Sebagian orang menyalahkan ucapan selamat saat hari raya “Minal Aa’idin Wal Faa’iziin”, karena artinya:
“Semoga termasuk orang-orang yang kembali dan menang”.
Mereka juga mengatakan: orang-orang arab tidak menggunakan ucapan selamat seperti itu.
Kita katakan:
1. Arti yang paling tepat untuk ucapan “Minal Aa’idin Wal Faa’iziin” adalah: “Selamat berhari raya, dan semoga termasuk orang yang mendapatkan kemenangan”.
Maksud dari ucapan ini adalah: memberikan ucapan selamat berhari raya, dan MENDOAKAN semoga orang tersebut termasuk orang yang menang dengan banyak pahala, ampunan, dan kemuliaan yang dijanjikan Allah di Bulan Ramadhan.
2. Tidak benar bila ‘ucapan selamat’ itu tidak digunakan orang-orang arab, karena saya sendiri -selama di Madinah- pernah mendengar beberapa orang arab mengatakannya, terutama mereka yang berasal dari negeri Syam.
3. Para ulama telah menegaskan, bahwa ucapan selamat untuk datangnya hari raya, tidak ada batasannya, selama maknanya baik, maka dibolehkan.. karena syariat tidak membatasinya dengan ucapan atau doa-doa tertentu.
Hal ini, sama dengan dibolehkannya merayakan hari idul fitri dengan permainan, nasyid, dan hal-hal mubah lainnya.. dan syariat tidak membatasi jenis permainannya, atau jenis nasyidnya… selama hal mubah itu tidak mengandung hal-hal yang diharamkan, maka dibolehkan.
Sehingga ‘ucapan selamat’ ini tidak mengapa, maknanya baik, dan cocok diucapkan di momen Hari Raya Idul Fitri, wallohu a’lam.
4. Bagi yang ingin memasyarakatkan ucapan selamat yang dipakai oleh para sahabat -rodhiallohu anhum-, maka itu merupakan hal yang sangat baik… yakni ucapan: Taqobbalallohu Minna wa Minkum yang artinya: semoga Allah menerima amal kebaikan kita semua.
Namun, bukan berarti kita boleh mengharamkan atau menyalahkan ‘ucapan selamat’ yang lainnya tanpa dasar dalil yang kuat, wallohu a’lam.
5. Diantara contoh ucapan selamat lain yang maknanya baik dan biasa diucapkan oleh sebagian kaum muslimin adalah:
“‘Iidukum Mubarok” (semoga hari rayanya penuh dengan keberkahan.
“‘Iidukum Sa’iid” (semoga hari rayanya penuh dengan kebahagiaan).
“Taqobbalahu Thoa’atakum” (semoga Allah terima amal ketaatannya).
Tidak mengapa pula menyelipkan ucapan “Mohon maaf lahir batin”, setelah ucapan minal ‘aa-idin wal fa-izin, karena maksudnya; meminta atau mengingatkan agar saling memaafkan.. karena waktu hari raya adalah momen berkumpulnya karib kerabat, sehingga sangat pas bila digunakan uuntuk saling memaafkan dan mempererat atau memperbaiki tali silaturrahim.
Sekian, semoga bermanfaat.
Musyaffa’ Ad Dariny, حفظه الله تعالى