih sayangnya, bahkan memebrikan semangat kepada kita agar kita kembali sehat, dan terkadang ibu kita tidak mempedulikan keshatannya…satu keinginannya dan doanya agar anaknya sehat kembali…
Yaa Rabb….
Sementara bapak kita berusaha bekerja siang dan malam untuk untuk membayar kebutuhan/danamu ketika dirimu sakit,bapakmu tidak mempedulikan kesehatannya, dan satu keinginannya agar dirimu sehat.
Terkadang ibu dan bapakmu apabila ditawarkan kepada mereka hidup atau mati, mereka akan memilih mati asalkan dirimu hidup dengan bahagia….
Untuk itu wahai saudara-saudariku, raihlah surga dengan keberadaan orang tuamu, dan jangan engkau sia-siakan keduanya, temanilah mereka berdua dengan baik, lemah lembut dan sabar atas keduanya, dan jangan membuat mereka menangis dengan tingkah lakumu yang kasar kepadanya…
Ingatlah wahai saudara-saudariku…
Bagaimanapun keadaan atau kedudukan bapak dan ibumu dimatamu, tetaplah mereka orang tuamu!
Meskipun dirimu menganggap mereka bodoh akan agamanya, atau mereka kasar kepadamu, bahkan mereka berlaku jahat kepadamu.
Tetaplah mereka adalah orang tuamu!
Yang melahirkanmu dan mengurusi dirimu dari sejak kecil…
Maka wajib bagi dirimu wahai saudara-saudariku untuk berbuat baik kepada mereka bagaimanapun keadaannya.
Seandainya kedua orang tua kita jatuh kepada perbuatan syirik/ bid’ah, maka kita wajib mendakwahkannya dan tetap mendoakannya agar mereka kembali kepada manhaj yang haq.
Dan senantiasa kita mendoakan mereka agar diberikan hidayah oleh ALLAH subhaanahu wata’ala.
Dan tidak boleh sama sekali orang tua diperlakukan tidak baik atau berbuat kasar kepada mereka.
Semoga ALLAH menjaga kedua orang tua kita dan semoga ALLAH memudahkan kita untuk berbuat baik kepada ibu bapak kita.
– – – – – •(*)•- – – – –