Dalam banyak kesempatan, orang alim merasa dirinya orang yang berilmu sepatutnya dihormati, sehingga ia sangat mengharap agar orang jahil tahu diri, sehingga senantiasa mengerti dan memahami apapun yang terjadi dan dilakukan oleh orang alim. Orang alim berharap agar orang jahil lebih dahulu mengucapkan salam kepadanya sebagai bentuk penghormatan kepadanya.
Orang jahil diharapkan lebih bisa bersabar menghadapi sikap atau ucapan orang alim yang terasa menusuk di hati, Orang jahil sepatutnya lebih dahulu mengucapkan salam kepada orang yang berilmu dan demikian seterusnya.
Namun di sisi lain, orang jail berkata: seharusnya orang alim lebih bisa memahami, memaklumi, mengalah dan berlapang dada sehingga lebih pandai memaafkan kekurangan orang jahil.
Orang alim sewajarnya bisa lebih bersabar dalam menghadapi sikap orang jahil yang memang mencerminkan akan kejahilannya.
Orang jahil menuntut, agar orang alim senantiasa menjadi contoh dan teladan dalam segala hal, paling cepat dalam kebaikan dan paling jauh dari kejelekan, dan demikian seterusnya.
Menurut anda, kira kira kapan selesaikah perseteruan ini?
Tahukah anda dimana letak masalahnya dan sumber perseteruannya?
Sumbernya ialah karena masing-masing hanya berpikir tentang hak dirinya, dan lalai akan kewajibannya. Andai masing masing berpikir sebaliknya, fokus pada kewajibannya dan melupakan atau menimal memaafkan sebagian haknya niscaya kondisinya sangat indah.
Orang alim pengertian kepada orang jahil dan orang jahil juga pengertian kepada orang alim. Indahnya kondisi ini andai dapat terwujud.
Status ini adalah nasehat untuk anda yang membaca bukan nyindir alim tertentu atau jahil tertentu, dan kalaupun ada yang merasa maka seharusnya andalah orang yang harusnya paling merasa dituju dari status ini, naif sekali bila anda membaca nasehat lalu anda hanya berperan sebagai agen nasehat atau calo nasehat.
Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى