All posts by BBG Al Ilmu

Tantangan Dakwah…

Dakwah itu penuh tantangan…

1. Baik dari diri sendiri.. seperti tantangan riya, ujub, hubbuz zhuhur, tafawwuqul Aqran dan lain-lain.
2. Baik dari rival yang seprofesi, disebabkan hasad, iri dan dengki, fanatik maupun ta’assub pada individu, tokoh, yayasan maupun perkumpulan tertentu…
3. Dari musuh-musuh dakwah, ahlul ahwa wal bida’…

Solusinya:

1. Berjuang untuk mengikhlaskan niat lillahi ta’ala semata, dengan terus menterapi penyakit-penyakit hati semisal ujub, bangga, riya dst..

2. Terus menerus bergantung pada Allah, berdoa padaNya agar diberikan keikhlasan dan taufiq, dijauhkan dari kejelekan diri dan syaitan.

3. Berusaha semakin memperbagus akhlak dalam berinteraksi dengan sesama teman para da’i dengan berhusnuz zhan pada mereka, mengalah dan bersabar dengan perangai mereka, tetap berupaya membina hubungan dan persahabatan dengan mereka.

4. Mencari akar permasalahan dalam dakwah, setelah tau baru berusaha mencarikan jalan keluarnya.

5. Banyak meminta nasehat dengan para senior yang telah mendahui kita dalam berdakwah.

6. Barusaha untuk senantiasa mengajak mereka bermusyawarah dalam menghadapi berbagai problematika dakwah..

Wallahu a’lam…

Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA,  حفظه الله تعالى

Penawar Hati Yang Galau…

Sahabat…
Ku tau piranti hatimu berserpih-serpih, tatkala mimpi-mimpi yang kau semai diladang harap, hanyalan menuai kekecewaan demi kekecewaan.

Menyelami samudera hati seseorang yang kau harap , ternyata lebih pelik dari menyelami dasar samudera yang berjejak. Dalam lautan dapat diduga, namun samudera hati siapa yang tau.

Sahabat…
Kesalahan fatalmu adalah terlalu berharap pada kenaifan makhluk dan lupa bersandar pada kehebatan Sang Pencipta-pemilik samudera cinta-yang telah punya skenario dan perhitungan yang maha bijak dan adil untukmu.

Selami samudera cinta-Nya, niscaya kan kau dapati lezatnya buah iman dalam qalbumu yang dapat mengikis habis segala harapmu pada percikan gelombang cinta makhluk yang membentur pantai hatimu.

Obati luka-luka kekecewaan hatimu dengan istighfar dan taubat, basuh ia dengan munajat..

Yakinlah Zat yang MahaTau apa yang tersirat dan tersurat dari garis takdirmu, takkan memberikan padamu kecuali makhluk yang memang layak dan sesuai untukmu.

Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA,  حفظه الله تعالى

Gigih Dalam Urusan Dunia, Lalai Dalam Urusan Akhirat…

Orang-orang yang menyibukkan dunia dengan sesuatu yang akan bermanfaat untuknya kelak di sisi Allah Ta’ala, mereka adalah orang-orang yang beruntung, baik di dunia dan di akhirat. Dia beruntung di dunia karena menyibukkan diri dalam amal kebaikan. Demikian pula, dia beruntung di akhirat karena telah membekali diri dengan berbagai amal shalih.

Allah Ta’ala berfirman dalam banyak ayat Al-Quran,

فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا .

“Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kamu.” (QS. Luqman [31]: 33)

Dalam ayat ini, Allah Ta’ala melarang kita untuk terperdaya dengan kehidupan dunia. Dia tertipu dengan dunia, sehingga sia-sialah waktunya, terluput dari berbagai amal shalih, karena dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Dia habiskan dunia ini, siang dan malam, hanya untuk mengumpulkan harta saja atau hanya untuk berlomba-lomba dalam teknologi. Hal ini sebagaimana kondisi orang-orang kafir saat ini. Mereka habiskan dunia ini untuk sesuatu yang tidak abadi.

Bukan berarti seorang muslim tidak boleh memanfaatkan dunia ini dan kemajuan teknologi di dalamnya. Akan tetapi, hendaknya dia manfaatkan ini semua untuk membantu ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA,  حفظه الله تعالى.

Nasihat Untuk Para Suami…

Apabila engkau tidak menjaga istrimu, tidak bertakwa kepada Allah dalam memperlakukannya, dan tidak menunaikan haknya, ketahuilah engkau tidak layak jadi suami.

Ketika engkau pulang dari bekerja menemui istrimu, dia yang telah menjadikan rumahmu bagai surga di muka bumi, sekalipun letih dan lelah dia berusaha tampil cantik dan menarik dihadapanmu, tersenyum kepadamu dan berusaha menghiburmu, lantas engkau cuek dan acuh tak acuh..ketahuilah engkau tidak layak jadi suami.

Ketika engkau manfaatkan kepemimpinanmu atasnya dengan cara yang tidak terpuji, hanya sekedar jaga gengsi dan memperlihatkan dirimu sebagai pemimpin, maka ketahuilah engkau tidak pantas jadi suami.

Ketika istrimu bekerja diluar rumah, ia lakukan itu hanyalah untuk membantumu memikul beban hidup. Lalu dia pulang ke rumah, ia pun tetap melakukan pekerjaan rumah sekalipun tampak letih, sementara engkau sikapi dgn angkuh, sombong tanpa mau mengulurkan tangan membantunya melakukan pekerjaan rumah dan memperhatikan anak-anak, tidak pula memberi kesempatannya rehat. Maka ketahuilah engkau tidak layak jadi suami dan ayah.

