“Baju sudah di packing… oleh-oleh… sudah, apa lagi ya?”
Gumam seorang calon pemudik.
Saudaraku,
Saat kita me-list apa yang akan kita bawa untuk mudik, pastikan ada niat yang tulus dalam daftar list tersebut, Ya niat..
Ini hal yang tidak boleh ketinggalan dalam mudik kita kali ini. Hal yang merubah biaya dan ongkos, keletihan, kemacetan berjam-jam dan pengorbanan selama mudik menjadi pahala.
Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung niatnya, dan setiap orang akan diganjar sesuai dengan niatnya tersebut.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Niatkan dalam rangka birrul waalidain, menyenangkan orang tua.
Niatkan shilaturrahim, menjaga hubungan dengan sanak saudara di kampung halaman.
Maka setiap langkah dan setiap kilometer yang kita lewati diberkahi oleh ALLAH.
Dan jangan lupa membawa doa-doa terbaik kita!
Diawali dengan do’a keluar rumah, do’a safar, do’a naik kendaraan, lalu iringi perjalanan dan kemacetan dengan permohonan dan harapan yang dipanjatkan.
“3 do’a yang pasti diijabah tanpa diragukan lagi: do’a orangtua, do’a musafir (orang yang sedang dalam perjalanan jauh), dan do’a orang yang terzhalimi.”
(HR. Tirmidzi)
Terakhir…
Pastikan tidak ada yang tertinggal selama perjalanan mudik kita khususnya shalat!
Salah satu yang mengiris hati ini adalah saat wajah itu pucat ketika menyadari kardus bawaannya tertinggal di bus tapi tanpa ekspresi saat shalat subuhnya sengaja ia tinggalkan ?!
Bagaimana mungkin mudik kita diberkahi jika kita tidak mau sujud dan rukuk kepada ALLAH ?!
Bagaimana mungkin mudik kita bernilai amal shalih sedangkan kita tidak menyambut panggilan ALLAH ?!
Tidak ada alasan untuk meninggalkannya, semua sudah dimudahkan, mulai dari mengqashar, menjama’, serta keringanan-keringan yang lain.
Semoga anda selamat sampai di tujuan dan mudik anda bernilai ibadah disisi ALLAH.
Muhammad Nuzul Dzikri, حفظه الله تعالى