Allah Ta’ala berfirman:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Ambillah ma’af dan perintahkan kepada yang ma’ruf dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”
(Al A’raaf: 199)
Ayat yang mulia ini memberikan kepada kita kaidah yang indah dalam bermua’amalah dengan manusia.
⚉ Allah menyuruh untuk mengambil ma’af.
Imam Mujahid berkata, “Artinya ambillah sifat pemaaf terhadap akhlak manusia dan perbuatan mereka.”
Dan sifat maaf itu tidak merendahkan derajat pelakunya sama sekali. Justeru semakin menambah kemuliaan sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam.
⚉ Lalu Allah memberikan pesan kedua: dan perintahkanlah kepada al’urf.
Imam Al Bukhari berkata: al’urf artinya perbuatan ma’ruf.
Karena hal ini dapat mencegah dari jatuh kepada mu’amalah yang tidak baik dengan cara menyuruh manusia kepada yang ma’ruf. Bahkan ini adalah benteng yang amat kokoh untuk membentengi masyarakat dari berbagai macam keburukan.
Tentunya timbangan perkara yang ma’ruf itu adalah alqur’an dan hadits sesuai pemahaman para shahabat. Bukan sesuai hawa nafsu manusia.
⚉ Lalu Allah menutup firmanNya dengan: dan berpalinglah dari orang-orang yang jahil.
Perbuatan jahil itu adalah segala perbuatan yang tidak berdasarkan ilmu seperti mencela, memaki, menggibah, dan sebagainya.
Menghadapi orang jahil haruslah dengan cara berpaling. Bukan membalas sikap jahil dengan sikap jahil lagi.
Karena dengan cara berpaling kita akan akan selamat dari kejahilannya dan selamat dari berbuat jahil lagi kepadanya.
Oleh karena itu Allah memuji sifat seperti ini dan menyebutnya sebagai sifat sifat ibadurrohman dalam firmannya:
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْناً وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَاماً
“Dan hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS Al Furqan: 63)
Semoga kita dapat mengamalkan ayat yang agung ini dan menjadikannya sebagai kaidah dan patokan dalam bermu’amalah dengan manusia.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.