Category Archives: Kaidah MEMAHAMI AL QUR’AN

Kaidah Memahami Al Qur’an Ke 5 : Kata Tunggal Yang Diidhofahkan…

Kaidah-kaidah memahami Al Qur’an yang diambil dari kitab Qowa’idul Hisaan yang ditulis oleh Syaikh Abdurrohman As Sa’diy.

Kaidah ke 5 :

Kata tunggal yang diidhofahkan mempunyai makna umum juga sebagaimana bentuk jamaknya.

Idhofah artinya disandarkan kepada sesuatu. Contoh pintu sekolah, kata pintu disandarkan kepada sekolah.

Contoh kaidah ini diantaranya firman Allah:
وأما بنعمة ربك فحدث

“Adapun ni’mat Rabbmu maka ceritakanlah.” (Adl Dluha: 11)
Masuk padanya semua ni’mat baik ni’mat dunia atau ni’mat agama.

Contoh lainnya firman Allah Ta’ala:

حرمت عليكم أمهاتكم

“Diharamkan atas kalian ibu ibu kalian.” (An Nisa: 23)
Masuk padanya semua ibu walaupun tinggi seperti nenek, ibunya nenek, neneknya nenek dan seterusnya.

Diantaranya firman Allah Ta’ala:

ولا يشرك بعبادة ربه أحدا

“Dan janganlah ia menyekutukan ibadah Rabbnya dengan siapapun.” (Al Kahfi: 110)

Masuk padanya semua macam ibadah baik yang lahir maupun yang batin, baik ibadah hati, ucapan maupun perbuatan.
Dan seterusnya.

Badru Salam,  حفظه الله تعالى

Kaidah Ke 6 : Tata Cara Al Qur’an Dalam Menetapkan Tauhid…

KAIDAH MEMAHAMI Al QUR’AN – Daftar Isi LENGKAP

Kaidah Memahami Al Qur’an Ke 4 : Kata Yang Berbentuk Nakiroh…

Kaidah-kaidah memahami Al Qur’an yang diambil dari kitab Qowa’idul Hisaan yang ditulis oleh Syaikh Abdurrohman As Sa’diy.

Kaidah yang ke 4 :

Kata yang berbentuk nakiroh (tak tertentu) apabila berada dalam redaksi peniadaan atau larangan atau syarat atau pertanyaan menunjukkan makna umum.

Nakiroh adalah kata yang tak tertentu, biasanya tanda nakiroh dalam bahasa arab adalah masuknya tanwin pada kata tersebut. Seperti al baitu nakirohnya baitun. Apabila dimasuki alif lam maka ia menjadi ma’rifat (tertentu), dan tidak boleh tanwin.

Dalam ayat ayat alquran bentuk nakiroh memiliki makna yang bersifat umum bila dalam redaksi yang disebutkan dalam kaidah tersebut.

Contoh misalnya firman Allah Ta’ala:

واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا

“Beribadahlah kepada Allah dan jangan kamu menyekutukan dengannya sesuatu.” (4:36)

Kata syaian (sesuatu) dalam ayat tersebut berada dalam redaksi larangan. Maka maknanya mencakup semua jenis syirik baik yang besar maupun yang kecil. Baik syirik dalam niat, ucapan ataupun perbuatan.

Faidah mengenal kaidah ini adalah mengetahui kata yang mempunyai makna umum yang mencakup semua yang ditunjukkan  oleh kata tersebut. Dan sesuatu yang bersifat umum harus dibawa kepada keumumannya, tidak boleh dikhususkan kecuali dengan dalil.

Para shahabat senantiasa memahami makna umum pada keumumannya sampai ada dalil yang mengkhususkannya. Contohnya ketika Allah menurunkan firmanNya:

الذين ءامنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولئك لهم الأمن وهم مهتدون

“Orang orang yang beriman dan tidak mencampur keimanan mereka dengan kezaliman, bagi mereka keamanan dan mereka mendapat hidayah.” (6:82)

Para shahabat datang dan berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah diantara kami yang tidak pernah berbuat zalim?”
Mereka berkata demikian karena kata “zalim” dalam ayat tersebut berbentuk nakiroh dalam redaksi peniadaan. Sehingga mencakup semua makna zalim; baik zalim terhadap diri sendiri ataupun zalim kepada orang lain. Baik yang kecil maupun yang besar. Sehingga itu yang membuat mereka berat.

Namun Nabi shallallahu alaihi wasallam menjelaskan bahwa yang dimaksud zalim dalam ayat tersebut adalah syirik. (Muttafaqun alaih)

Walaupun demikian semakin jauh dari kezaliman sekecil apapun semakin menunjukkan kesempurnaan imannya.

Badru Salam,  حفظه الله تعالى

Kaidah Ke 5 : Kata Tunggal Yang Diidhofahkan…

KAIDAH MEMAHAMI Al QUR’AN – Daftar Isi LENGKAP

Kaidah Memahami Al Qur’an Ke 3 : Alif Lam..

Kaidah-kaidah memahami Al Qur’an yang diambil dari kitab Qowa’idul Hisaan yang ditulis oleh Syaikh Abdurrohman As Sa’diy.

Kaidah ke-3:

Alif lam yang masuk pada sifat dan nama jenis memberikan makna istighroq (menyeluruh).

Para ahli ushul dan ahli bahasa arab telah bersepakat atas kaidah ini.
Contohnya firman Allah:

إن الإنسان خلق هلوعا

“Sesungguhnya manusia itu tercipta dalam keadaan berkeluh kesah.”

kata al insan, mencakup semua insan karena alif lam di sini masuk pada nama jenis.

Contoh lainnya firman Allah:

وتعاونوا على البر والتقوى

“Saling tolong menolonglah dalam al birr (kebaikan) dan attaqwa.”

Masuk padanya seluruh macam kebaikan dan taqwa. Karena adanya alif laam tersebut.

Demikian pula nama nama Allah seperti Al aziz, masuk padanya semua makna izzah dan kemuliaan.

Ucapan: Alhamdulillah. masuk padanya semua makna pujian untuk Allah Ta’ala. Dan seterusnya.

Badru Salam,  حفظه الله تعالى

Kaidah Ke 4 : Kata Yang Berbentuk Nakiroh…

KAIDAH MEMAHAMI Al QUR’AN – Daftar Isi LENGKAP

Courtesy of Al Fawaid

Kaidah Memahami Al Qur’an Ke 2 : Keumuman Lafadz Bukan Kekhususan Sebab…

Kaidah-kaidah memahami Al Qur’an yang diambil dari kitab Qowa’idul Hisaan yang ditulis oleh Syaikh Abdurrohman As Sa’diy.

Kaidah ke 2 :

Yang dilihat adalah keumuman lafadz bukan kekhususan sebab.

Syaikh Abdurrahman As Sa’diy berkata:
“Ini adalah kaidah yang amat bermanfaat. Dengan memperhatikan kaidah ini, seorang hamba akan meraih baik ilmu dan kebaikan. Dan melalaikannya menyebabkan terluput darimilmu yang banyak bahkan akan jatuh kepada kesalahan dan kerancuan.

Kaidah ini termasuk kaidah yang disepakati oleh para ahli ushul fiqih dan lainnya.

Maka perkataan para ahli tafsir tentang sebab turunnya ayat hanya sebuah permisalan yang menjelaskan lafadz ayat dan bukan membatasinya pada sebab turunnya saja.

Maka perkataan para ahli tafsir: “Ayat ini turun mengenai ini dan itu.” Artinya bahwa hal itu masuk dalam keumumannya yang diinginkan.
Karena Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk memikirkan dan mentadabburi al quran. Dan bila kita tadabburi lafadz lafadznya yang bersifat umum, kita dapat memahami bahwa maknanya mencakup banyak perkara.”
(Al Qowa’idul Hisan hal 11)

Bisa kita berikan contoh dari kaidah ini misalnya firman Allah:

وعسى أن تكرهوا شيئا وهو خير لكم وعسى أن تحبوا شيئا وهو شر لكم والله يعلم وأنتم لا تعلمون

“Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal ia baik untukmu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia tidak baik untukmu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(Al Baqarah: 216)

Ayat ini walaupun tentang disyariatkannya jihad dengan pedang, namun maknanya umum mencakup banyak perkara.
Dalam masalah ibadah, terkadang kita menganggap baik suatu ibadah. Padahal yang menurut kita baik belum tentu baik di sisi Allah. Kewajiban kita adalah menunggu dalil dari Allah dan RasulNya.
Dan sebagainya.