Apabila engkau telah menikah, dulu istrimu cantik, mulus dan ramping, lalu dia hamil dan melahirkan, umurnya juga telah bertambah, tubuhnya mulai gemuk, kulitnya mulai kendur, tampak perobahan dan bekas-bekas letih, lelah dan penat karena hamil, melahirkan, mengurus rumahmu, dirimu dan anak-anakmu. Kemudian engkau malah berkeluh kesah terhadapnya, merasa jenuh, sering menyindirnya dengan kata-kata yang melukainya serta melalaikannya, ketahuilah engkau tidak pantas jadi suami.

Jika engkau pulang ke rumah hanya utk makan, lalu menyendiri dengan HP mu atau semisalnya, atau keluyuran keluar rumah dengan teman-temanmu, membiarkan dan melalaikannya di rumah sepanjang minggu. Ketahuilah engkau suami yang gagal.

Apabila engkau memperlakukan istrimu dengan kata-kata yang kasar, tidak bersabar terhadap kesalahan dan kekurangannya, tidak memaafkannya, ketahuilah engkau tidak layak jadi suami.

Apabila engkau menyakiti istrimu dengan tanganmu, menampar atau memukulnya tidak pada kondisi dan bagian yang diizinkan syar’i, maka engkau tidak layak jadi suami.

Apabila engkau menuntut istrimu bersolek dan tampil cantik untukmu, sementara engkau tidak peduli terhadap dirimu dihadapannya, engkau tidak pantas jadi suami.

Jika engkau tidak menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dirumahmu, tidak memerintahkan istrimu sholat dan menutup aurat, tidak menjaga istrimu dari api neraka, ketahuilah engkau tidak layak jadi suami.

Apabila engkau mengumbar aib rumahtanggamu dan problematikanya kepada teman-temanmu, ibu bapakmu dan saudara-saudarimu, ketahuilah engkau tidak layak jadi suami.

Apabila engkau tidak bertakwa kepada Allah pada istrimu, engkau tidak pantas jadi suami.

Ustadz Abuz Zubair Hawaary,  حفظه الله تعالى.

Apa Yang Engkau Tanam, Itulah Yang Akan Engkau Panen…

Ibnu Rajab al-Hanbali rohimahullah berkata:

“Esok hari (kiamat) jiwa-jiwa akan disempurnakan
balasan atas perbuatan mereka, orang-orang yang
menanam akan memanen apa yang mereka tanam,
jika mereka berbuat baik maka mereka telah berbuat
baik untuk diri mereka sendiri, namun jika mereka
berbuat buruk maka alangkah buruknya apa yang
telah mereka perbuat.”

[Lathaiful Ma’arif, jilid 1, hlm 232]

Ustadz DR. Sufyan Baswedan MA, حفظه الله تعالى

Diantara Penyebab Seseorang Terlilit Hutang…

Muhammad bin Sirin rohimahullah
(Beliau seorang Tabi’in wafat di Bashrah
tahun 110 H) berkata :

إِنِّيْ لَأَعْرِفُ الذَّنْبَ الَّذِيْ حَمَلَ بِهِ عَلَيَّ الدَّيْنَ

“Sesungguhnya aku mengetahui (dampak)
dosaku (dahulu), yang menyebabkanku
(sekarang)
terlilit hutang.”

[Shifatush Shafwah, 3/246]

Ustadz DR. Sufyan Baswedan MA, حفظه الله تعالى

 

Nasihat Ibnu Hibban Rohimahullah – Anjuran Untuk Senantiasa Bertawakal Kepada Allah

Simak penjelasan Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى berikut ini : (tunggu hingga audio player muncul dibawah ini) :

Dari pembahasan Kitab Roudhotul Uqola wa Nuz-hatul Fudhola (Tamannya Orang-Orang Yang Berakal dan Tamasya-nya Orang-Orang Yang Mempunyai Keutamaan) karya Abu Hatim Muhammad Ibnu Hibban al Busty rohimahullah.

ARTIKEL TERKAIT :
Kumpulan Artikel – Nasihat Ibnu Hibban rohimahullah…

===============

MUTIARA SALAF : Hendaklah Seorang Mukmin Berada Dalam Salah Satu Dari Dua Keadaan

Ibnu Rojab rohimahullah berkata,

“Dunia bagi seorang mukmin bukanlah negeri untuk menetap, bukan sebagai tempat tinggal.. Hendaklah seorang mukmin berada dalam salah satu keadaan :

(1) menjadi seorang ghorib (orang asing), tinggal di negeri asing, ia semangat mempersiapkan bekal untuk kembali ke negeri tempat tinggal sebenarnya..

(2) menjadi seorang musafir, tidak tinggal sama sekali, bahkan malam dan siangnya ia terus berjalan ke negeri tempat tinggalnya.

Maka dari itu Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam mewasiatkan kepada Ibnu ‘Umar rodhiyallahu ‘anhumaa agar hidup di dunia dengan salah satu dari dua keadaan ini..”

[ Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:378 ]

ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL

 

Jika Bicara Tidak Membimbingmu, Maka…

Abu adz-Dzayyal rohimahullah berkata:

تعلم الصمت كما تتعلم الكلام، فإن يكن الكلام يهديك، فإن الصمت يقيك، ولك في الصمت خصلتان : تأخذ به علم من هو أعلم منك، وتدفع به عنك من هو أجدل منك.

“Belajarlah diam seperti engkau belajar bicara, karena jika bicara tidak membimbingmu, maka sesungguhnya diam akan menjaga dirimu, dan dengan diam engkau akan mendapatkan dua hal:
dengannya engkau bisa mengambil ‘ilmu dari orang yang lebih berilmu darimu, dan
⚉ dengannya engkau bisa menolak keburukan orang yang lebih pintar debat dari dirimu.”

[Jami’ Bayanil-‘Ilmi wa Fadhlih, jilid 1 hlm. 550]