Wahai Ahlussunnah, bersabarlah…
Dan teruslah mendakwahkan tauhid dan sunnah Nabi, semampu kalian dan sesuai batasan syariat… walaupun badai cobaan terus menerpa kalian… ujian itu pasti akan berlalu dan semoga kita bisa melaluinya dengan baik, amin.
Ambillah pelajaran dari kisah Nabi Musa alaihissalam dengan Firaun:
a. Fir’aun adalah raja yang jelas-jelas kafir… disifati oleh Allah sebagai musuh-Nya dan musuh Nabi Musa (QS.Thaha: 39)… bahkan dia mengaku tuhan (QS. Annazi’at: 24)… dia kejam dan biadab, sampai-sampai tega memberi perintah membunuh semua bayi laki-laki Bani Isroil di negerinya, entah berapa ribu jumlahnya (QS. Al-A’rof: 141)… dan masih banyak kejahatan, kebejatan, dan kebiadaban dia yang lainnya.
b. Fir’aun keadaannya demikian sudah sejak sebelum lahirnya Nabi Musa alaihissalam, hingga Nabi Musa diutus, dan biasanya seorang nabi diutus di usia ke 40 tahun.. setelah Nabi Musa diutus pun, dia masih seperti itu.. bahkan setelah melihat 9 mukjizat Nabi Musa pun masih seperti itu juga (QS. Al-Isro’: 101).
Bisa kita bayangkan berapa tahun Allah membiarkannya dalam kesesatan dan kejahatannya. Ibnu Jarir Ath-Thobari -rohimahulloh- mengatakan: “Dari lahirnya Nabi Musa sampainya keluarnya Bani Isroil dari negeri mesir 80 tahun”. [Tarikh Thobari 1/386]. Dan ini belum termasuk masa berkuasanya Fir’aun sebelum Nabi Musa lahir.
Meski demikian, Allah memerintahkan kepada Nabi Musa -alaihissalam- untuk bersabar dalam mendakwahi Fir’aun, dengan mengatakan perkataan yang halus kepadanya, dan Allah memberikan harapan kepada Nabi-Nya mungkin saja dia sadar (QS. Thaha: 44).
c. Allah tidak memerintahkannya untuk memberontak dan menggulingkan Fir’aun… Bahkan akhirnya Allah memerintahkannya untuk membawa keturunan Bani Isroil yang beriman kepadanya untuk lari dan menyelamatkan diri dan umatnya yang beriman (QS. Asy-Syu’aro’: 52) .
Lihatlah bagaimana kesabaran Nabi Musa alaihissalam, beliau terus mengikuti perintah Allah dengan apa adanya, hingga akhirnya Allah menyelamatkannya dari Fir’aun dan bala tentaranya.
Lihatlah bagaimana Allah menolong para pejuang agama-Nya, di saat mereka di puncak kelemahan, dan di saat musuh mereka di puncak kekuatan!
Ingatlah selalu bahwa Allah hanya memerintahkan untuk membela Islam sesuai kemampuan kita dan sesuai jalan yang Allah gariskan untuk kita… Di sisi lain, Allah juga telah memberikan jaminan akan menjaga agama-Nya… Oleh karenanya, jangan sampai kita melampui batasan-Nya, sehingga kita menjadi binasa sendiri.
d. Ingatlah pemerintah kita, masih jauh lebih baik dari Fir’aun… dan diri kita jauh lebih rendah kedudukannya di sisi Allah dari Nabi Musa -alaihissalam-… Jika Nabi Musa saja memilih jalan sabar dengan tetap mendakwahkan yang baik dengan halus dan beradab, maka harusnya kita juga demikian, wallohu a’lam.
e. Kalaupun kita mati dalam memperjuangkan agama-Nya satu demi satu, hingga kita semua mati dalam rentang waktu lebih lama, itu lebih baik bahkan jauh lebih baik daripada kita semuanya mati dalam waktu singkat… tentu ini hanya seandainya saja, dan semoga hal itu tidak terjadi pada para pejuang dakwah sunnah di negeri yang kita cintai semua, Indonesiaku… wallohul musta’an, wa ilaihil musytaka.
[Faedah ini, penulis rangkum dari tausiah Syeikh Tarhib Addausary -hafizhahullah-, guru besar ilmu ushul fikih Univ Islam Madinah, di rumah beliau pada tanggal 22 Januari 2017 M].
Silahkan dishare, semoga bermanfaat…
Musyaffa’ Ad Dariny, حفظه الله تعالى