Contoh lain adalah sabda Nabi:

إن أحق ما أخذتم عليه أجرا كتاب الله

“Sesungguhnya yang paling berhak kamu ambil upahnya adalah dari kitabullah.”
(HR Bukhari dan Muslim)

Hadits ini walaupun sebabnya khusus tentang ruqyah. Namun lafadznya umum. Masuk padanya mengambil upah dari hasil mengajarkan al qur’an. Dan ini adalah pendapat mayoritas ulama.

Badru Salam,  حفظه الله تعالى

Kaidah Ke 3 : Alif Lam..

KAIDAH MEMAHAMI Al QUR’AN – Daftar Isi LENGKAP

Kaidah Memahami Al Qur’an Ke 1 : Tata Cara Talaqqi Al Qur’an…

Kita in sya Allah akan memulai kaidah kaidah memahami Al Qur’an yang diambil dari kitab Qowa’idul Hisaan yang ditulis oleh Syaikh Abdurrohman As Sa’diy.

Kaidah ke 1 :

Tata cara talaqqi al Qur’an.

Syaikh Abdurrohman As Sa’diy berkata:
“Hendaknya manusia mempelajari ayat ayat al quran sebagaimana para shahabat mempelajarinya. Mereka mengambil sepuluh ayat atau kurang atau lebih. Mereka tidak menambahnya sampai mengetahui makna makna yang ditunjukkan oleh ayat ayat tersebut berupa iman, ilmu dan amal. Kemudian mereka menempatkannya pada kenyataan yang ada.
Mereka meyakini seluruh kabar yang ada padanya. Tunduk dan patuh kepada perintah dan larangan yang ada padanya.

Mereka melihat kejadian kejadian dan kenyataan kenyataan yang ada pada mereka. Lalu muhasabah diri, apakah mereka telah melaksanakan ayat ayat tersebut padanya atau mereka kurang dalam melaksanakannya.

Mereka berusaha untuk selalu kuat dalam melakukan perkara perkara yang bermanfaat dan menyempurnakan kekurangan yang ada pada mereka.

Bagaimana menyelamatkan diri mereka dari perkara yang membahayakan.

Lalu mereka berusaha mengambil petunjuk dari ilmu yang terkandung dalam ayat itu dan mempraktekannya dalam adab dan akhlak.
Mereka yakin bahwa ayat ayat itu adalah ucapan Allah yang harus dipelajari dan difahami maknanya serta diamalkan.

Barang siapa yang meniti jalan para shahabat tersebut, ia bersungguh sungguh untuk memahami firman Allah, akan terbuka untuknya pintu yang agung dalam memahami tafsir.

Terlebih bila ia menguasai bahasa arab dan memiliki pengetahuan yang luas tentang sunnah Nabi dan keadaan beliau. Maka itu adalah alat yang paling kuat untuk semakin memahami ayat ayatAllah.”
(Al qowa’idul hisaan hal. 9-10)

Maksud beliau adalah bahwa bila kita ingin berhasil dalam mempelajari alquran hendaknya kita
1. Mengikuti metode para shahabat dalam mempelajari Al Qur’an.
2. Bertujuan untuk mendapatkan hidayah dan menjalankannya.
3. Bersungguh sungguh mentadabburinya.
4. Dan dibantu oleh ilmu alat berupa bahasa arab dan pengetahuan yang luas tentang sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Siapa yang terpenuhi syarat ini, ia akan mendapatkan kebaikan yang banyak dan terbuka untuknya ilmu ilmu yang terkandung dalam al Qur’an.

Badru Salam,  حفظه الله تعالى

Kaidah Ke 2 : Keumuman Lafadz Bukan Kekhususan Sebab…

KAIDAH MEMAHAMI Al QUR’AN – Daftar Isi LENGKAP