Ketika saya duduk bersama seorang politikus senior di senayan, tiba tiba beliau menceritakan satu vidio yang pernah beliau saksikan di youtube. Menurut beliau, pada vidio tersebut seorang lelaki bahkan seorang pendeta tepatnya, bercerita bahwa dia pernah berdoa meminta tiga hal kepada tuhan Yesus, dan ternyata ketiga-tiganya dikabulkan, maka kejadian ini bukti nyata bahwa tuhan yesus adalah benar-benar tuhan.
Kisah di atas menjadi pertanyaan besar bagi sang politikus, dan sudah sekian lama belum menemukan jawabannya, yang dengan dasar itu pula beliau mengajak ummat islam agar tidak terlalu fanatik dengan islamnya, alias toleransi kepada agama lain.
Setelah sang politikus selesai bercerita saya minta izin untuk menanggapi:
1. Saya balik bertanya: bukankah bapak juga tahu berjuta juta manusia mendapat pemberian dan karunia tanpa berdoa, apa itu pertanda bahwa tuhan tidak ada ? Atau pertanda bahwa yesus bukan tuhan?
Mendengar pertanyaan saya, bapak.politikus tersebut terdiam.
2. Selanjutnya saya kembali bertanya: apa buktinya bahwa ketiga hal yang didapat oleh sang pendeta benar benar datang dari yesus ? Bisa jadi itu hanya faktor kebetulan saja, karena betqpa bayak pula orang yang berdoa kepadanya namun tidak dikabulkan.
Kembali bapak tersebut terdiam dan tidak dapat menjawab.
3. Adapun toleransi, maka toleransi yang benar adalah dengan saling membiarkan dan tidak saling mengganggu . Gambaran sederhana tentang toleransi bagaikan suami yang bangga dan meyakini bahwa istrinya adalah wanita tercantik dan bahkan bidadari, numun bukan berarti ia boleh menghina istri tetangga. Kalau toleransi diartikan sehari beribadah di gereja dan sehari di masjid, maka itu sama halnya dengan sehari bermalam dengan istri sendiri dan sehari kemudian bermalam bersama istri tetangga, apa bapak mau seperti itu?
Konsep toleransi dalam islam sudah jelas diajarkan dalam ayat berikut:
لكم دينكم ولي دين
“Bagi kalian agama kalian sedang bagiku agamaku.”
Sebagai orang beriman wajib untuk meyakini bahwa Islam adalah satu satunya agama terbenar dan yang lain tidak benar, namun bukan berarti anda berhak memaksa orang lain mengikuti pilihan dan keyakinan anda.
Sebagaimana orang lain juga pasti meyakini yang serupa, mereka bilang bahwa ummat islam adalah domba domba yang tersesat dan hanya mereka yang tidak tersesat.
Allah Ta’ala berfirman:
لا إكراه في الدين قد تبين الرشد من الغي
“Tiada paksaan dalam urusan mengikuti agama, sungguh telah nyata perbedaan antara petunjuk dari kesesatan.”
…bersambung di Part 2
Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى