Sobat, rahasia amal ibadah agar diterima Allah bukan apa yang zahir tampak oleh manusia, namun apa yang tersembunyi dalam dadamu itulah yang menjadi sebab dimasukkan ke surga atau dibenamkan di dalam neraka.
Rajin ibadah masuk surga..?
Belum tentu sob, perhatikan perkataan Senior Tabiin ini Said bin Jubair-rahimahullah:
إن العبد ليعمل الحسنة يدخل بها النار وإن العبد ليعمل السيّئة يدخل بها الجنة.
“Sungguh seseorang hamba terkadang melakukan ibadah yang menjadi penyebab ia masuk neraka, sebaliknya ada pula seorang hamba yang melakukan maksiat menjadi penyebab ia masuk ke surga..”
Penjelasan perkataan beliau di atas, bahwa terkadang banyak orang beramal ibadah,seperti puasa, sedekah, haji, umroh , tahajjud, silaturrahmi, memberi nasehat, berceramah, amar ma’ruf dan nahi mungkar,dst…namun dalam hatinya muncul sifat ujub, bangga, ingin dipuji, dipuja dan disanjung manusia, hingga membuat ia merasa hebat dan merendahkan orang lain, sombong, ingin populer, tersohor, dikenal dst.. yang menjadi penyebab ia dijungkir balikkan ke dalam neraka.
Sementara boleh jadi ada orang-orang yang berbuat maksiat, dosa-dosa besar yang dimurkai Allah, membuat hatinya selalu khawatir akan azab Allah, perasaan takut yang membuat hatinya risau berkepanjangan, merintih dengan sebab dosa-dosanya, membuat Allah Tuhan Yang Maha penyayang mengampuni dosa-dosanya dan memasukkannya ke dalam surga-Nya.
Agar lebih jelas lagi, diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari hadis Abu Hurairah yang maknanya:
”ada seorang ahli maksiat yang berpesan pada anaknya bila ia mati agar membakar tubuhnya hingga menjadi abu, kemudian menyebarkan abunya keseluruh penjuru manakala bertiup angin kencang. Tatkala ia mati anak-anaknya menunaikan wasiat tersebut hingga akhirnya jasadnya dibakar dan abunya disebar. Di hari kiamat Allah bertanya padanya (dan Allah lebih mengetahui darinya) sebab ia berwasiat demikian, maka ia berkata: ”karena takutku berjumpa denganmu Tuhan”, akhirnya rasa takut tersebut menjadi sebab ia diampunkan Allah dan dimasukkan ke surga..”
Dalam kisah lain diantara sekian jalurnya ada yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Jundub bin Abdillah:
”ada dua orang yang bersahabat, yang satu ahli ibadah dan taat pada Allah , sementara yamg lain ahli maksiat, karena seringnya sahabatnya berbuat maksiat dan selalu dinasehati namun tak digubris, maka iapun marah dan berkata: ”Demi Allah tidak kan mungkin dosa-dosamu diampunkan oleh Allah selama-lamanya..”
Dihari kiamat Allah mengumpulkan keduanya dan bertanya: ”Siapa dulu (di dunia) yang bersumpah bahwa aku tidak akan pernah mengampunkan si fulan..? Sungguh aku telah mengampuninya dan mengugurkan semua amalanmu (dengan kesombonganmu)..”
Kesimpulan dari kisah-kisah di atas, orang bijak bukanlah orang yang menumpuk-numpuk amalan zahir namun lalai memperbaiki niat dan amalan hati, padahal ialah menjadi sebab Allah mengampuninya atau mengazabnya. Wallahu a’lam.
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA, حفظه الله تعالى