Kunyah adalah panggilan yang berawalan “abu” bagi laki, atau “ummu” bagi perempuan, misalnya: Abu Bakar, atau Ummu Salamah.
Kunyah ini sekarang sangat asing di sekitar kita.. bahkan di zaman ini memakai kunyah diidentikkan dengan teroris, atau Islam radikal, atau garis keras!!
Padahal dulu di zaman Nabi -shollallohu ‘alaihi wasallam- kunyah adalah sesuatu yang sangat lazim di masyarakat beliau.. beliau sendiri berkunyah Abul Qosim, bahkan semua isteri beliau berkunyah.. suatu hari Aisyah -rodhiallohu ‘anha- pernah mengatakan:
“Ya Rasulallah, semua isterimu mempunyai kunyah, kecuali aku.”
Maka beliau mengatakan kepadanya: “Ambillah kunyah, kamu (berkunyah) ‘ummu abdillah.'”
Dan Aisyah pun setelah itu dipanggil dengan panggilan Ummu Abdillah hingga wafatnya, padahal beliau tidak pernah melahirkan sama sekali. [HR. Ahmad: 25181, dishahihkan oleh Al-Arnauth].
Bahkan Nabi -shollallohu ‘alaihi wasallam- pernah menyapa anak kecil yang sedih karena burungnya mati dengan tujuan menghiburnya: “Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan (burung) ‘Nughoir’ terhadapmu ?”
Oleh karena inilah, dalam Madzhab Syafi’i kunyah dianjurkan, hal itu telah ditegaskan oleh Imam Nawawi -rohimahullah-:
“Disunnahkan memanggil orang yang mulia dengan kunyah, baik laki-laki maupun perempuan, baik memiliki anak maupun tidak, baik berkunyah dengan nama anaknya atau nama lainnya.
Dan tidak mengapa kunyah bagi anak kecil.
Bila orang yang berkunyah itu memiliki beberapa anak, maka sunnahnya memakai nama anak pertamanya untuk kunyahnya.
Dan Imam Syafi’i telah menegaskan akan tidak bolehnya berkunyah dengan ‘Abul Qosim’, baik dia namanya Muhammad atau selainnya, karena adanya hadits shahih dalam masalah itu (yang melarangnya).” [Kitab: Roudhotut Tholibin 3/235].
Silahkan dishare, semoga bermanfaat..
Musyaffa’ Ad Dariny, حفظه الله تعالى